Sudah betah di PLN, Chandra Hamzah tolak jabatan komisaris utama BTN
Merdeka.com - Mantan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Chandra Hamzah, mengajukan penolakan posisi sebagai Komisaris Utama (komut) Bank Tabungan Negara (BTN) kepada Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno. Dia beralasan saat ini sedang nyaman menggarap proyek listrik 35.000 mega watt (MW) di Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Di PLN sendiri, Chandra juga menduduki sebagai komut sejak Desember 2014. Dia merasa sedang adanya hubungan kerja yang baik dalam perusahaan listrik pelat merah itu. "Bersama PLN, chemistry kerja saya sedang bagus-bagusnya. Dan kita juga punya proyek 35.000 MW," kata Chandra di Jakarta, Selasa (29/9).
Chandra juga mengaku merasa tidak kompeten mendapat jabatan komut di perbankan milik BUMN itu. Chandra dipilih menjadi komut BTN sejak awal September tahun ini.
-
Kenapa Chand Kelvin merasa tidak percaya diri? Dengan jujur, Chand mengakui bahwa dia merasa tidak percaya diri saat hendak melamar Dea. Dia khawatir tidak dapat memberikan kebahagiaan kepada wanita itu.
-
Siapa yang kesulitan cari kerja? Dan Colflesh, seorang warga Amerika Serikat mengeluh dia sangat kesusahan mendapat pekerjaan meski sudah bergelar sarjana.
-
Siapa yang kesulitan mendapatkan pekerjaan? Indira adalah bagian dari kelompok generasi terbesar di Indonesia, Generasi Z, yang mencakup lebih dari 74 juta orang, atau 27,9 persen dari populasi Indonesia, yang lahir antara tahun 1997 dan 2012.
-
Bagaimana Chandra bisa bangkit dari kesulitan? Mulai dari bekerja sebagai guru les hingga menjadi reseller, Chandra rela melakukan apapun untuk melunasi utang keluarganya.
-
Bagaimana Bhabinkamtibmas mengungkapkan kekecewaannya? 'Saya ngga mengerti apa syarat dari kriteria khusus,' lanjutnya.
-
Kapan Denny Chandra mulai merasakan penurunan pekerjaan? Curhatan Denny Chandra '2010 itu tuh udah mulai turun, jadi kalau orang ngeliatnya (naik) terus enggalah. 2010 aku mulai turun kerjaan sampai 2 tahun 10 bulanlah, itu kerasa banget.' kata Kang Denny seperti dilansir dari kanal YouTube Kasisolusi.
Padahal, jika dilihat, BTN juga sedang menggarap proyek besar yakni program Pembangunan Satu Juta Rumah Murah. Namun, Chandra tetap menganggap tidak merasa cocok duduk menjadi komisaris di sana.
Walau mengajukan penolakan, Chandra tetap menyerahkan nasibnya kepada Kementerian BUMN selaku pemegang saham. "Mengenai status saya sekarang Komisaris PLN, saya serahkan kepada Ibu Menteri (Rini Soemarno). Sementara kepada BTN sendiri, saya tidak bersedia jadi Komisaris BTN," terangnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Menteri BUMN Erick Thohir merombak susunan dewan komisaris PT PLN (Persero). Nama Burhanuddin Abdullah dan Andi Arief masuk dalam daftar dewan komisaris.
Baca SelengkapnyaBasuki Tjahaja Purnama atau Ahok menyatakan mengundurkan diri dari posisinya sebagai Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina.
Baca SelengkapnyaAhok mundur dari Komisaris Utama Pertamina pada masa kampanye Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSejumlah pejabat bahkan rela mengundurkan diri demi berjuang bersama Ganjar-Mahfud untuk memenangi Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaSurat pengunduran Budiman Sudjatmiko akan ditujukan ke Menteri BUMN Erick Thohir.
Baca SelengkapnyaHeru mengaku tidak tertarik maju di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024.
Baca SelengkapnyaChatib mengaku belum menerima tawaran masuk dalam bursa Menteri Keuangan pemerintahan Prabowo.
Baca SelengkapnyaSejumlah pejabat rela mengundurkan diri demi berjuang bersama Ganjar-Mahfud memenangkan Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaMenteri Erick Thohir angkat komisaris baru PLN, ada petinggi dan politisi pendukung Prabowo-Gibran.
Baca SelengkapnyaSurat pengunduran diri Ahok telah diberikan kepada Sekretaris Dewan Komisaris agar dikirimkan kepada Menteri BUMN dan ditembuskan ke Presiden Jokowi.
Baca SelengkapnyaKalau ada komisaris BUMN yang bergabung dengan tim pemenangan harus mengundurkan diri dari jabatannya.
Baca SelengkapnyaMasih banyak nama yang lebih kompeten daripada Tommy Djiwandono untuk menggantikan Sri Mulyani.
Baca Selengkapnya