Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei ADB: Kesenjangan Keuangan Perdagangan Global Tertinggi Sepanjang Sejarah

Survei ADB: Kesenjangan Keuangan Perdagangan Global Tertinggi Sepanjang Sejarah Pelabuhan. ©2013 Merdeka.com/arie basuki

Merdeka.com - Survei Asian Development Bank (ADB) mencatat bahwa kesenjangan keuangan perdagangan global mengalami peningkatan tertinggi dari yang pernah ada yakni USD 1,7 triliun pada tahun 2020. Angka ini meningkat 15 persen dari 2 tahun sebelumnya. Hal ini menyebabkan perdagangan global hancur karena ketidakpastian ekonomi dan keuangan global akibat pandemi Covid-19.

"Kesenjangan keuangan perdagangan global tumbuh ke level tertinggi sepanjang masa sebesar USD 1,7 triliun pada tahun 2020, meningkat 15 persen dari dua tahun sebelumnya," tulis ADB dalam rilis resmi yang diterima merdeka.com, Jakarta, Selasa (12/10).

Kepala Keuangan Perdagangan dan Rantai Pasokan ADB, Steven Beck menilai survei tersebut menunjukkan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) menjadi yang paling terpukul. Sebab pembiayaan perdagangan menipis karena 40 persen dari permintaan pembiayaan perdagangan yang ditolak.

Orang lain juga bertanya?

UKM milik perempuan merasa sangat sulit untuk mendapatkan pembiayaan. Setidaknya 70 persen pengajuan pinjaman mereka dilaporkan ditolak seluruhnya atau sebagian. Kesenjangan yang mewakili perbedaan antara permintaan dan persetujuan pembiayaan untuk mendukung impor dan ekspor yakni USD 1,5 triliun pada 2018.

"Perdagangan sangat penting bagi ekonomi global untuk pulih dari pandemi, tetapi kekurangan pembiayaan membuat lebih sulit untuk menciptakan lapangan kerja dan pertumbuhan," kata Beck.

Dia menilai, tantangan bisnis perdagangan diperkirakan akan lebih berat daripada yang ditunjukkan survei. Sebab banyak pelaku usaha yang terganjal ketidakpastian ekonomi. Bahkan untuk mengajukan pembiayaan perdagangan pelaku UKM tidak bisa. Harga yang lebih tinggi untuk makanan dan energi akan memperburuk kesenjangan, memakan batas keuangan negara dan rekanan untuk mendukung perdagangan.

"Tantangan bisnis perdagangan mungkin lebih berat daripada yang ditunjukkan survei kami, karena banyak dari mereka terhalang oleh ketidakpastian ekonomi bahkan untuk mengajukan pembiayaan perdagangan," tutur Beck.

Survei ini merupakan barometer kesehatan keuangan perdagangan terkemuka di dunia. Survei ketujuh mencakup 79 bank dan 469 perusahaan, yang mencakup semua wilayah di dunia.

Neraca yang lebih lemah dan ketidakpastian makroekonomi selama pandemi memperbesar kesenjangan. Peraturan yang dirancang untuk mengekang pencucian uang dan penipuan terus secara tidak sengaja menimbulkan hambatan untuk melayani kebutuhan pembiayaan perdagangan.

Langkah Perbankan

Bank mengambil langkah ekstra untuk mendukung UKM, dengan 27 persen melaporkan mereka menawarkan moratorium utang dan 23 persen meningkatkan tingkat ketersediaan modal. Lebih dari 40 persen perusahaan mengharapkan pendapatan mereka kembali ke tingkat sebelum pandemi pada tahun 2022.

Menurut hasil survei, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menutup kesenjangan untuk perusahaan milik perempuan. Antara lain dengan menarik, mempertahankan, dan mempromosikan lebih banyak perempuan di bidang keuangan. Digitalisasi perdagangan lebih lanjut juga akan membantu melalui efisiensi baru, tetapi lebih banyak dukungan sektor publik dan standar global diperlukan untuk mewujudkan potensi ini.

"Untuk menutup kesenjangan, kita perlu membawa perdagangan sepenuhnya ke dunia digital melalui koordinasi yang lebih besar dengan sektor swasta serta kesepakatan global tentang standar, praktik, dan undang-undang bersama," kata Beck.

Didukung oleh peringkat kredit AAA ADB, Trade and Supply Chain Finance Program (TSCFP) memberikan pinjaman dan jaminan kepada lebih dari 200 bank mitra untuk mendukung perdagangan, menciptakan peluang impor dan ekspor bagi perusahaan di seluruh Asia dan Pasifik.

