Survei: 62 persen pengemudi ojol di Surabaya dan Jakarta dari korban PHK
Merdeka.com - Selain bisa mengurangi jumlah tenaga kerja manusia, kemajuan teknologi dalam dunia ekonomi atau ekonomi digital ini juga bisa menciptakan lapangan pekerjan baru. Salah satunya adalah profesi sebagai ojek berbasis daring (ojek online).
Salah satu peneliti dari Prakarsa, Irvan Tengku Harja mengungkapkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan di Kota Jakarta dan Kota Surabaya ditemukan fakta yang cukup mengejutkan. Ternyata, 62 persen dari total pengemudi ojek online berasal dari para karyawan korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
"Pekerjaan sebelum menjadi pengemudi ojek online ternyata benar banyak buruh korban PHK. 62 persen mereka masuk ke ojek online karena korban PHK," kata Irvan dalam sebuah acara diskusi bertajuk Ekonomi Digital dalam Perspektif Kelas Pekerja di Kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (28/1).
-
Apa itu ojek? Mengutip dari Jurnal Ojek dari Masa ke Masa Kajian secara Manajemen Sumber Daya Manusia karya Neneng Fauziah, mengatakan bahwa istilah ‘ojek’ berasal dari kata ‘obyek’.
-
Siapa yang memanfaatkan ojek di Dusun Butuh? Tarif yang dikenakan pendaki untuk bisa naik ojek itu adalah Rp20.000 sekali jalan, untuk pulang pergi tarif totalnya Rp40.000.
-
Siapa saja yang kena PHK di perusahaan teknologi? Tidak hanya perusahaan kecil, raksasa teknologi seperti Apple, Microsoft, dan Google juga terus mengurangi jumlah karyawan mereka tahun ini, meskipun telah mengumumkan PHK massal tahun lalu.
-
Siapa saja yang terkena PHK massal di perusahaan teknologi? Beberapa nama besar seperti Tesla, Toshiba, Dell, Xerox, Paypal seakan berlomba-lomba melakukan PHK dalam jumlah besar sejak awal tahun.
-
Siapa yang menjadi driver taksi online? 'Kami jual aset, dan suami berusaha cari kerja lagi. Karena pandemi, akhirnya dia jadi driver taksi online,' ungkap Ira.
-
Siapa yang menilai kemacetan di Jakarta? Tomtom International BV adalah lembaga pemeringkat lalu lintas kota dunia mencatat peringkat kemacetan di Jakarta naik menjadi 29 pada 2022.
Selain itu, Irvan juga mengungkapkan hasil survei dilihat dari pendidikan rata-rata pengemudi ojek online merupakan lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). "Mayoritas pendidikan SMA 67 persen, ada juga lulusan S1 14 persen dan lulusan D3 8 persen," ujarnya.
Irvan menjelaskan, hal tersebut merupakan salah satu bukti dengan adanya ekonomi digital angka pengangguran lulusan SMA akan berkurang sebab akan banyak terserap di bidang tersebut. "Seiring dengan masuknya ekonomi digital, angkatan kerja lulusan SMA penganggurannya akan turun. Bisa kita asumsikan mereka masuk ke sana," jelasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pekerjaan di sektor gig, rentan terhadap ketidakstabilan pendapatan dan kurangnya jaminan sosial.
Baca SelengkapnyaPengangguran di jJakarta sudah mencapai 7 ribuan orang.
Baca SelengkapnyaDharma Pongrekun-Kun Wardana menyinggung maraknya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) di sejumlah perusahaan di Jakarta.
Baca SelengkapnyaJumlah PHK pada Januari-Juni 2024 naik 21,4 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Baca SelengkapnyaData Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) RI, Jakarta menjadi provinsi penyumbang kasus tertinggi PHK.
Baca Selengkapnya7.649 Pekerja terkena Pemutusan Hubungan Kerja (KPK) di DKI Jakarta selama Juni 2024.
Baca SelengkapnyaRibuan pengemudi ojol menyampaikan uneg-uneg mereka soal kebijakan yang diberlakukan oleh pihak aplikator.
Baca SelengkapnyaDriver ojek online berharap pemerintah melakukan langkah penanggulangan konkret terkait polusi udara yang sudah bertahan dalam kurun satu pekan lebih ini.
Baca SelengkapnyaMenurut Menhub Budi, perlu ada ketentuan dalam UU mengenai perlindungan dan kesejahteraan para pengemudi ojol.
Baca SelengkapnyaSalah satunya terkait sistem skorsing atau suspend. Seperti yang diungkapkan Melva Maria (54) seorang perempuan pengemudi ojek online.
Baca SelengkapnyaPenyedia aplikasi Ojol biasanya memberikan skema tertentu yang dianggap sebagai pengganti THR.
Baca SelengkapnyaPHK yang terjadi sebagian besar dipicu oleh krisis di berbagai lini pada sektor manufaktur.
Baca Selengkapnya