Strategi Kementan Jaga Ketersediaan dan Harga Pangan Tetap Stabil
Merdeka.com - Sekretaris jenderal Kementerian Pertanian Momon Rusmono, mengatakan meskipun semua fokus pada masalah kesehatan demi menangani virus corona di Indonesia, jangan sampai lengah terhadap masalah pangan juga.
"Masalah pangan kalau tidak diselesaikan dengan baik dalam rangka memenuhi kebutuhan 267 juta penduduk Indonesia, akan muncul masalah sosial dan masalah ekonomi," kata Momon dalam acara Meraup Untung Bisnis Pangan di Masa Pandemi Covid-19, Rabu (22/4).
Oleh karena itu, ada tiga hal yang diperhatikan oleh Kementerian Pertanian yang disampaikan oleh Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Pertama, Menteri Syahrul mengajak semua komponen pertanian baik itu Aparatur Sipil Negara (ASN), pelaku usaha, pelaku utama, dan stakeholder lainnya harus tetap bekerja keras dan berkomitmen dalam menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia.
-
Mengapa Kementan menjaga ketahanan pangan? Kita harus menjaga ketahanan pangan karena bila terjadi krisis pangan akan melompat menjadi krisis politik,' ungkap Amran.
-
Kenapa Kementan fokus pada swasembada beras? 'Kondisi dunia sekarang sedang menghadapi krisis pangan. Bahkan sudah ada negara yang kelaparan dan beberapa negera menyetop ekspor karena perubahan cuaca. Jadi mau tidak mau kita harus menuju swasembada dan harus berdiri di kaki sendiri.
-
Apa tujuan utama Kementan dalam menangani potensi krisis pangan? Krisis pangan harus terus diwaspadai, mengingat produksi beras di tahun 2022 hanya sekitar 31,54 juta ton. Kondisi ini diprediksi cenderung stagnan di tahun 2023 karena adanya iklim ekstrem El-Nino. Hal ini menjadikan peningkatan produksi pangan khususnya padi dan jagung menjadi upaya - upaya yang wajib untuk dilakukan.
-
Apa yang dilakukan Kementan untuk swasembada pangan? Kapolri mengaku optimis langkah tersebut dapat terealisasi mengingat Amran merupakan pakar yang mengerti dan tahu cara mewujudkannya.
-
Apa yang menjadi fokus Kementan saat ini? Mentan Amran saat ini tengah gencar menyalurkan pompanisasi ke wilayah sentra produksi khususnya di area Jawa.
-
Dimana Kementan fokus meningkatkan produksi pangan? Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman (Mentan Amran), mengajak semua pihak mulai dari pemerintah pusat hingga daerah untuk fokus melakukan upaya peningkatan produksi pangan melalui pemanfaatan lahan rawa baik pasang surut maupun lahan tadah hujan atau non irigasi di sejumlah daerah.
"Poin kedua, kita juga harus menjaga keseimbangan supaya demand bahan pangan, kita juga harus menjaga supaya stabilisasi harga pangan tetap terjaga, banyak kasus-kasus produksi melimpah harga justru naik. Contohnya, senin pagi saya diminta mengevaluasi data harga bawang merah kami cek disumber produksinya di Brebes harganya Rp26.000-28.000 ribu, tapi di pasar Jakarta bisa Rp52 ribu," ujar Momon.
Demikian juga masalah harga ayam, begitu pun masalah beras, pihaknya memprediksi bahwa produksi beras untuk April-Mei bisa mencapai 12 juta ton, tapi di lapangan harga beras cenderung meningkat.
"Nah ini PR kita bersama, padahal di sisi lain kebutuhan pangan bagi 267 juta penduduk artinya kebutuhan ada, produksi ada, tapi kenapa harga naik. Nah ini tugas kita menjaga suplai demand dan stabilisasi harga pangan. Itulah peran petani milenial bagaimana strategi memperpendek rantai pertanian dan menumbuh kembangkan bisnis start up," jelasnya.
Selanjutnya, yang ketiga, Kementerian Pertanian akan bekerja sama dengan stakeholder, baik pemerintah pusat, pemerintah daerah, seperti kabupaten kota, lesgislatif, DPR maupun di pusat dan daerah. Namun yang terpenting bagaimana hubungan dengan pelaku utamanya.
Untuk mengantisipasi arahan Menteri Pertanian, dia mengatakan ada beberapa strategi yang dituangkan dalam beberapa tahapan yakni, pertama tahap jangka pendek atau SOS.
"Amankan produksi ketersediaan kebutuhan pangan minimal sampai Mei dan Agustus. Menjelang Ramadan kebutuhan pangan akan terus kita jaga, ada program SOS, dengan mengajak petani milenial untuk membantu memecahkan masalah yang ada yang bersifat jangka pendek, emergency dan SOS," jelasnya.
Strategi kedua, dengan pendekatan jangka menengah, diperhitungkan dari Agustus 2020-Agustus 2021 ada program-program untuk petani bisa terus berjuang, dengan memberikan bantuan produksi yang bisa membantu petani. Selain itu, kondisi pandemi ini bisa menjadi momen yang baik untuk menumbuh kembangkan petani milenial yang berbasis teknologi.
"Barangkali dalam menghadapi covid-19 dengan banyak tantangan dan merupakan suatu kebutuhan bagaimana menumbuh kembangkan petani milenial. Ada hal menarik dengan kondisi covid-19 dengan membatasi social distancing, bagaimana pemasaran-pemasaran dengan pendekatan IT," tandasnya.
Reporter: Tira Santia
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Jokowi siapkan langkah antisipasi pengaruh tahun politik ke ekonomi.
Baca SelengkapnyaSaat ini Indonesia sedang dihadapkan pada tantangan besar dengan adanya iklim ekstrim El Nino.
Baca SelengkapnyaMendagri Tito meminta Pemda mewaspadai suasana memanas saat Ramadan dan Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaJokowi meminta TNI memiliki kepekaan terhadap dunia yang sedang mengalami krisis.
Baca SelengkapnyaSalah satu upaya yang telah dilakukan TNI yakni lewat Gerakan Nasional Ketahanan Pangan (GNKP).
Baca SelengkapnyaDaud juga mengingatkan bahwa 7-16 persen penduduk Indonesia masih rentan terhadap masalah kelaparan, meski sudah ada penurunan.
Baca SelengkapnyaHarga beras sepekan terakhir melambung tinggi dari sebelumnya. Bahkan di sejumlah retail stoknya kosong.
Baca SelengkapnyaPara menteri diminta untuk menjaga harga pangan jelang Idul Fitri.
Baca SelengkapnyaJokowi juga mengingatkan agar penyaluran bansos dipantau ketat supaya tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaIndonesia memiliki sumber daya alam yang potensial dan sangat banyak.
Baca SelengkapnyaMendag Budi memantau harga barang kebutuhan pokok (bapok) di Pasar Gedhe, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah.
Baca SelengkapnyaApabila inflasi naik, lanjut Ferry, maka akan berdampak buruk dan negatif bagi perekonomian RI.
Baca Selengkapnya