Jumlah transaksi TSCFP meningkat sebesar 50 persen pada tahun 2020 untuk mengisi kesenjangan pasar yang semakin besar yang ditinggalkan oleh sektor swasta yang mengalami pengurangan. Pada tahun 2021, TSCFP akan mendukung lebih dari 7.000 transaksi senilai lebih dari USD 6 miliar di pasar di mana sektor swasta paling bermasalah dalam beroperasi.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Terbebani Bunga Tinggi, Target Penyaluran Kredit UMKM 30 Persen Sulit Tercapai
Terbebani Bunga Tinggi, Target Penyaluran Kredit UMKM 30 Persen Sulit Tercapai

Target penyaluran kredit perbankan UMKM hingga 30 persen sulit tercapai karena berbagai faktor. Sebab, ekspansi bisnis UMKM kini tengah melemah.

Baca Selengkapnya
Literasi Keuangan Rendah, Kesenjangan Kredit Fintech Masih Tinggi
Literasi Keuangan Rendah, Kesenjangan Kredit Fintech Masih Tinggi

Kesenjangan antara kebutuhan kredit masyarakat dan penyaluran dana dari institusi keuangan masih tinggi.

Baca Selengkapnya
Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan II 2024: Bisnis UMKM Mulai Membaik dan Prospektif
Indeks Bisnis UMKM BRI Triwulan II 2024: Bisnis UMKM Mulai Membaik dan Prospektif

Direktur Bisnis Mikro BRI Supari menjelaskan bahwa ekspansi bisnis UMKM yang mulai membaik ditopang oleh empat faktor utama.

Baca Selengkapnya
Utang UMKM di Jawa-Bali Tembus Rp2.000 Triliun
Utang UMKM di Jawa-Bali Tembus Rp2.000 Triliun

pembiayaan UMKM pada tahun 2022 masih terpusat di Jawa dan Bali. Nilainya mencapai Rp2.000 triliun atau 62 persen dari realisasi pembiayaan nasional.

Baca Selengkapnya
UMKM Kesulitan Biaya, Pemerintah Kasih Solusi Begini
UMKM Kesulitan Biaya, Pemerintah Kasih Solusi Begini

Sekitar 30 juta UMKM belum mengakses pembiayaan perbankan.

Baca Selengkapnya
Sejak 2017, Kredit UMKM Lewat Fintech Capai Rp621 Triliun
Sejak 2017, Kredit UMKM Lewat Fintech Capai Rp621 Triliun

AFPI mencatat, sejak tahun 2017 hingga Mei 2023, pendanaan untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) mencapai Rp621 triliun.

Baca Selengkapnya
Debat Cawapres Harus Perjelas Program Kredit untuk UMKM Pertanian
Debat Cawapres Harus Perjelas Program Kredit untuk UMKM Pertanian

Jika isu tersebut tidak diatasi, UMKM pertanian hanya akan menjadi sorotan sesaat pada saat pemilu, namun setelahnya kembali terabaikan.

Baca Selengkapnya
Miris, Sri Mulyani Catat 29,2 Juta UMKM Belum Tersentuh Akses Kredit Bank
Miris, Sri Mulyani Catat 29,2 Juta UMKM Belum Tersentuh Akses Kredit Bank

Sebanyak 29,2 juta pelaku UMKM saat ini belum memperoleh akses pembiayaan dari perbankan.

Baca Selengkapnya
UMKM Indonesia Disebut Masih Gagap Teknologi
UMKM Indonesia Disebut Masih Gagap Teknologi

Masih banyak UMKM Indonesia menghadapi kendala dalam adopsi teknologi digital.

Baca Selengkapnya
Buka Peluang Pembiayaan, Menkop Teten Minta UMKM Masuk Rantai Pasok Industri
Buka Peluang Pembiayaan, Menkop Teten Minta UMKM Masuk Rantai Pasok Industri

Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri.

Baca Selengkapnya
Jokowi Puji BRI Jadi Bank Terbesar Salurkan KUR, tapi Porsi Indonesia Masih Kalah dari China & India
Jokowi Puji BRI Jadi Bank Terbesar Salurkan KUR, tapi Porsi Indonesia Masih Kalah dari China & India

Pembiayaan UMKM harus dipermudah, karena penyaluran kredit perbankan ke UMKM baru 21 persen dari total kredit yang ada.

Baca Selengkapnya
Jokowi Minta Bank Tak Tebang Pilih Beri Kredit UMKM: Jangan Cuma Lihat Agunan, Lihat Juga Prospeknya
Jokowi Minta Bank Tak Tebang Pilih Beri Kredit UMKM: Jangan Cuma Lihat Agunan, Lihat Juga Prospeknya

Presiden Jokowi meminta agar perbankan mempermudah pemberian kredit kepada UMKM.

Baca Selengkapnya