Sri Mulyani: Tingginya belanja negara mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih baik
Merdeka.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan bahwa realisasi penerimaan perpajakan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 menunjukkan hasil menggembirakan.
"Hal ini tercermin dari Penerimaan Pajak yang tumbuh 15,5 persen (tanpa Tax Amnesty dan Revaluasi Aset), didukung oleh pertumbuhan yang positif pada seluruh sektor utama, khususnya pada kedua sektor tadi," kata Sri Mulyani, di kantornya, Senin (15/1).
Sementara itu, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) juga tercatat melebihi target APBN-P 2017 yang mencapai Rp 308,4 triliun atau 118,5 persen dari target, dan tumbuh 17,7 persen dibandingkan tahun 2016.
-
Apa yang disampaikan Sri Mulyani tentang anggaran perlinsos Kemensos? 'Apabila dilihat pada chart tersebut, realisasi anggaran perlinsos dan bansos dari Kemensos 6 tahun terakhir, 2019—2024 periode yang sama Januari—Februari, tidak terdapat perbedaan pola realisasi belanja perlinsos kecuali pada tahun 2023,' ucap Sri Mulyani di Mahkamah Konstitusi RI, Jumat (5/4).
-
Apa yang diungkapkan Sri Mulyani tentang bukber Kabinet Jokowi? Sangat terbatas, tidak semua menteri hadir termasuk dari PDIP, PKB dan NasDem.
-
Apa profesi Sri Mulyani saat ini? Hingga saat ini, Ia mesih menjabat sebagai menkeu selama dua periode kepemimpinan Jokowi di Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju.
-
Apa rencana Prabowo untuk meningkatkan pendapatan negara? Presiden terpilih 2024-2029 Prabowo Subianto berencana akan membuat lembaga khusus bernama Badan Penerimaan Negara (BPN) untuk memaksimalkan pendapatan negara.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kenapa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023 lebih tinggi? “Pertumbuhan ekonomi kita secara kuartal (q-to-q) lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan sebelumnya yang ini sejalan dengan pola yang terjadi di tahun-tahun sebelumnya, yaitu pertumbuhan triwulan II selalu lebih tinggi dibandingkan di triwulan I,“ terang Edy.
Sedangkan untuk realisasi Belanja Negara sampai dengan akhir Desember 2017 mencapai Rp 2.001,6 triliun atau 93,8 persen dari pagu APBN-P 2017. Belanja tersebut meliputi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp 1.259,6 triliun serta Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar Rp 742,0 triliun, atau masing-masing tumbuh 9,1 persen dan 4,5 persen dari realisasi tahun 2016.
"Relatif tingginya realisasi belanja modal dan bantuan sosial tahun 2017 menunjukkan kontribusi Belanja Pemerintah Pusat terhadap pertumbuhan ekonomi yang lebih baik," imbuhnya.
Peningkatan realisasi belanja tersebut turut mendorong tercapainya berbagai sasaran strategis yang secara nyata dapat dirasakan oleh masyarakat, antara lain bidang infrastruktur, berupa 794 km pembangunan jalan, 9.072 m pembangunan jembatan, penyelesaian pembangunan tiga bandara, dan pembangunan 618,3 km rel kereta api.
Di bidang pendidikan, diwujudkan dengan penyaluran Kartu Indonesia Pintar kepada 19,8 juta siswa, Bantuan Operasional Sekolah bagi delapan juta siswa, dan beasiswa Bidik Misi untuk 364,4 ribu mahasiswa. Dalam bidang kesehatan dan perlindungan sosial, melalui penyaluran Kartu Indonesia Sehat kepada 92,1 juta jiwa penerima bantuan iuran serta Program Keluarga Harapan bagi 6 juta keluarga penerima manfaat.
"Realisasi anggaran subsidi tahun 2017 mencapai Rp 166,3 triliun (98,5 persen terhadap APBN-P Tahun Anggaran 2017) atau lebih rendah 4,6 persen dibandingkan realisasi tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh pelaksanaan kebijakan subsidi listrik lebih tepat sasaran."
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sri Mulyani mencatat APBN Surplus Rp67,7 Triliun per Kuartal II-2023
Baca SelengkapnyaBendahara negara ini juga melaporkan, kinerja APBN sampai dengan akhir Juli masih tetap terjaga positif.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah melebihi target Undang Undang (UU) APBN untuk tahun 2023 yang hanya Rp2.463,2 triliun.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimis outlook penerimaan pajak tahun ini bisa melebihi target yang sudah ditentukan sebesar Rp1.818,2 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani merinci, penerimaan pajak terbesar disumbang Pajak penghasilan (PPh) Non Migas mencapai Rp593,76 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah selama 8 bulan terakhir sukses menjaga realisasi pendapatan lebih besar dibanding pengeluaran atau belanja pemerintah.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan yakni 7,6 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaHingga September 2023, penerimaan pajak capai Rp1.387,78 Triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi belanja negara tumbuh sebesar 10,9 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaAngka tersebut sudah mencapai 101,3 persen dari targetAPBN 2023.
Baca SelengkapnyaRealisasi ini setara dengan 0,71 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Baca SelengkapnyaGaji karyawan cenderung naik terlihat dari sumbangan pajak yang terus meningkat.
Baca Selengkapnya