Subsidi Solar 2020 Dipangkas, Pertamina Bakal Bahas Penyesuaian Harga Ke Pemerintah
Merdeka.com - Direktur Keuangan PT Pertamina (Persero) Pahala Mansury mengatakan, perlu dilakukan peninjauan terkait dengan penetapan alokasi subsidi solar pada tahun depan sebesar Rp 1.000 per liter, lebih rendah dari 2019 sebesar Rp 2.000 per liter.
Menurutnya, dengan subsidi solar ditetapkan Rp 2.000 per liter, harga jual solar subsidi ke masyarakat Rp 5.150 per liter masih lebih rendah dibanding formula yang dikeluarkan pemerintah.
"Untuk misalnya subsidi itu ada penurunan dari subsidi perlu kita lihat harga jual eceran dibandingkan formula untuk produk solar itu sebetulnya masih Kita menjual di bawah harga formula," kata Pahala, di Gedung DPR, Jakarta, Kamis (18/7).
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Mengapa Pertamina turunkan harga BBM? 'Harga BBM nonsubsidi setiap bulannya per tanggal 1 mengalami penyesuaian harga pasar, namun dapat kita sampaikan bahwa harga BBM Pertamina paling kompetitif untuk menjaga daya beli masyarakat,' ucap VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM non subsidi? Harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Kenapa Pertamina turunkan harga BBM? Adapun harga BBM non subsidi bersifat fluktuatif, sehingga Pertamina melakukan evaluasi secara berkala mengikuti tren dan mekanisme pasar.
-
Apa tugas Pertamina terkait subsidi energi? Pertamina siap menjalankan penugasan Pemerintah menyalurkan subsidi energi 2024 tepat sasaran.
-
Bagaimana Pertamina menentukan harga BBM? Dia menambahkan komposisi terbesar dalam menentukan harga BBM adalah harga ICP karena merupakan bahan baku. Jadi kalau harga ICP lebih tinggi dibandingkan nilai tukar maka harga ICP yang dominan menentukan harga BBM tersebut. 'Kalau keduanya bergerak naik (nilai tukar dan ICP), maka mempercepat penyesuaian harga BBM,' kata Tauhid.
Menurut Pahala, Pertamina akan menyampaikan kondisi ini ke Pemerintah, serta menunggu kebijakan yang akan diterapkan pemerintah dan DPR atas pengurangan subsidi solar pada 2020. Terkait dengan penyesuaian harga solar subsidi, perusahaan energi plat merah tersebut akan membicarakannya dengan pemerintah.
"Tentunya kita akan menyampaikan hal tersebut. Tapi juga tergantung kebijakan pemerintah dan juga dari DPR seperti apa nantinya. Kalau untuk penyesuaian harga kan tentunya Kita harus bicara dengan pemerintah," tuturnya.
Namun Pahala tidak memaparkan kondisi keuangan Pertamina secara terbuka, akibat menjual solar subsidi lebih rendah dari harga berdasarkan formula yang ditetapkan pemerintah. "Dengan subsidi Rp 2 ribu pun kita menjual harga di bawah eceran," tuturnya.
Sebelumnya, Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan membahas harga solar subsidi dengan Komisi VII DPR, hal ini dilatarbelakangi penurunan alokasi subsidi solar pada 2020.
Jonan mengatakan, berdasarkan hasil rapat kerja anggaran dengan Badan Anggaran DPR subsidi solar pada 2020 alokasi subsidi solar disepakati Rp 1.000 per liter, sedangkan saat rapat dengan Komisi VII DPR disepakati Rp 1.500 per liter.
"Ini saya sampaikan saja karena saya dapat paparan dari Menkeu (Menteri Keuangan Sri Mulyani) tadi maksimal Rp 1.000," kata Jonan dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR Jakarta, Senin (15/7).
Menurut Jonan, jika alokasi subsidi solar benar ditetapkan Rp 1.000 per liter pada 2020, maka ada kemungkinan akan dilakukan penyesuaian harga jual solar subsidi, sebab alokasi subsidi berkurang.
Dengan pilihan lain membuka kemungkinan memberlakukan harga penyesuaian, mengikuti kondisi harga pasar dengan dikurangi subsidi Rp 1.000 pada tahun depan. Jonan pun meminta arahan ke Komisi VII DPR, atas dua pilihan kemungkinan tersebut jika subsidi solar dibatasi maksimal Rp 1.000 pada 2020.
Reporter: Pebrianto Eko Wicaksono
Sumber: Liputan6.com
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Arifin mengatakan perlu peran BPH Migas dan PT Pertamina, sekaligus pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan BBM bersubsidi melalui digitalisasi.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia terus menunjukan tren pelemahan hingga USD74,5 per barrel. Meski demikian, penurunan itu tidak diikuti oleh harga BBM Pertamina.
Baca SelengkapnyaDi awal tahun baru ini semua BBM Pertamina non subsidi terpantau mengalami penurunan.
Baca SelengkapnyaBahlil mengatakan bahwa penurunan ini didorong oleh rencana efisiensi penyaluran BBM bersubsidi tahun 2025 agar lebih tepat sasaran.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian ini mengikuti tren fluktuasi harga rata-rata publikasi minyak dunia.
Baca SelengkapnyaHarga BBM jenis Pertamax, Pertamax Green 95, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Pertamina Dex turun sedangkan untuk Pertalite atau BBM subsidi tidak berubah.
Baca SelengkapnyaHarga minyak mentah dunia saat ini tengah melambung akibat ketegangan geopolitik dunia
Baca SelengkapnyaHarga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPenyesuaian harga BBM non subsidi, dilakukan setiap awal bulan.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan memperketat penjualan solar bersubsidi.
Baca SelengkapnyaKemudian, Pertamax Turbo sebelumnya Rp15.500 per liter kini menjadi Rp15.350 per liter.
Baca SelengkapnyaBBM jenis Shell V-Power Diesel juga mengalami penurunan harga menjadi Rp15.320 per liter. Harga BBM ini turun tipis dari sebelumnya Rp15.340 per liter
Baca Selengkapnya