Surat terbuka untuk Jonan soal pemudik meninggal ternyata palsu
Merdeka.com - Arus mudik Lebaran tahun ini menyisakan cerita yang cukup tragis. Beberapa pemudik diketahui meninggal saat macet parah di pintu keluar tol Brebes, Jawa Tengah. Para pemudik diduga kelelahan di jalan hingga akhirnya meninggal dunia.
Menteri Perhubungan Ignasius Jonan mengomentari beredarnya kabar kematian sejumlah pemudik di ruas jalan tol saat mudik Lebaran. Menurutnya, hal tersebut bukan dikarenakan kemacetan, namun karena kondisi pemudik yang sedang sakit atau kelelahan.
"Saya baru kali ini dengar kemacetan menyebabkan kematian. Heran juga saya. Kalau kecelakaan menimbulkan kematian, iya. Tapi kalau macet sampai menimbulkan orang meninggal saya kira tidak ada. Mungkin meninggalnya akibat hal lain, bisa saja sudah sakit kurang sehat dan sebagainya," kata Menteri Jonan di Jakarta, Rabu (6/7).
-
Siapa yang menjabat sebagai Menteri Perhubungan? Karier Frans tidak berhenti sampai situ, ia juga dipercaya untuk menjabat sebagai Menteri Perhubungan pada tahun 1960-1973.
-
Siapa yang melaporkan Pejabat Kemenhub? Laporan tersebut teregistrasi LP/B/2642/V/2024/SPKT/Polda Metro Jaya. AK dilaporkan dengan UU nomor 1 tahun 1946 tentang KUHP sebagaimana dimaksud dalam pasal 156 a KUHP.
-
Kenapa Pejabat Kemenhub dibebastugaskan? Pembebastugasan sementara dari jabatan ini dilakukan untuk memudahkan pemeriksaan lebih lanjut terkait dugaan kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), yang secara internal telah dilaporkan ke Kementerian Perhubungan, melalui Bagian Sumber Daya Manusia dan Organisasi (SDMO) Setditjen Perhubungan Udara.
-
Siapa yang menulis surat? Dari siswi baru, Dewi Cahya
-
Di mana Pejabat Kemenhub bertugas? Sementara itu Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah membebastugaskan sementara Kepala Kantor Otoritas Bandar Udara (OBU) Wilayah X Merauke, Papua Selatan.
-
Siapa yang menulis surat itu? Surat itu sebenarnya ditulis oleh fisikawan Hungaria, Leo Szilard dengan bantuan ilmuwan lain, namun ditandatangani Einstein untuk menarik perhatian presiden karena statusnya sebagai salah satu ilmuwan terbesar sepanjang masa.
Komentar Jonan tersebut kemudian menjadi polemik di masyarakat. Tak lama setelah komentar Jonan ini, beredar surat terbuka untuk Jonan mengatasnamakan , Mantan Dirjen Kereta Api (KA) Departemen Perhubungan Ir Tunjung Si 72 ITB.
Berikut isi surat terbuka tersebut:
Bapak Menteri yang terhormat.... Mungkin yang terbayang dalam pikiran bapak, Tuhan tidak akan mencabut nyawa seseorang saat macet, mungkin dalam pemikiran bapak ada kontrak antara Tuhan, Malaikat maut agar tidak mencabut nyawa orang ketika mudik dan macet.
Bapak Menteri yang terhormat.. Mari kita bicara fakta.... Salah satu pemudik itu adalah om saya, pemudik dari Bekasi hendak mudik ke Boyolali, lewat Brebes, terjebak di Brebes Exit. Beliau berangkat hari Senin Malam, terlunta lunta selama 4 Hari di Jalan, Kekurangan Oksigen, Stroke, Pecah pembuluh, dan tragis, meninggal di pelukan istrinya dalam mobil travel yang sesak.
Bapak Menteri yang terhormat.. Butuh Waktu 4 Jam untuk menemukan kantor polisi terdekat dan butuh 3 jam untuk menemukan RS terdekat untuk mengevakuasi jenazah paman saya, karena Macet.
Bapak Menteri yang terhormat.. Butuh waktu satu setengah hari untuk membawa Jenazah kembali ke kampung halaman Sukabumi, dengan kondisi yang menyedihkan...dan biaya yang tidak sedikit.
Bapak menteri yang terhormat.. Kalau saya jadi anda, saya akan malu, minimal kalau tidak mundur, saya tidak akan berbicara menyakitkan.
Bapak menteri yang terhormat, Kami tidak butuh simpati anda, cukuplah anda diam dan berpikir apa benar yg sudah anda ucapkan. anda tak percaya!! ini nyata ada di Indonesia.!!
Namun demikian, setelah diselidiki surat tersebut ternyata palsu.
Staf Khusus Menteri Perhubungan, Hadi M Djuraid menjelaskan bahwa pihaknya langsung menghubungi Tunjung. Hadi memberi penjelasan terkait surat palsu ini.
Berikut penjelasan Hadi:
PENJELASAN TERKAIT SURAT TERBUKA IR TUNJUNG MANTAN DIRJEN KERETA API DEPHUB
Telah beredar luas surat terbuka kepada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan. Surat tersebut mempersoalkan pernyataan Menhub tentang korban meninggal dunia dalam periode angkutan lebaran 2016.
