Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Studi IMF: Uang Digital Datang, Uang Tunai Terancam Hilang

Studi IMF: Uang Digital Datang, Uang Tunai Terancam Hilang Uang Digital. © Ecommercecenter.net

Merdeka.com - International Monetary Fund (IMF), dalam studi terbarunya, menemukan potensi hilangnya uang tunai dengan produk digital (cryptocurrency) di masa depan. Salah satu yang terimbas ada pada dana simpanan di bank.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tobias Adrian dan Tommaso Mancini-Griffoli ini dirangkum dalam dokumen The Fintech Note berjudul The Rise of Digital Money dan dipublikasikan Senin lalu.

Isinya, memperlihatkan betapa ketatnya persaingan perusahaan teknologi dengan perbankan dan perusahaan kartu kredit.

Dikutip dari Coindesk, Rabu (17/7), sang penulis menyebutkan format uang digital semakin diminati oleh konsumen dan pembuat kebijakan. "Uang konvensional bersaing ketat dengan uang elektronik, di mana uang tunai bisa disimpan dalam uang digital ini dengan nilai kurs yang disesuaikan," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Demi menjaga eksistensi, perbankan disarankan untuk berinovasi dan menawarkan keunggulan yang tidak dimiliki uang elektronik dan uang digital.

Masih Dipertanyakan Stabilitasnya

Meski begitu, format uang elektronik masih dipertanyakan stabilitasnya. "Memang mempermudah transaksi, namun jika pelanggan menyimpan 10 euro, dia juga harus mendapat 10 euro di masa depan," tulis peneliti.

Selain itu, makalah ini juga membahas tentang i-money yang memungkinkan pertukaran uang digital dengan uang kertas.

Peneliti langsung tertuju pada mata uang kripto besutan Facebook, Libra, yang berpotensi jadi i-money baru. Sebab, Libra bisa ditukar dengan mata uang pemerintah.

"Koin Libra dapat ditukar ke dalam mata uang kertas kapan saja dari nilai yang sedang berjalan dari portofolio yang mendasarinya, tanpa jaminan harga apa pun," lanjutnya.

Butuh Peran Bank Sentral

Di sini, peran bank sentral sebagai pengendali terbentuknya uang elektronik masa depan sangat dibutuhkan. Tujuannya agar persaingan bisnis di lapangan tetap sehat.

"Salah satu solusinya adalah menawarkan akses penyedia uang elektronik baru terpilih ke cadangan bank sentral, meskipun dalam kondisi yang ketat. Melakukan hal itu menimbulkan risiko, tetapi juga memiliki berbagai keuntungan."

Makalah ini juga mengusulkan solusi yang berbeda, yaitu synthetic CBDC (sCBDC), di mana bank sentral akan menawarkan layanan penyelesaian kepada penyedia uang elektronik, termasuk akses ke cadangan bank sentral. Namun, semua fungsi lain akan menjadi tanggung jawab penyedia uang elektronik swasta berdasarkan peraturan.

sCBDC akan menjadi model yang lebih murah dan sedikit beresiko. Dengan konsep ini, sektor swasta masih memungkinkan untuk berinovasi dan berinteraksi dengan pelanggan. Sementara bank sentral memberikan rasa kepercayaan dan efisiensi pada pelanggan secara bersamaan.

"Tidak kalah pentingnya, bank-bank sentral di beberapa negara dapat bermitra dengan penyedia uang elektronik untuk secara efektif menyediakan mata uang digital bank sentral (CBDC) atau versi digital dari uang tunai," saran peneliti.

