Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Survei: Investasi Real Estate di Asia Pasifik naik 5 Persen di 2019

Survei: Investasi Real Estate di Asia Pasifik naik 5 Persen di 2019 Apartemen. Istimewa ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Konsultan Real Estate Global JLL mencatat, volume transaksi real estate Asia Pasifik di 2019 diperkirakan naik 5 persen, meskipun laju momentum pertumbuhan akan melambat. Urbanisasi dan demografi terus menciptakan peluang bagi investor di tengah lingkungan ekonomi yang berjalan lambat.

Head of Capital Markets, JLL Asia Pasifik Stuart Crow mengatakan, para investor masih terus berkutat dengan resiko-resiko makro dan ketidakpastian geopolitik seperti kenaikan suku bunga, berlanjutnya perang dagang antara Amerika Serikat dan Cina, serta tekanan di Uni Eropa yang disebabkan oleh negosiasi Brexit.

"Meskipun terlihat adanya kemunduran, industri real estate tetap terlihat menarik sebagai tempat yang aman untuk berinvestasi, dengan manfaat diversifikasi portofolio-nya serta tingkat keuntungan yang relatif lebih tinggi dibanding dengan kelas aset lainnya. Tetapi, dalam situasi ekonomi yang melambat ini, investor menjadi lebih selektif dan ketat saat bergerak keluar dari suatu jenis investasi karena semakin sulit untuk menemukan alternatif investasi lain yang dapat menghasilkan pendapatan," kata Crow melalui keterangan resminya.

Orang lain juga bertanya?

Di Asia Pasifik, permintaan real estate akan terus bergerak didorong oleh fundamental demografis yang kuat. Penduduk daerah perkotaan diperkirakan akan melampaui 400 juta orang pada tahun 2027, sedangkan penduduk berusia 65 tahun atau lebih akan meningkat sebanyak 146 juta orang dalam kurun waktu 10 tahun ke depan. Pada tahun 2021, pasar e-commerce Asia Pasifik diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan sampai mencapai US$ 1,6 triliun.

Sementara itu, Head of Research JLL Indonesia, James Taylor mengatakan Minat investor kemungkinan akan tetap kuat di Indonesia pada tahun 2019. Pasar gedung perkantoran serta ritel akan semakin ketat dan titik masuk yang paling mungkin diambil oleh investor adalah pengembangan tapak dan/atau membentuk kemitraan dengan grup-grup perusahaan lokal.

"Pengembangan infrastruktur MRT dan LRT mendatang akan menghadirkan peluang baru bagi para investor sementara pasar pergudangan logistik modern kemungkinan akan terus menjadi fokus bagi grup-grup perusahaan lokal dan internasional," kata James.

JLL mencatat, ada 5 tren kunci yang akan membentuk industri di Asia Pasifik pada tahun 2019.

Properti fasilitas sosial akan tumbuh pesat

Penambahan jumlah penduduk perkotaan di wilayah ini menyebabkan meningkatnya permintaan akan perumahan alternatif, termasuk akomodasi bagi pelajar, hunian bersama, hunian multi-keluarga, panti jompo serta rumah perawatan bagi para lansia. Bagi para investor, sektor yang berkaitan dengan kehidupan ini menawarkan hasil yang menarik serta prospek pertumbuhan jangka panjang dan peluang diversifikasi portofolio.

"Sektor-sektor baru ini siap untuk mengalahkan investasi di bidang aset perumahan tradisional terkait dengan sifatnya dalam penggunaan ruang yang efisien, manajemen bangunan yang unggul, serta imbal hasil yang umumnya lebih tinggi. Panti jompo, misalnya, menawarkan keuntungan antara 11 hingga 14 persen di Tokyo, dan 8 hingga 12 persen di Singapura," kata Crow.

Skema co-working semakin berkembang

Head of Asia Pacific Research JLL, Megan Walters mengatakan pada tahun 2030, ruang kerja yang fleksibel akan mencapai 30 persen dari portofolio beberapa perusahaan-perusahaan properti komersial di seluruh dunia. Ini berarti konsolidasi pasar akan semakin sering terjadi.

Seperti misalnya pemilik properti serta pengembang akan mulai menawarkan ruang fleksibel milik mereka sendiri, hal lainnya yaitu membentuk usaha bersama dengan perusahaan co-working, atau dapat dilihat dari merger dan akuisisi yang terjadi antara perusahaan-perusahaan co-working.

Pusat Logistik dan data semakin banyak

Dengan semakin meningkatnya peran Asia Pasifik sebagai pemimpin dalam e-commerce global, tuntutan bagi organisasi-organisasi untuk mendirikan infrastruktur penyimpanan data serta memiliki fasilitas pergudangan untuk barang-barang fisik ritel mereka akan semakin meningkat.

James Taylor mengatakan, pasar gudang logistik modern telah berkembang selama beberapa tahun terakhir di Indonesia dan para investor akan terus menampung permintaan pengguna baik dari sektor e-commerce, grup perusahaan barang konsumen, perusahaan-perusahaan logistik pihak ketiga serta pabrikan.

