Strategi PHE Penuhi Kebutuhan Minyak di Indonesia yang Masih Tinggi di 2050
Merdeka.com - PT Pertamina Hulu Energi (PHE) tengah berupaya untuk meningkatkan eksplorasi dan produksi minyak yang dikelolanya. Mengingat Indonesia diprediksi membutuhkan sekitar 1.000 megaton oil equivalent (MTOE) pada 2050 mendatang.
Direktur Eksplorasi PHE, Muharram Jaya Panguriseng menyebut kebutuhan itu mengacu pada rencana umum energi nasional (RUEN) yang ditetapkan pemerintah. Jumlah ini meningkat pesat dari kebutuhan energi di 2021 sebanyak 210 MTOE. Rinciannya, 11 persen dipenuhi dari energi baru terbarukan (EBT), 32 persen dari minya sebagai kebutuhan energi primer, dan 19 persen dari gas.
"Tadinya saya berpikir pada tahun 2050 porsi tersebut akan turun, secara presentase ya akan turun, kita nanti minyaknya akan (memenuhi) 20 persen (dari total energi yang dibutuhkan) pada tahun 2050," kata dia dalam diskusi panel Editor Energy and Mining Society (E2S), Selasa (13/12).
-
Apa yang naik 90% di Pertamina? Lonjakan tertinggi terjadi pada Pertamax Turbo dengan jumlah 938 kiloliter (KL)/hari, naik 90,7% dibandingkan penjualan normal 492 KL/hari.
-
Kenapa konsumsi bensin meningkat? Pertama sebelum Libur Natal meningkat hingga +16%, lalu menuju liburan Tahun Baru meningkat +12,1%, dan terakhir saat arus balik meningkat +9,6%.
-
Apa yang Pertamina tambah? Pertamina Patra Niaga terus menambah persediaan LPG 3 kg untuk wilayah Jawa Tengah dan DIY.
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Apa fokus Pertamina di bidang energi? Sebagai BUMN Energi nasional, Pertamina fokus menjawab 3 (tiga) isu strategis yakni Energy Security (ketahanan energi), Energy Affordability (keterjangkauan biaya energi), dan Environmental Sustainability (keberlanjutan lingkungan).
Dia mengakui, memang secara persentase ada penurunan dari 32 persen ke 20 persen kebutuhan energi Indonesia ditanggung oleh minyak bumi. Namun, dari sisi volume terjadi peningkatan berkali-kali lipat. Sebut saja, 32 persen dari 210 MTOE di 2021 adalah 67,2 MTOE, sementara 20 persen dari 1.000 MTOE di 2050 adalah 200 MTOE.
Pada saat yang sama, terjadi peningkatan juga dari sisi gas. Ada target Pertamina harus memenuhi produksi gas sebesar 24 persen dari total kebutuhan. Artinya, ada peningkatan sekitar 5 persen dari porsi di tahun 2021. Pada sektor ini, Muharram menyebut sejalan dengan target transisi energi dengan pemanfaatan gas bumi.
Mengacu pada data tersebut, Muharram mengatakan, setidaknya Pertamina harus memenuhi 44 persen, dari kebutuhan minyak dan gas bumi, terhadap total energi yang dibutuhkan Indonesia. Hal ini bisa dilakukan dengan meningkatkan eksplorasi dan produksi migas yang dikelola.
Genjot Eksplorasi
Muharram menuturkan, dengan porsi tersebut, setidaknya Pertamina harus memenuhi 440 MTOE di 2050. Maka, perlu didorong dari segi eksplorasi dan produksi minyak dan gas untuk kebutuhan dalam negeri.
"Jadi kita bisa simpulkan bahwa minyak dan migas masih akan memegang peran yang sangat vital pada tahun 2050 nanti, itu yang membuat Pertamina ke depan harus agresif dan masif di dalam melakukan eksplorasi," tegasnya.
Proses eksplorasi dan produksi ini juga sejalan dengan target pemerintah untuk memproduksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 MMSCFD gas di 2030 mendatang.
"Itu juga bagian dari upaya kita untuk memenuhi target nasional 1 juta barel equivalent dan 12 MMSCFD pada tahun 2030, jadi tidak ada cara lain untuk melakukan eksplorasi yang masif dan agresif," pungkasnya.
Reporter: Arief Rahman Hakim
Sumber: Liputan6.com
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
SKK Migas jmenyatakan peningkatan produksi migas dari lapangan yang sudah ada perlu dibarengi pula dengan peningkatan kegiatan eksplorasi secara masif.
Baca SelengkapnyaTarget bauran EBT sebesar 17-19 persen bisa tercapai jika negara konsisten menyuntik mati PLTU batu bara
Baca SelengkapnyaBerdasarkan Grand Strategi Energi RI, ditargetkan pada 2030 sebanyak 440 ribu kendaraan dan 257 unit kapal akan menggunakan BBG.
Baca SelengkapnyaTingkat produksi itu dicapai atas keberhasilan sumur pengembangan ST-217 yang berkontribusi sebesar 269 BOPD.
Baca SelengkapnyaAngka capaian ini juga mencatatkan peningkatan produksi minyak sebesar 27,22 persen dari 2021 atau 10,12 persen dari 2022.
Baca SelengkapnyaPemerintah tidak ingin Indonesia sembrono dalam mengekspor energi hijau.
Baca SelengkapnyaPHE siap mendukung pemerintah untuk mencapai target produksi minyak nasional tahun 2030 sebesar 1 juta Barel per hari.
Baca SelengkapnyaKetersediaan batu bara yang melimpah menjadikan komoditas ini sebagai penggerak perekonomian nasional.
Baca SelengkapnyaSaid juga menyinggung mengenai konversi program minyak tanah ke LPG yang mengakibatkan kebutuhan impor LPG Indonesia terus meningkat.
Baca SelengkapnyaSKK Migas menargetkan lifting minyak hingga 1 juta barel per hari hingga 2030.
Baca SelengkapnyaStrategi PLN untuk mencapai net zero emission 2060, terbagi menjadi beberapa tahap.
Baca SelengkapnyaPemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit listrik sebesar 68 gigawatt (GW) dalam 10 tahun ke depan.
Baca Selengkapnya