Sri Mulyani Waspadai Penurunan Investasi di Akhir Tahun
Merdeka.com - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati optimistis pertumbuhan ekonomi pada tahun ini sebesar 5,1 persen. Meski demikian, pihaknya terus mewaspadai penurunan investasi di kuartal III dan IV mendatang.
"Seperti kita sampaikan secara over all satu tahun ini sekitar 5,08 atau jadi 5,1 persen. Kita lihat kuartal III dan IV, mungkin yang harus kita lihat adalah investasi apakah masih akan tetap di level 5 persen itu," ujarnya di Kantor DJP, Jakarta, Senin (14/10).
Sri Mulyani melanjutkan, pertumbuhan ekonomi ke depan masih akan disumbang oleh konsumsi masyarakat yang masih terjaga. Apalagi pada Agustus lalu terjadi deflasi pada indeks harga konsumen.
-
Siapa yang menyatakan deflasi mengancam daya beli? Definisi Deflasi Dengan terjadinya deflasi secara beruntun dalam lima bulan terakhir, terdapat kekhawatiran bahwa daya beli masyarakat mulai melemah.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi bisa dicapai? Pengembangan kuantitas produksi berikut umumnya disebabkan oleh semakin majunya teknologi, adanya inovasi bisnis yang efisien serta eskalasi minat konsumen pada tren tertentu.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Kapan deflasi di Indonesia terjadi? Badan Pusat Statistik (BPS) menginformasikan bahwa Indonesia mengalami deflasi lagi pada bulan September 2024.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Siapa yang mendukung Banyuwangi dalam pengendalian inflasi? 'Kami juga terus koordinasi dengan BI sebagai otoritas moneter yang berkait erat dengan pengendalian inflasi. BI memiliki concern yang kuat dan detil ke pemda-pemda untuk mengendalikan inflasi sesuai arahan Presiden Jokowi,' jelas Ipuk.
"Kalau konsumsi kita harap dengan adanya stabilitas harga, bahkan ada deflasi kita mengharap konsumsinya, posisi indeks confidance nya dari konsumen cukup kuat. Jadi kita berharap akan tetap bisa terjaga di 5 persen," jelasnya.
Selain investasi dan konsumsi, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut juga terus mengamati perkembangan ekspor dan impor. Di mana, kedua komponen tersebut sangat terpengaruh kondisi global. "Kita perhatikan, tadi dinamika ekspor impor," tandasnya.
Sri Mulyani Harap Penurunan Ekspor Tak Besar
Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan kondisi neraca perdagangan Indonesia selama September 2019. Neraca perdagangan tersebut juga akan menggambarkan bagaimana kondisi ekspor dan impor Indonesia pada bulan lalu.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati berharap, penurunan ekspor di September tidak separah bulan-bulan sebelumnya. Meski demikian, dia mengakui, ekspor impor Indonesia masih menghadapi berbagai macam tantangan salah satunya perang dagang AS-China.
"Kita sendiri di dalam negeri, Kita lihat dari komponen yang terpengaruh oleh dinamika global itu ekspor impor kita. Saya berharap penurunan ekspor yang selama ini terjadi bisa lebih kecil, gitu. Sehingga harapan sekarang ini, semoga ada keputusan interim antara Trump dan China mungkin ini juga akan memberikan dampak positif," ujarnya di Kantor DJP, Jakarta, Senin (14/10).
Selain ekspor, pemerintah juga akan terus mengamati perkembangan impor. Di mana impor merupakan salah satu indikator yang menunjukkan pergerakan perekonomian dalam negeri.
"Untuk impor, kalau kondisi kegiatan di dalam negeri menunjukkan adanya pelemahan tentu impornya juga menunjukkan hal itu. Impor ini juga menunjukkan leading indikator, jadi yang selama ini sudah negatif itu menggambarkan mereka juga akan mengurangi stok," jelasnya.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia tersebut enggan memprediksi angka neraca perdagangan pada September 2019.
"Aku tidak melakukan proyeksi. Pokoknya kita melihat dari sisi perkembangan perekonomian secara global kan masih diliputi ketidakpastian," tandasnya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kinerja apik ini tak lepas dari terjaganya tren pemulihan ekonomi nasional hingga memasuki akhir tahun 2023.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan, inflasi yang rendah sangat penting untuk mendukung daya beli masyarakat, terutama di kalangan kelompok menengah bawah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani berharap, dengan pemangkasan suku bunga yang dilakukan The Fed Fund Rate akan terus memberikan momentum positif bagi perekonomian Indonesia.
Baca SelengkapnyaSelain itu, pertumbuhan ekonomi ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan beberapa persoalan dunia yang dapat mengancam perekonomian dan sistem keuangan Indonesia.
Baca SelengkapnyaSoal pergeseran kelas menengah, menurutnya pergeseran kelas itu tidak hanya terjadi pada satu kelompok.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengatakan Indonesia tetap harus waspada meski ketahanan ekonomi domestik dianggap resilience.
Baca SelengkapnyaInflasi di berbagai negara saat ini, terutama negara maju sudah mulai menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Baca SelengkapnyaPergerakan inflasi pangan dapat memberi tekanan besar terhadap tingkat inflasi secara keseluruhan.
Baca SelengkapnyaLonjakan inflasi yang dirasakan oleh sejumlah negara mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat, termasuk di Indonesia.
Baca SelengkapnyaAktivitas terkait penyelenggaraan Pemilu 2024 sudah dimulai.
Baca Selengkapnya