Tingkat okupansi tetap tinggi namun pasar kekurangan pasokan, terutama di wilayah Jabodetabek dan Surabaya. Sementara itu, pasar pusat data masih belum matang di Indonesia namun ada kemungkinan pasar ini mengalami pertumbuhan yang cepat karena sudah ada beberapa grup perusahaan internasional yang mulai mengukur kemungkinan mereka untuk masuk ke pasar tersebut.

Perubahan terhadap eksposur utang

Crow menjelaskan, beberapa bank semakin memperketat persyaratan pinjaman mereka, hal ini akan menimbulkan celah bagi pemberi pinjaman non-bank dan asing untuk memasuki pasar, khususnya di Australia, India dan China. Akibatnya, akan semakin banyak investor yang beralih ke pemberi pinjaman luar negeri yang menawarkan bentuk-bentuk utang atau ekuitas yang lebih fleksibel untuk proyek-proyek tertentu.

"Investasi utang adalah salah satu cara untuk mengurangi resiko dalam portofolio dan semakin banyak investor yang mencari cara untuk menggunakan utang dalam melindungi mereka dari volatilitas pasar serta anjloknya pendapatan dari bidang properti," kata Crow.

Evolusi kota pintar

Dengan terus digaungkannya inisiatif kota pintar di Singapura, Jepang, Korea Selatan dan Australia, Asia Pasifik mulai merasakan semakin meningkatnya kebutuhan untuk membangun infrastruktur digital yang lebih baik untuk memaksimalkan efisiensi, keberlanjutan serta untuk meningkatkan kondisi kehidupan penduduk.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, ADB Proyeksi Pertumbuhan di Asia Pasifik Bisa Tumbuh 5 Persen di 2024
Ekonomi Global Masih Belum Stabil, ADB Proyeksi Pertumbuhan di Asia Pasifik Bisa Tumbuh 5 Persen di 2024

ADB merilis proyeksi perekonomian di kawasan Asia-Pasifik pada tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta
Laporan Terbaru: 55 Persen Pembeli Rumah Didominasi Milenial, Harga Dibeli Rp200 Juta Hingga Rp600 Juta

Hal ini menegaskan peran penting generasi muda dalam menggerakkan pasar properti, terutama di tengah dinamika seperti pergeseran minat ke wilayah berkembang.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Masih tinggi, Ekonomi Global Diyakini Bisa Tumbuh 2,7 Persen di 2023
Ketidakpastian Masih tinggi, Ekonomi Global Diyakini Bisa Tumbuh 2,7 Persen di 2023

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 tetap sebesar 2,7 persen (yoy), yang disertai dengan pergeseran sumber pertumbuhan.

Baca Selengkapnya
FOTO: Penjualan Rumah Mewah Meningkat
FOTO: Penjualan Rumah Mewah Meningkat

Kontribusi industri properti terhadap PDB pada triwulan kedua 2023 tercatat sebesar 9,43 persen untuk sektor konstruksi & 2,40 persen untuk sektor real estate.

Baca Selengkapnya
Bank Mandiri Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen di Kuartal II-2024
Bank Mandiri Ramal Ekonomi RI Tumbuh 5,11 Persen di Kuartal II-2024

Pertumbuhan ekonomi kuartal II-2024 diramal tumbuh 5,11 persen.

Baca Selengkapnya
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR
Insentif Pajak Dongkrak Pembelian Properti, Kenaikan Suku Bunga Geser Tren KPR

Di akhir 2023, penambahan inventori baru pada proyek perumahan naik hingga dua kali lipat, sementara permintaan akan rumah baru juga naik hingga 27 persen.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Lanjutkan Insentif Pajak Pembelian Rumah, Sektor Properti Diprediksi Tumbuh 10 Persen di 2024
Pemerintah Lanjutkan Insentif Pajak Pembelian Rumah, Sektor Properti Diprediksi Tumbuh 10 Persen di 2024

Berbagai kemudahan tersebut juga semakin memperkuat stimulus yang sebelumnya diberikan pemerintah seperti Down Payment nol persen.

Baca Selengkapnya
Rumah Seharga Rp1 Miliar Makin Banyak Diminati Masyarakat
Rumah Seharga Rp1 Miliar Makin Banyak Diminati Masyarakat

Rata-rata penyerapan untuk setiap perumahan adalah 13,6 unit per bulan.

Baca Selengkapnya
Bank Dunia: Pemilu 2024 Bisa Perlambat Momentum Pertumbuhan Ekonomi
Bank Dunia: Pemilu 2024 Bisa Perlambat Momentum Pertumbuhan Ekonomi

Ekonomi Indonesia diprediksi tumbuh rata-rata 4,9 persen selama 2024-2026.

Baca Selengkapnya
Dirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya
Dirut BTN Prediksi Sektor Properti Tumbuh 12 Persen di 2024, Ini Sederet Faktor Pemicunya

Sektor properi didorong pelonggaran rasio LTV/FTV Kredit/Pembiayaan Properti menjadi maksimal 100 persen untuk semua jenis properti.

Baca Selengkapnya
Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Diproyeksi 5,60 Persen
Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Diproyeksi 5,60 Persen

Meningkatnya investasi sejalan dengan masih berlangsungnya pembangunan proyek strategis multitahun Pemerintah.

Baca Selengkapnya
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Bakal Naik Usai Pemilu 2024

Terdapat empat aspek yang dapat memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Indonesia ke depan.

Baca Selengkapnya