Sri Mulyani Sebut Sektor Migas Sudah Menurun Sebelum Ada Pandemi
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, bisnis di sektor minyak dan gas (migas) juga mengalami penurunan di masa Pandemi Covid-19. Secara global, permintaan migas terus menurun dan perangkat pasokan juga mendapatkan tekanan karena berbagai faktor.
"Sektor pertambangan termasuk migas, terpukul sangat parah oleh pandemi Covid-19 ini," kata Sri Mulyani dalam acara 2020 International Convention on Indonesian Upstream Oil & Gas secara virtual, Jakarta, Rabu (2/12).
Terkait penurunan harga minyak, dia menilai perubahan tersebut dipicu oleh ketidakpastian yang makin diperparah akibat pandemi Covid-19. Sebab memang sejak sebelum terjadinya pandemi, sudah menurun.
-
Kenapa Pertamina perlu antisipasi gejolak ekonomi global? Erick menyebut kondisi ini memicu menguatnya dolar AS terhadap rupiah dan tentunya kenaikan harga minyak WTI dan Brent yang masing-masing telah menembus 85,7 dolar AS dan 90,5 dolar AS per barel.'Harga minyak ini bahkan diprediksi beberapa ekonom bisa mencapai 100 dolar AS per barel apabila konflik meluas dan melibatkan Amerika Serikat,' lanjut dia.
-
Bagaimana Pertamina meningkatkan produksi migas? Hal ini dihasilkan dari upaya Pertamina yang melakukan pengeboran secara massif dan agresif, baik untuk sumur eksplorasi dan eksploitasi yang mencapai 820 sumur maupun pemeliharaan sumur (Workover) sebanyak 32.530 sumur.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Apa penyebab kerugian PT Timah di tahun 2023? Virsal mengatakan penyebab terbesar kerugian tersebut karena harga timah di pasar global tengah mengalami penurunan. Alhasil, pendapatan yang dicatatkan PT Timah Tbk ikut turun.
-
Bagaimana Niko mengatasi penurunan omzet saat pandemi? Niko yang semula pasrah, akhirnya mulai menyadari potensi besar dari teknologi ini ketika dia mengunjungi sebuah tempat produksi DTF di Jakarta.
-
Apa kendala pengembangan migas di Indonesia Timur? Namun, untuk kembangkan Indonesia timur perlu banyak inisiatif. Salah satunya dari sisi penyediaan infrastruktur. “Akses market juga penting, infrastruktur di timur berbeda dengan di Indonesia bagian barat. Kalau di barat sudah ada bahkan tersambung ke Singapura, ada juga ke Pulau Jawa. Sementara di timur sedikit infrastruktur, hanya dihubungkan oleh LNG. Sementara market juga belum ada, belum banyak industri di sana (Indonesia timur),“ paparnya.
"Kami melihat harga minyak yang negatif yang belum pernah terjadi sebelumnya meskipun hanya untuk dua hari. Hal ini menunjukkan betapa menantang dan luar biasanya situasi yang sedang kita hadapi ini, termasuk dalam industri minyak dan gas," imbuhnya.
Dia melanjutkan, sebenarnya sektor migas telah berjuang sejak lama. Saat dia menjadi Menteri Keuangan 15 tahun lalu, pembahasan penurunan produksi migas juga telah dilakukan.
Ada beberapa hal yang benar-benar perlu ditangani agar dapat meningkatkan tingkat produksi atau lifting, baik di bidang minyak maupun gas. Harus ada kebijakan yang tepat untuk mendorong eksplorasi. Sebab jika mengandalkan produksi yang ada, semuanya telah menurun karena sudah terpakai lama.
"Tidak bisa kita gunakan sebagai pendekatan. Maka dari itu, kami perlu mempersiapkan strategi baru," kata dia.
Namun produksi yang sudah ada harus dipastikan efisiensi, mengingat perubahan yang tidak tetap dari harga minyak dan gas. Namun di saat yang sama, Sri Mulyani ingin mendorong SKK Migas dan industri untuk terus melakukan eksplorasi.
"Memang tidak mudah, apalagi dengan proyeksi harga minyak yang juga belum pulih dengan cepat. Tapi eksplorasi ini bisa dilakukan dengan teknologi serta dukungan Pemerintah," kata dia.
Dari sisi fiskal, pemerintah akan memberikan dukungan kepada pengusaha untuk dapat melakukan eksplorasi. Sekaligus mewujudkan potensi lifting dan produksi migas di Indonesia.
Dalam konteks yang lebih besar, Pemerintah sudah memberikan persetujuan melalui DPR (parlemen) lewat UU Cipta Kerja. Ini semua upaya yang Pemerintah coba lakukan agar dapat menciptakan perekonomian yang mampu berdaya saing dan produktif.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaSKK Migas menyebut sejumlah alat pengeboran (rig) di industri sektor hulu minyak dan gas (migas) banyak yang tidak laik pakai.
Baca SelengkapnyaPenurunan impor non migas disebabkan oleh beberapa komoditas, di antaranya, mesin dan peralatan mekanis serta bagiannya
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah mendorong pengembangan migas non konvensional (MNK).
Baca SelengkapnyaMasalah utama di bidang migas yang dihadapi adalah produksi minyak yang saat ini masih sangat rendah.
Baca SelengkapnyaSKK Migas memprediksi, penerimaan negara dari sektor hulu migas tahun ini akan berada di bawah target yang ditetapkan dalam APBN 2023.
Baca SelengkapnyaPadahal, kesepakatan Pemerintah bersama DPR RI menetapkan harga minyak mentah mencapai USD 82 per barel.
Baca SelengkapnyaDia juga mengajak masyarakat Indonesia untuk terus meningkatkan pemanfaatan energi baru dan terbarukan (EBT).
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menyebut PMI manufaktur Indonesia berada dalam tren menanjak di atas 50, bersama dengan beberapa negara seperti Turki dan Meksiko.
Baca SelengkapnyaKinerja industri kelapa sawit di Indonesia tak sebaik dari tahun kemarin.
Baca Selengkapnya