Survei: Aktivitas Pabrik di Asia Mandek Terpukul Perlambatan Ekonomi China
Merdeka.com - Aktivitas manufaktur Asia secara luas mengalami stagnasi pada September. Ini dipicu penutupan pabrik yang disebabkan pandemi dan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan China. Kondisi ini membebani ekonomi kawasan itu, survei menunjukkan pada Jumat.
Negara-negara di mana wabah besar varian Delta mereda mengalami peningkatan aktivitas, seperti Indonesia dan India.
Tetapi, aktivitas pabrik pada September menyusut di Malaysia dan Vietnam, dan meningkat di Jepang pada tingkat paling lambat dalam tujuh bulan. Sebab, kekurangan chip dan gangguan pasokan menambah kesengsaraan kawasan yang masih berjuang untuk melepaskan diri dari dampak Covid-19.
-
Kenapa PMI manufaktur mencapai titik tertinggi? Angka ini merupakan posisi tertinggi sejak Oktober 2021, atau dalam 29 bulan terakhir.
-
Kapan PMI Manufaktur Indonesia berada di level tertinggi? Data Purchasing Manager's Index (PMI) Manufaktur Indonesia yang dirilis oleh S&P Global untuk bulan Maret 2024 menunjukkan bahwa PMI Manufaktur Indonesia berada di level 54,2.
-
Bagaimana Purchasing Manager's Index (PMI) menunjukkan pertumbuhan? Pencapaian ini mencerminkan bahwa sektor manufaktur Indonesia sedang berada dalam fase ekspansi, dengan PMI di atas level 50 yang menandakan pertumbuhan.
-
Kenapa penjualan iPhone di China menurun? Setidaknya, terdapat dua alasan mengapa penjualan Apple di Tiongkok tersebut menurun.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Bagaimana Kemenko Perekonomian tingkatkan daya saing industri? 'Perjalanan transformasi industri untuk meningkatkan daya saing dan nilai tambah produknya masih Panjang, sehingga sinergi yang sudah terjalin selama ini harus dilanjutkan dan diperkuat lagi,' jelas Menko Airlangga.
Melemahnya momentum ekonomi China memberikan pukulan baru bagi prospek pertumbuhan kawasan, dengan Indeks Manajer Pembelian (PMI) resmi pada Kamis (30/9) menunjukkan aktivitas pabrik negara itu secara tak terduga menyusut pada September karena pembatasan yang lebih luas pada penggunaan listrik.
Sementara PMI Manufaktur Caixin/Markit swasta bernasib lebih baik dari pada yang diperkirakan setelah merosot pada Agustus, tanda-tanda pelemahan yang berkembang di ekonomi terbesar kedua di dunia itu mengaburkan prospek negara-negara tetangga di Asia.
"Sementara pembatasan virus corona pada kegiatan ekonomi dapat secara bertahap dicabut, langkah lambat ini membuat ekonomi Asia Tenggara akan mandek selama sisa tahun ini," kata Makoto Saito, seorang ekonom di NLI Research Institute.
PMI Manufaktur final Jepang merosot menjadi 51,5 pada September dari 52,7 pada bulan sebelumnya, menandai laju ekspansi paling lambat sejak Februari. Produsen-produsen di ekonomi terbesar ketiga di dunia itu menghadapi tekanan dari pembatasan pandemi dan gangguan rantai pasokan yang meningkat serta kekurangan bahan baku dan penundaan pengiriman.
PMI Korea Selatan untuk September naik menjadi 52,4 dari 51,2 pada Agustus, dibantu oleh ekspansi produksi dan pesanan baru. PMI tetap di atas ambang batas 50 yang menunjukkan ekspansi aktivitas selama 12 bulan berturut-turut, tetapi gangguan rantai pasokan yang terus berlanjut merusak optimisme bisnis bagi para produsen.
Harapan di Indonesia
Aktivitas pabrik Taiwan terus berkembang tetapi pada laju paling lambat dalam lebih dari setahun. Indeks PMI Taiwan turun ke 54,7 pada September dari 58,5 pada Agustus, sementara Vietnam melihat indeks tidak berubah dari Agustus di 40,2.
Secercah harapan, PMI Indonesia naik menjadi 52,2 dari 43,7 pada Agustus, sedangkan untuk India meningkat menjadi 53,7 pada September dari 52,3 pada bulan sebelumnya.
"Sementara PMI regional menunjukkan bahwa gangguan dari gelombang virus besar di wilayah tersebut agak berkurang, pesanan yang tidak terpenuhi terus menumpuk, yang berarti bahwa kekurangan yang dihasilkan lebih lanjut di rantai pasokan akan tetap ada untuk beberapa waktu mendatang," kata Alex Holmes. ekonom Asia di Capital Economics.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
penurunan PMI Manufaktur ini tergambar dari pelemahan tingkat daya beli masyarakat, khususnya pada kelompok kelas menengah untuk kebutuhan sekunder/tersier.
Baca SelengkapnyaUni Eropa beberapa waktu lalu memberlakukan tarif sementara hingga 37,6% pada impor kendaraan listrik (EV) buatan China untuk melindungi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan hasil survei swasta menunjukkan sektor properti yang dilanda krisis.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaEkonomi kawasan Asia Tenggara diramal turun karena kinerja eskpor tergangggu.
Baca SelengkapnyaRendahnya pemanfaatan pabrik dan persaingan yang menyebabkan terlalu banyak perusahaan merugi.
Baca SelengkapnyaKontraksi PMI manufaktur Indonesia pada Juli 2024 dipengaruhi oleh penurunan bersamaan pada output dan pesanan baru.
Baca SelengkapnyaMeski permintaan domestik sudah mulai pulih, industri manufaktur China masih tertekan.
Baca SelengkapnyaUni Eropa beberapa waktu lalu memberlakukan tarif sementara hingga 37,6% pada impor kendaraan listrik (EV) buatan China untuk melindungi dalam negeri.
Baca SelengkapnyaKinerja sektor manufaktur Indonesia justru mengalami penurunan di tengah pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diklaim tetap kuat.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani ungkap penyebab PMI manufaktur Indonesia turun drastis.
Baca SelengkapnyaSejumlah negara yang tidak menerapkan libur Lebaran hingga 10 hari justru mencatatkan tren PMI di bawah 50 poin. Antara lain Thailand, Malaysia dan Jepang.
Baca Selengkapnya