Studi: Revolusi industri keempat, 5 juta pekerjaan bakal lenyap 2020
Merdeka.com - Revolusi industri keempat tak hanya akan mengacaukan model bisnis, tetapi juga pasar tenaga kerja dalam lima tahun ke depan. Adapun revolusi keempat dimulai sejak awal 2000 didorong oleh perkembangan pesat teknologi di berbagai bidang. Diantaranya, robotik, nanoteknologi, percetakan tiga dimensi, genetika dan bioteknologi.
Demikian hasil studi bertajuk "The Future of Jobs" dirilisWorld Economic Forumdi Jenewa, Swiss, kemarin.
Laporan itu dibuat berdasarkan survei terhadap kepala sumber daya manusia dan petinggi perusahaan tersebar di sembilan industri dan 15 negara dengan perekonomian terbesar. Total, kelima belas ekonomi besar itu menghimpun sekitar 65 persen angkatan kerja global.
-
Apa yang sedang trending dalam dunia pekerjaan? Seiring perkembangan zaman, penggunaan Bahasa Inggris pun kian meningkat pesat.
-
Pekerjaan apa yang banyak dicari oleh perusahaan di Indonesia? Data LinkedIn menunjukkan bahwa analitik, desain, dan teknik adalah skill yang paling banyak dimiliki di kalangan tingkat pemula saat ini.
-
Gimana pengaruh teknologi ke tenaga kerja? Kondisi ini ditambah efisiensi penggunaan tenaga kerja sebagai akibat inovasi teknologi
-
Di mana pekerja Indonesia bekerja? Haygrove, sebuah perkebunan di Hereford yang memasok buah beri ke supermarket Inggris, memberikan surat peringatan kepada pria tersebut dan empat pekerja Indonesia lainnya tentang kecepatan mereka memetik buah sebelum memecat mereka lima dan enam pekan setelah mereka mulai bekerja.
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Dimana pekerjaan dengan gaji tinggi di Indonesia? Melansir laman ocbc.id, pekerjaan dengan gaji tertinggi di Indonesia di urutan pertama adalah level corporate suite, atau orang-orang dengan gelar chief/director.
Inti laporan menyebut, sebanyak 7,1 juta pekerjaan bakal hilang lantaran sudah tak dibutuhkan lagi pada 2020. Untungnya, masih akan bermunculan sekitar 2,1 juta pekerjaan baru dibidang komputer, matematika, arsitektur, dan teknik.
Sehingga, hanya sekitar 5 juta pekerjaan benar-benar hilang atau tanpa kompensasi.
"Tanpa aksi urgen untuk mengelola transisi jangka pendek dan membangun angkatan kerja dengan skill sesuai masa depan, banyak pemerintahan bakal menghadapi pertumbuhan pengangguran, dan penyusutan bisnis berbasis konsumsi," kata Klaus Schwab, Founder dan Executive Chairman World Economic Forum.
Lebih lanjut, laporan itu juga mengungkap dari jutaan pekerjaan bakal hilang tersebut, sebanyak 52 persen dilakoni pria. Sisanya, 48 persen wanita.
Di sisi lain, ini menunjukkan bahwa pria masih mendominasi pasar tenaga kerja global. Dengan kata lain masih ada bias gender yang lebar dalam dunia kerja.
Dimana wanita kehilangan lima pekerjaan dari setiap pekerjaan didapat. Bandingkan dengan pria yang hanya kehilangan tiga dari setiap pekerjaan didapat. Jumlah wanita bekerja di bidang prospektif semacam teknologi, sains, dan teknik juga rendah. (mdk/yud)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Peran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
Baca SelengkapnyaWEF melaporkan bahwa dominasi penggunaan kecerdasan buatan atau AI akan berdampak pada struktur pasar tenaga kerja.
Baca SelengkapnyaKemunculan otomasi dan AI ini membuat semua negara kesulitan untuk membuka lapangan pekerjaan baru bagi warganya.
Baca SelengkapnyaGig economy bisa mempekerjakan seseorang di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca SelengkapnyaRiset WEF mengungkapkan bahwa 23 persen tenaga kerja di berbagai industri akan berubah hanya dalam lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaKemajuan pesat kecerdasan buatan menimbulkan kegembiraan dan kekhawatiran.
Baca SelengkapnyaSelain menurunkan tingkat pengangguran terbuka, pemerintah juga meminta agar di masa presiden terpilih Prabowo Subianto, angka kemiskinan juga turun.
Baca SelengkapnyaRasa lelah karyawan bisa dikurangi berkat kecerdasan buatan.
Baca SelengkapnyaEkonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah proyeksi robot yang bisa menggerus lapangan pekerjaan umat manusia.
Baca SelengkapnyaSemakin banyak perusahaan teknologi peluang pekerja gig akan terus tumbuh.
Baca SelengkapnyaNegara miskin diyakini memiliki kekuatan dalam bernegosiasi karena mereka merasakan dampaknya secara langsung.
Baca Selengkapnya