Reporter: Athika RahmaSumber: Liputan6

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ramai-ramai Rupiah Digital, Pakar Ekonomi Unair Ungkap Tantangan Implementasinya Terkendala Akses Internet Belum Merata
Ramai-ramai Rupiah Digital, Pakar Ekonomi Unair Ungkap Tantangan Implementasinya Terkendala Akses Internet Belum Merata

BI menegaskan rupiah digital tidak akan menggantikan uang kertas dan koin yang ada saat ini

Baca Selengkapnya
Rupiah Digital Masih Tahap Eksperimen Agar Tak Terkendala Jika Mati Listrik
Rupiah Digital Masih Tahap Eksperimen Agar Tak Terkendala Jika Mati Listrik

Transaksi digital di Indonesia semakin pesat. Hal itu tercatat dalam laporan tahunan BI 2021.

Baca Selengkapnya
BI Sedang Teliti Rupiah Digital Sebelum Diluncurkan
BI Sedang Teliti Rupiah Digital Sebelum Diluncurkan

Saat ini masih di tahap penelitian dan akan menuju fase menengah.

Baca Selengkapnya
Mengenal Rupiah Digital, Mata Uang Indonesia di Masa Depan
Mengenal Rupiah Digital, Mata Uang Indonesia di Masa Depan

Bank Indonesia bersama beberapa bank sentral di dunia sedang mengkaji untuk mengembangkan Rupiah Digital atau sering dikenal dengan CBDC.

Baca Selengkapnya
Transaksi Kripto Tembus Rp211 Triliun, Diprediksi Bakal Jadi Teknologi Ekonomi Masa Depan
Transaksi Kripto Tembus Rp211 Triliun, Diprediksi Bakal Jadi Teknologi Ekonomi Masa Depan

Dalam industri keuangan, teknologi blockchain telah membuka jalan bagi konsep keuangan terdesentralisasi (DeFi).

Baca Selengkapnya
The Fed Diprediksi Bakal Pangkas Suku Bunga, Begini Dampaknya ke Pasar Kripto
The Fed Diprediksi Bakal Pangkas Suku Bunga, Begini Dampaknya ke Pasar Kripto

Penurunan suku bunga ini diperkirakan akan membawa dampak yang signifikan terhadap perekonomian global, termasuk di sektor kripto.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Begini Strategi Bappebti Kembangkan Ekonomi Digital di Indonesia
Terungkap, Begini Strategi Bappebti Kembangkan Ekonomi Digital di Indonesia

Nilai ekonomi digital Indonesia diperkirakan akan mencapai USD 146 miliar pada tahun 2025. Angka tersebut menjadi yang terbesar di kawasan Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya
6 Catatan Penting dari Fintech Society Agar Industri Makin Bertumbuh
6 Catatan Penting dari Fintech Society Agar Industri Makin Bertumbuh

Berikut catatan penting bagi pemerintah dari komunitas tekfin agar industri semakin berkembang.

Baca Selengkapnya
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah
Waspada, Kondisi Pasar Keuangan Global Memburuk Dipicu Ketegangan di Timur Tengah

tetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).

Baca Selengkapnya
Data Bappebti: Transaksi Aset Kripto Tembus Rp344 Triliun Hingga Juli 2024, jumlah Investor 20,5 Juta
Data Bappebti: Transaksi Aset Kripto Tembus Rp344 Triliun Hingga Juli 2024, jumlah Investor 20,5 Juta

Pertumbuhan pasar kripto di Indonesia dapat membuka lebih banyak peluang untuk inovasi di sektor keuangan digital di masa depan.

Baca Selengkapnya
OJK Beberkan Tantangan Industri Perbankan di Era Digital, Termasuk Kebocoran Data Nasabah
OJK Beberkan Tantangan Industri Perbankan di Era Digital, Termasuk Kebocoran Data Nasabah

Tantangan selanjutnya yaitu rendahnya literasi keuangan digital.

Baca Selengkapnya
Menengok Dampak Penurunan Suku Bunga The Fed ke Pasar Ethereum
Menengok Dampak Penurunan Suku Bunga The Fed ke Pasar Ethereum

Penurunan tersebut menempatkan Ethereum pada titik terendah terhadap Bitcoin dalam hampir tiga tahun terakhir.

Baca Selengkapnya