Studi: 50 persen perusahaan di RI tak punya asuransi bisnis
Merdeka.com - Dalam suatu bisnis dalam sekala kecil, menengah maupun besar harus siap untuk dihadapkan dengan resiko bisnis. Sebagai perusahaan profesional harus mempunyai langkah yang tepat untuk menanggulanginya. Salah satunya yaitu menggunakan asuransi bisnis.
Presiden Direktur QBE General Insurance Indonesia Aziz Adam Sattar mengatakan dalam studinya, hampir 50 persen perusahaan Indonesia tidak memiliki asuransi tanggung gugat bisnis. Menurutnya, perusahaan Indonesia memerlukan pengetahuan yang lebih akan resiko bisnisnya.
"Perusahaan Indonesia memerlukan lebih banyak edukasi," ujarnya di Jakarta, Rabu (19/7).
-
Dimana asuransi bisnis digunakan? Asuransi bisnis atau sering disebut sebagai asuransi komersial adalah bentuk perlindungan yang dirancang untuk melindungi perusahaan.
-
Bagaimana meminimalisir risiko di awal membangun bisnis? Dia berpesan, dalam video tersebut, memulai bisnis dari hal yang kecil membantu untuk meminimalisir risiko dan bisa lebih fleksibel untuk melakukan trial and error.
-
Bagaimana BRI mengelola resiko di tengah pemulihan? Kendati demikian untuk memperkuat kondisi yang semakin membaik, pihaknya menerapkan strategi konservatif dengan mengalokasikan dana pencadangan yang lebih dari memadai sebagai salah satu mitigasi risiko.
-
Apa yang harus dilakukan ketika bisnis berkembang? Ketika bisnis mulai berkembang, sudah sepatutnya Anda melibatkan atau merekrut orang lain untuk menangani hal-hal teknis atau operasional. Tugas Anda setelah merekrut orang yaitu meluangkan waktu untuk merumuskan bagaimana bisnis bisa menjadi lebih besar.
-
Kenapa Asuransi Aurora cocok untuk mengantisipasi risiko finansial? Dengan memiliki Asuransi Aurora, finansial Anda akan terlindungi dari berbagai risiko yang akan terjadi. Anda dan keluarga pun dapat menjalankan aktivitas sehari-hari dengan aman dan tenang.
-
Apa yang harus dipertimbangkan saat memulai bisnis? Dia juga berpesan agar memperhatikan ketersediaan dana, setidaknya bisa mencakupi Pengeluaran tetap seperti gaji, sewa dan lain-lain.
Aziz menuturkan dengan tidak memiliki asuransi tanggung gugat, suatu perusahaan akan mendapatkan resiko yang lebih besar. "Perusahaan-perusahaan kehilangan kesempatan untuk memberi kompensasi, serta berpotensi menempatkan bisnis, konsumen, dan masyarakat umum dalam resiko yang lebih tinggi" katanya.
Aziz menambahkan resiko bisnis yang paling sering ditemui dalam 12 bulan terakhir. Salah satunya, masalah operasional perusahaan.
"Kehilangan pendapatan karena gangguan usaha 32 persen, investaris yang hilang atau rusak 23 persen, kerusakan peralatan 22 persen, peretasan sistem bisnis dan komputer 20 persen, kerusakan bangunan perusahaan 20 persen, kecelakaan kerja 20 persen, dan penipuan melalui internet 10 persen," pungkasnya.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sosialisasi mengenai inklusi keuangan masih harus ditingkatkan, terutama asuransi.
Baca SelengkapnyaLiterasi pada sektor perasuransian hanya sebesar 31,7 persen dan inklusi sebesar 16,6 persen. Pencapaian ini masih jauh di bawah sektor perbankan.
Baca SelengkapnyaAgen asuransi menjadi salah satu pekerjaan dengan gaji yang tinggi.
Baca SelengkapnyaOgi menuturkan, pengawasan khusus dilakukan dengan tujuan agar perusahaan dapat memperbaiki kondisi keuangannya untuk kepentingan pemegang polis.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, risiko itu sulit diprediksi karena minim data historis. Maka, industri asuransi dan reasuransi bisa mengambil peran untuk menjamin ketidakpastian.
Baca SelengkapnyaUsulan Apindo untuk memperkuat industri asuransi di Tanah Air.
Baca SelengkapnyaAda banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap asuransi. Aspek penipuan menjadi salah satu yang jadi perhatian.
Baca SelengkapnyaIndustri asuransi berperan mengakumulasi sumber-sumber pendapatan yang ada dalam masyarakat
Baca SelengkapnyaPenyebab utamanya adalah harga dasar (base pricing) yang terlalu rendah, penyesuaian tarif yang belum sesuai dengan inflasi medis.
Baca SelengkapnyaDirektur Utama PT Askrindo, Fankar Umran mengatakan pentingnya memberikan kesadaran mengelola keuangan dengan bijak di usia muda.
Baca SelengkapnyaJumlah tertanggung industri asuransi jiwa Lebih rendah dibandingkan jumlah kepesertaan BPJS Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) di tahun 2022.
Baca SelengkapnyaIchwan Septiadi, Sharia Focused KPM Lead mengungkapkan sektor keuangan syariah membutuhkan peran generasi muda sebagai agen perubahan.
Baca Selengkapnya