Subsidi Energi Habiskan Anggaran Rp131 Triliun di 2021, Terbanyak untuk BBM & LPG
Merdeka.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif mencatat, realisasi subsidi energi di sepanjang tahun 2021 sebesar Rp131,5 triliun.
"Subsidi energi ini dipertahankan untuk menjaga daya beli masyarakat dalam pemulihan ekonomi," kata Arifindalam konferensi pers Capaian Kinerja Tahun 2021 dan Program Tahun 2022, Jakarta (12/1).
Menteri Arifin merinci, realisasi subsidi energi terbesar masih diduduki sektor BBM dan LPG. Yakni, mencapai Rp83,7 triliun.
-
Apa hasil terbesar Pertamina pada tahun 2023? PT Pertamina (Persero) berhasil membukukan laba total sebesar USD 4,77 miliar atau sekitar Rp 72,7 triliun (asumsi kurs Rp 15.255 per USD).
-
Kapan Pertamina menyalurkan subsidi energi? Pertamina mendapat tugas menyalurkan BBM Bersubsidi untuk Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu (JBT) Minyak Tanah dengan kuota 0,5 Juta Kilo Liter (KL), JBT Minyak Solar dengan kuota 17,8 Juta KL, dan LPG Tabung 3 Kg sebesar 8,03 Juta Metric Ton (MT).
-
Kenapa subsidi energi penting? 'Subsidi ini selalu menjadi hal yang penting untuk negara kita ini, karena dengan subsidi maka pemerintah ini memang bisa hadir langsung untuk masyarakat dan membantu masyarakat menghadapi gejolak harga, ketersediaan pasokan, dan lain sebagainya,' tambah Isa dalam sambutannya pada acara tersebut.
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Apa tugas Pertamina terkait subsidi energi? Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran.
-
Bagaimana BPH Migas tingkatkan konsumsi gas bumi? BPH Migas terus mendorong peningkatan konsumsi gas dalam negeri serta memberikan dukungan penyediaan energi bersih lewat penetapan harga gas bumi melalui pipa.
"Sementara subsidi lainnya di sektor listrik sebesar Rp47,8 triliun," imbuhnya.
Adapun target subsidi sektor energi di tahun 2022 lebih tinggi dari tahun lalu. Yaitu, sebesar Rp134 triliun.
Seperti tahun sebelumnya, subsidi terbesar masih dialokasikan kepada sektor BBM dan LPG Rp77,5 triliun. Sementara untuk sektor kelistrikan alokasi subsidi mencapai Rp56,5 triliun.
Mobil Listrik Bisa Hemat Subsidi
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menegaskan bahwa penggunaan kendaraan listrik bisa mendorong pengurangan impor Bahan Bakar Minyak (BBM). Ini juga akan mendukung ketahanan energi nasional.
"Pemanfaatan kendaraan listrik akan mengurangi impor BBM, mengurangi pemanfaatan BBM yang asalnya lebih banyak impor," kata Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana, Jakarta, Rabu (14/7).
Saat ini, penggunaan gasoline di Indonesia masih impor. Menurut informasi yang diterimanya, saat ini produksi diesel sudah cukup untuk disubtitusi dengan biofuel. "Biofuel akan terus ditingkatkan terutama mensubtitusi pemanfaatan bensin," kata dia.
Saat ini sedang dilakukan kegiatan pengembangan pilot project komersial produksi green fuel bioavtur dan green diesel. Setelah itu akan juga masuk ke green gasoline.
Dadan menjelaskan potensi pengurangan impor BBM yakni bensin dan diesel bisa mencapai 67,9 bopd bila disubtitusi dengan penggunaan kendaraan listrik. Angka ini setara dengan penghematan devisa negara sebesar USD 1,6 miliar. Di samping itu, ada potensi penghematan subsidi BMM per tahun hingga Rp600 miliar per tahun.
Penghematan tersebut bisa dicapai dengan target penggunaan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBLBB) sebanyak 2 juta mobil dan 13 jua motor. Sehingga secara bertahap akan ada penghematan energi mencapai 26,95 MBOE.
Begitu juga dengan gas rumah kaca juga akan turun hingga 6,66 juta ton. Namun akan menambah penggunaan listrik hingga 7,1 TWh secara bertahap.
Sementara itu dari sisi masyarakat, penggunaan KBLBB bisa menghemat biaya bahan bakar. Bagi pengguna motor listrik bisa menghemat Rp 100 ribu per bulan dan Rp 320 ribu per bulan bagi pengguna mobil listrik.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan anggaran tersebut disiapkan demi menjaga stabilitas harga energi.
Baca SelengkapnyaDalam RAPBN 2024, subsidi dan kompensasi untuk BBM, gas Elpiji dan listrik sebesar Rp329,9 triliun.
Baca SelengkapnyaPemerintah telah mengimpor BBM hingga Rp251 triliun sepanjang 2019-2023.
Baca SelengkapnyaUntuk subsidi dan kompensasi energi disiapkan pagu sebesar Rp394,3 triliun, tumbuh 17,8 persen dari pagu 2024 yang sebesar Rp334,8 triliun
Baca SelengkapnyaRata-rata konsumsi sepeda motor tersebut mencapai 1 liter dalam satu hari.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan terus memberikan subsidi untuk LPG 3 Kg, solar, minyak tanah, dan listrik, khususnya untuk rumah tangga miskin dan rentan.
Baca SelengkapnyaSubsidi BBM terdiri dari minyak tanah dan minyak solar sebesar 18,33 sampai dengan 19,44 juta kiloliter.
Baca SelengkapnyaAnggaran Perlinsos tidak hanya dikelola oleh Kementerian Sosial.
Baca SelengkapnyaPenyebabnya, konsumsi gas LPG setiap tahunnya terus meningkat.
Baca Selengkapnyakenaikan anggaran perlinsos tahun ini utamanya disumbang lebih besar oleh kenaikan anggaran subsidi energi dan pergerakan nilai tukar Rupiah.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan bahwa realisasi belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan 2,6 persen dibandingkan tahun lalu.
Baca SelengkapnyaArifin mengatakan perlu peran BPH Migas dan PT Pertamina, sekaligus pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan BBM bersubsidi melalui digitalisasi.
Baca Selengkapnya