Subsidi Driver Ojek Online Dinilai Kurang Tepat
Merdeka.com - Pemerintah menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi, hal ini tentu berdampak langsung kepada kenaikan biaya transportasi baik umum maupun pribadi dan juga kepada harga-harga barang lainnya.
Oleh karena itu pemerintah menyiapkan dana untuk bantalan sosial sebesar Rp 24 triliun yakni untuk Bantuan Langsung Tunai (BLT) sebesar Rp 12,4 triliun diberikan kepada 20,65 juta Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang masing-masing diberikan Rp 600.00 per keluarga.
Kemudian ada bantuan subsidi upah Rp 9,6 triliun untuk 16 juta pekerja bergaji minimal Rp 3,5 juta per bulan sebanyak Rp 600.000 diberikan sekali serta subsidi transportasi umum Rp 2,17 triliun untuk sektor transportasi umum dan nelayan diatur Pemerintah Daerah (Pemda).
-
BBM apa yang naik harganya? Kenaikan harga ini mencakup beberapa jenis bahan bakar seperti Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina DEX, sementara harga untuk Pertamax dan Pertalite tetap tidak mengalami perubahan.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
-
Mengapa BPH Migas keluarkan regulasi tentang BBM subsidi? Untuk memastikan penyaluran BBM bersubsidi ini tepat sasaran dan tidak disalahgunakan, BPH Migas telah mengeluarkan regulasi mengenai pedoman pembinaan hasil pengawasan kepada penyalur.
-
Kenapa konsumsi bensin meningkat? Pertama sebelum Libur Natal meningkat hingga +16%, lalu menuju liburan Tahun Baru meningkat +12,1%, dan terakhir saat arus balik meningkat +9,6%.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Apa jenis BBM yang turun harganya? Harga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak mengalami perubahan.
Pemda diminta untuk menyisihkan Dana Alokasi Khusus (DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) sebesar Rp 2,17 triliun untuk subsidi di sektor transportasi dan perlindungan sosial tambahan, sektor transportasi akan dinegerikan kepada bantuan angkutan umum, ojek online dan nelayan.
Ketua Bidang Advokasi dan Keamsyarakatan MTI Pusat, Djoko Setijowarno menyebut kebijakan yang diambil pemerintah terkait pemberian subsidi kepada para pelaku ojek online dinilai aneh. Sebab, database driver online tidak ada hingga sekarang, pemerintah tidak memiliki daya jumlah driver online karena tidak diberikan oleh aplikator.
"Jika betul ada bantuan terhadap ojek daring, tentu aneh dan sikpa pemerintah tersebut sangat ironis. kalau sopir truk yang membantu kelancaran arus barang mogok maka distribusi barang bisa kacau. tetapi kalau pengemudi ojek daring mogok, distribusi batang dipastikan tetap akan berjalan," Ujar Djoko pada keterangan resmi, Jakarta, Senin (5/9).
Menurut Djoko subsidi sebaiknya tidak diarahkan untuk angkutan berbasis online atau ojek daring, karena pemberian subsidi dinilai hanya akan menguntungkan aplikator.
"Pengemudi ojek online sebagai mitra tidak akan merasakan peningkatan pendapatannya karena tergerus oleh potongan-potongan fasilitas aplikasi yang sangat besar," terang dia.
Djoko mengungkapkan dalam kurun waktu 10 tahun angkutan umum penumpang makin berkurang. angkutan pedesaan, angkutan kota dan angkutan kota dalam provinsi cukup banyak yang hilang. Banyak kota yang sudah tidak memiliki angkutan perkotaan, karena tergerus dengan sepeda motor dan mudah dimiliki.
Dia menilai, ini akan memberikan risiko angka kecelakaan yang makin bertambah dan polusi udara yang meningkat dengan bertambahnya kendaraan bermotor. "Belum lagi kemacetan dan polusi udara yang meningkat," kata Djoko.
Pemerintah seharusnya juga fokus untuk menata dan mengembangkan angkutan umum penumpang. Berdasarkan catatan pemerintah Kementerian ESDM, tahun 2012, konsumsi BBM bersubsidi mobil 53 persen, motor 40 persen, truk 4 persen dan angkutan umum 3 persen
"Pilihan terbaik dengan subsidi transportasi umum. Pemerintah perlu memberikan subsidi untuk angkutan umum, baik angkutan penumpang maupun barang yang berbadan hukum," imbuhnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Igun menilai rencana pencabutan BBM subsidi tidak adil dan tidak berpihak pada rakyat kecil.
Baca SelengkapnyaOjek online akan dilarang untuk membeli BBM subsidi jenis pertalite maupun solar.
Baca SelengkapnyaBahlil menekankan bahwa BBM subsidi seharusnya dialokasikan untuk mendukung sektor transportasi umum yang memiliki dampak langsung terhadap masyarakat.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, pemerintah menyatakan pengemudi Ojol tidak menerima BBM subsidi, dan akan digantikan dengan bantuan langsung tunai.
Baca SelengkapnyaPembelian BBM subsidi untuk transportasi umum dapat ditentukan berdasarkan jenis pelat kendaraan, yakni pelat berwarna kuning.
Baca SelengkapnyaPengemudi Ojol berhak mendapatkan BLT, namun tidak akan mendapatkan subsidi BBM.
Baca SelengkapnyaMenteri UMKM, Maman Andurrahman, menyatakan pemerintah sedang mempertimbangkan langkah-langkah untuk memastikan keadilan.
Baca SelengkapnyaMenteri UMKM Maman menyatakan pemerintah ke depan tetap memberi alokasi khusus kepada para pengemudi ojek online atau ojol agar bisa menggunakan BBM subsidi
Baca SelengkapnyaMufti Anam memprotes kebijakan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, soal larangan ojek online (ojol) menggunakan BBM subsidi Pertalite.
Baca SelengkapnyaPerjalanan Bahlil Lahadalia, dari seorang penjual kue hingga menjabat sebagai menteri, mencerminkan kerja keras dan dedikasinya.
Baca SelengkapnyaMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia menyebut golongan jenis kendaraan yang berhak membeli
Baca SelengkapnyaArifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.
Baca Selengkapnya