Sri Mulyani sebut utang dibutuhkan demi jaga pertumbuhan ekonomi
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani beranggapan bahwa defisit anggaran sebesar Rp 325,9 triliun dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 tidak membahayakan. Menteri Sri justru menilai utang dibutuhkan dalam menjaga momentum pertumbuhan ekonomi saat ini.
"Kami mendesain APBN dengan pemikiran agar tidak terjadi shock. Defisit semakin kecil tapi tidak dihilangkan," terang Menteri Sri Mulyani ketika memberikan kuliah umum di Magister Manajemen UGM, Yogyakarta, Rabu (23/8).
Kondisi perekonomian Indonesia saat ini dianggap baik oleh Menteri Sri dengan indikator pertumbuhan ekonomi positif. Bahkan, di antara negara G-20, pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di peringkat ketiga di bawah China dan India.
-
Bagaimana ekonomi RI bisa tumbuh 6,22% sampai 2045? 'Penerapan ekonomi hijau dalam jangka panjang diproyeksikan dapat menstabilkan pertumbuhan ekonomi rata-rata sebesar 6,22 persen hingga 2045,' kata Airlangga di Jakarta, Kamis (4/7).
-
Apa yang menjadi tantangan ekonomi global bagi BRI? Tantangan Perlambatan Ekonomi Global Sejak Tahun Lalu Berbagai tantangan ketidakpastian ekonomi, seperti kondisi perekonomian yang dihantui resesi dan perlambatan ekonomi global sejak tahun lalu.
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang dirasa bertanggung jawab atas kenaikan utang? 'Kita di-prank, yang terjadi justru kita bisa tahu kenaikan tertinggi sepanjang sejarah Republik ini ada di tangan Jokowi,' terang Eko.
-
Bagaimana BRI mendukung pertumbuhan ekonomi? Salah satu bentuk komitmen BRI dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional yakni dengan tetap mendorong penciptaan lapangan pekerjaan khususnya pada segmen UMKM melalui penyaluran kredit yang berkualitas.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
Menteri Sri memprediksi bahwa perekonomian nasional pada 2018 akan dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi global yang masih dihadapkan pada ketidakpastian dan pertumbuhan yang terbatas. Untuk mengakselerasi perekonomian 2018, pemerintah akan merealisasikan belanja negara yang efektif, efisien, akuntabel, dan sesuai prioritas, dengan didukung oleh penerimaan negara yang optimal serta sumber pembiayaan yang terukur dan terkendali.
"Salah satu cara mengoptimalkan penerimaan negara adalah dengan meningkatkan penerimaan pajak. Rasio pajak Indonesia masih cukup rendah bahkan apabila dibandingkan dengan negara-negara dengan karakteristik yang hampir sama di kawasan ASEAN seperti Malaysia dan Thailand," terang Menteri Sri.
Menteri Sri berkomitmen untuk meningkatkan penerimaan pajak di Indonesia. Kepatuhan membayar pajak, katanya, masih menjadi tantangan tersendiri. "Kita ingin meningkatkan penerimaan pajak tanpa masyarakat merasa terintimidasi. Kalau melihat perpajakan di Indonesia, kepatuhan masih menjadi tantangan," tutupnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca SelengkapnyaRealisasi tersebut setara dengan 33,1 persen dari target APBN 2024 sebesar Rp648,1 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menegaskan bahwa tingkat defisit tersebut masih tergolong moderat dan aman.
Baca SelengkapnyaKinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaWalau begitu, perekonomian Indonesia masih mencatatkan pertumbuhan di angka 5,05 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani melaporkan APBN mengalami surplus Rp22,8 triliun hingga 15 Maret 2024.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Baca SelengkapnyaMeski begitu, Sri Mulyani memastikan pembahasan RAPBN 2025 harus dalam postur yang terjaga dengan batas toleransi.
Baca Selengkapnya