Terkait hal tersebut perlu saya jelaskan sebagai berikut:
_Pertama_, surat terbuka tersebut mengatasnamakan Ir Tunjung Si 72 ITB (Mantan Dirjen Keteta Api Departemen Perhubungan).
(Catatan: sesuai penulisan pada surat terbuka tsb)
*Penjelasan*: Dirjen Perkeretaapian Kemenhub atas nama Ir Tundjung Inderawan (bukan Tunjung) adalah alumni Sipil ITB tahun 1983.
_Kedua_, setelah surat terbuka tsb beredar luas di media sosial dan media online, saya berinisiatif menghubungi Pak Tundjung Inderawan melalui telepon.
Saya berhasil menelepon pada pkl 16.19 Wib, dari Tanjung Pandan, Belitung, di sela kunjungan Menhub Ignasius Jonan dan Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki ke bandara Hanandjoedin.
Melalui hubungan telepon, Pak Tundjung menegaskan bahwa dia tidak pernah menulis surat terbuka tersebut, dan namanya telah dicatut.
Selanjutnya sebagai klarifikasi Pak Tundjung mengirimkan sms kepada Menhub Ignasius Jonan pada pukul 16.42 Wib, sebagai berikut:
Boss,, sorry ganggu,, fyi
Ada yg catut nama saya via WA se olah saya bikin surat terbuka unt sampeyan. Yg nyatut no 085862664... ngakunya nama TH Brahmana yg aku jg gak kenal. Ojok salah tompo yo.
Suwun, salam gae klg
(tundjung)
(Catatan: nomor telepon lengkap sengaja tidak saya tampilkan)
Kalimat terakhir dlm bahasa Jawa Timuran, kurang lebih berarti: Jangan salah terima ya. Terima kasih, salam untuk keluarga.
_Ketiga_ surat terbuka yang mengatasnamakan Pak Tundjung Insderawan tersebut menyebut salah satu korban meninggal di tengah kemacetan arus mudik adalah "om saya".
*Penjelasan*, dari penelusuran
satu-satunya korban laki-laki yang meninggal adalah remaja berusia 17 tahun, sedangkan Pak Tundjung saat ini berusia 62 tahun.
Dari fakta-fakta tersebut di atas, jelaslah bahwa surat terbuka tersebut ditulis dan diedarkan oleh orang tidak bertanggung jawab dengan itikad jahat.
Dalam kaitan jatuhnya korban jiwa di tengah arus mudik angkutan lebaran tahun ini, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dalam beberapa kesempatan telah menyatakan keprihatinan mendalam, dan telah melakukan berbagai upaya koordinatif bersama instansi terkait agar kejadian serupa tidak terulang dalam periode angkutan mudik dan balik tahun ini.
Atas kesalahan penulisan berita sebelumnya yang berjudul 'Surat terbuka untuk Jonan soal korban meninggal saat mudik Lebaran', redaksi merdeka.com mengucapkan permohonan maaf. Berita ini sekaligus meralat berita sebelumya.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Beredar surat palsu berisi soal pembatalan seleksi CPNS di wilayah Kemenkumham NTT
Baca SelengkapnyaDia pun meminta maaf atas ketidakhadirannya ke KPK, lantaran dirinya harus memimpin rapat terkait Pilkada.
Baca SelengkapnyaKetut menegaskan, hingga kini Burhanuddin masih menjalankan tugasnya sebagai Jaksa Agung.
Baca SelengkapnyaKarena tidak lugas, Djuhandani mengaku tidak memperdalam lagi soal ucapan Benny yang menyebut sempat bikin kaget Jokowi dan Sigit ketika mendengar sosok T.
Baca SelengkapnyaSeharusnya, sidang putusan dugaan pelanggaran etik Johanis Tanak digelar hari ini secara terbuka.
Baca SelengkapnyaUnggahan berdurasi 4 menit 33 detik itu sudah memperoleh 141.000 tayangan dan 3.200 komentar.
Baca SelengkapnyaKemenkes tidak pernah menerbitkan surat undangan Sosialisasi SE Rekrutmen Bantuan Biaya Fellowship Dokter Spesialis
Baca SelengkapnyaBeredar informasi Jokowi akan memberikan bantuan sosial tunai senilai Rp50 juta dalam rangka pensiun sebagai Presiden
Baca SelengkapnyaKAI tidak pernah memungut biaya apapun serta tidak bekerja sama dengan agen perjalanan selama proses seleksi.
Baca Selengkapnya"Menyatakan Terperiksa Sudara Johanis Tanak tidak terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan dugaan pelanggaran kode etik dan kode perilaku,"
Baca SelengkapnyaDalam pemeriksaan lebih dari 4 jam tersebut, Hasto mengaku mendapatkan 21 pertanyaan dari penyidik KPK.
Baca SelengkapnyaSekjen PDIP Hasto Kristiyanto buka suara soal pemanggilannya sebagai saksi di dugaan kasus korupsi DJKA
Baca Selengkapnya