Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Sri Mulyani: Tiap Negara Punya Strategi Hadapi Kenaikan Harga Energi dan Pangan

Sri Mulyani: Tiap Negara Punya Strategi Hadapi Kenaikan Harga Energi dan Pangan Menteri Keuangan Sri Mulyani. ©2022 Merdeka.com

Merdeka.com - Tahun ini pandemi Covid-19 memasuki tahun ketiga. Masing-masing negara di dunia pun telah mampu mengendalikan penyebaran virus corona.

Hanya saja hal itu tidaklah cukup lantaran dampak ekonomi yang diakibatkan menjadi tantangan lanjutan dari pandemi Covid-19. Akibat pemulihan ekonomi yang tidak merata dan serentak, muncul tantangan disrupsi permintaan barang yang tidak bisa berangsur normal dalam waktu singkat.

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, konflik geopolitik yang terjadi antara Rusia dan Ukraina pun makin memperkeruh suasana. Tak pelak masing-masing negara mengatur strategi untuk melindungi masyarakat dan negaranya.

Orang lain juga bertanya?

"Beberapa negara melindungi masyarakat dari ancaman kenaiakn harga pangan dan energi," kata Sri Mulyani dalam Rapat Kerja dengan Badan Anggaran DPR RI di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis (19/5).

Amerika Serikat (AS) sebagai negara adidaya membuat strategi dengan mengalihkan investasi ke energi bersih. Memberikan bantuan pangan gandum kepada masyarakatnya.

"AS sekarang bikin investasi bersih dan mensubsidi gandum buat warganya," kata Sri Mulyani.

Eropa, dalam menghadapi krisis pangan membebaskan bea masuk impor untuk produk-produk bahan makanan. Tak hanya itu pemerintah Uni Eropa juga memberikan subsidi pupuk yang saat ini harganya melejit.

Hal yang sama juga dilakukan India. Negara bollywood tersebut memberikan subsidi pupuk dan melarang ekspor gandum keluar negeri. Langkah ini diambil pemerintah setempat untuk memastikan kebutuhan dalam negeri terjaga cukup di tengah ancaman krisis pangan.

"India memberikan subsidi pupuk dan melarang ekspor gandum," kata Sri Mulyani.

Pemerintah Fokus Jaga Daya Beli Masyarakat

Sementara itu di Indonesia, pemerintah fokus untuk menjaga daya beli masyarakat yang masih rapuh di tengah tren pemulihan ekonomi nasional. Instrumen APBN digunakan sebagai syok absorber dari lonjakan harga energi dan pangan.

Per April 2022, inflasi Indonesia masih bisa terjaga di angka 3,47 persen. Kenaikan inflasi ini didukung membaiknya sektor transportasi, makanan-minuman dan daya beli masyarakat.

"Daya beli masyarakat ini bisa tergerus kalau harga barangnya naik, makanya ini perlu diperhatikan agar tetap terjaga pemulihan ekonomi," kata dia mengakhiri.

(mdk/ags)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani Waspadai Harga Minyak Kian Meroket, Harga BBM Bakal Naik?
Sri Mulyani Waspadai Harga Minyak Kian Meroket, Harga BBM Bakal Naik?

Tren kenaikan harga minyak dunia timbulkan kekhawatiran bakal turut berdampak terhadap harga BBM di Tanah Air.

Baca Selengkapnya
Prabowo Soroti Perang Ukraina dan Gaza: Pengaruhi Produksi Pangan, Politik Tak Stabil
Prabowo Soroti Perang Ukraina dan Gaza: Pengaruhi Produksi Pangan, Politik Tak Stabil

Prabowo memandang perkembangan dinamika geopolitik dan geostrategis global yang begitu cepat pengaruhnya terhadap suatu negara.

Baca Selengkapnya
Ketua MPR: Perang Rusia-Ukraina Isyaratkan Pertahanan Negara Harus Multidimensional
Ketua MPR: Perang Rusia-Ukraina Isyaratkan Pertahanan Negara Harus Multidimensional

Ketua MPR RI Bambang Soesatyo mengatakan, perang Rusia-Ukraina mengisyaratkan pertahanan negara harus dimaknai sebagai konsep holistik.

Baca Selengkapnya
Harga Minyak Dunia Meroket Dekati USD 100 per Barel, Sri Mulyani Beri Respons Begini
Harga Minyak Dunia Meroket Dekati USD 100 per Barel, Sri Mulyani Beri Respons Begini

Padahal, kesepakatan Pemerintah bersama DPR RI menetapkan harga minyak mentah mencapai USD 82 per barel.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani: Geopolitik Bikin Investasi Lambat
Sri Mulyani: Geopolitik Bikin Investasi Lambat

Indonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Waspadai Dampak Perang dan Inflasi Bisa Ganggu Rantai Pasok Global
Sri Mulyani Waspadai Dampak Perang dan Inflasi Bisa Ganggu Rantai Pasok Global

Berdasarkan dinamika politik dunia, saat ini terdapat sejumlah persoalan yang bisa menyebabkan Indonesia mengalami disrupsi suplai.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya
Sri Mulyani Tak Kaget Jepang dan Inggris Alami Resesi, Ini Alasannya

Tekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Wanti-Wanti Inflasi Pangan Bisa Ganggu Ekonomi Indonesia
Sri Mulyani Wanti-Wanti Inflasi Pangan Bisa Ganggu Ekonomi Indonesia

Pergerakan inflasi pangan dapat memberi tekanan besar terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya
Sri Mulyani Waspadai Gejolak Timur Tengah: Eskalasi Cukup Tinggi Pengaruhi Dinamika Keuangan Global
Sri Mulyani Waspadai Gejolak Timur Tengah: Eskalasi Cukup Tinggi Pengaruhi Dinamika Keuangan Global

Ketegangan geopolitik yang meningkat pada Oktober 2024 disebabkan oleh Israel yang memperluas serangan terhadap Hamas dan Hizbullah di Lebanon.

Baca Selengkapnya
Rupiah Anjlok ke Rp16.000 Pemerintah Khawatirkan Beri Dampak Begini
Rupiah Anjlok ke Rp16.000 Pemerintah Khawatirkan Beri Dampak Begini

Pemerintah harap konflik Timur Tengah tidak berkepanjangan.

Baca Selengkapnya
Israel Serang Iran, Harga Minyak Dunia Langsung Meroket
Israel Serang Iran, Harga Minyak Dunia Langsung Meroket

Selain berisiko memicu peperangan lebih besar, Arifin tak ingin harga minyak dunia meroket.

Baca Selengkapnya
Cara Jitu Pemerintah Hadapi Ancaman Kenaikan Harga Minyak Dunia
Cara Jitu Pemerintah Hadapi Ancaman Kenaikan Harga Minyak Dunia

Setidaknya, ada dua upaya pemerintah menanggulangi geopolitik Timur Tengah yang berdampak kenaikan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya