Survei: Pengeluaran Rumah Tangga Naik 7 Persen Hingga April 2021
Merdeka.com - Survei yang dilakukan NielsenIQ menunjukkan pengeluaran rumah tangga masyarakat hingga April 2021 mengalami peningkatan hingga 7 persen. Peningkatan ini dorong tingkat keyakinan konsumen yang meningkat dibandingkan tahun lalu.
"Tingkat keyakinan konsumen Indonesia meningkat seiring dengan makin menguatnya pengeluaran rumah tangga yang membaik dibandingkan tahun lalu," kata Senior Manager, Consumer Intelligence NielsenIQ, Nansita Basuki dalam konferensi pers, Jakarta, Rabu (23/6).
Peningkatan konsumsi masyarakat terpantau mengalami peningkatan di hampir semua segmen. Terutama pada segmen leisure yang terdiri dari rekreasi, fesyen dan hiburan. Kategori ini meningkat menjadi 13 persen dari tahun lalu yang hanya tumbuh 10 persen.
-
Apa yang meningkat 1.540% sejak 2022? 'Hasil riset mengungkapkan adanya lonjakan 1.540 persen kasus penipuan menggunakan deepfakce di wilayah APAC sejak 2022 hingga 2023. Risetnya itu berjudul VIDA Where’s The Fraud - Protecting Indonesia Business from AI Generated Fraud.'
-
Apa yang dimaksud dengan persentase kenaikan? Persentase kenaikan sendiri sangat diperlukan oleh para pelaku usaha dalam menghitung keuntungan. Dengan menghitung persentase kenaikan, pelaku usaha atau perusahaan dapat memiliki patokan untuk membandingkan kenaikan keuntungan, produksi barang, atau penjualan.
-
Apa yang diukur dalam survei indikator? Lembaga Survei Indikator Politik merilisi hasil survei elektabilitas pasangan calon (paslon) pada Pilpres 2024.
-
Bagaimana nilai pasar timnas meningkat? Total nilai pasar starting XI Skuad Indonesia bisa melampaui Rp350 miliar dengan kehadiran kedua pemain ini.
-
Mengapa laba Bank Mandiri naik di tahun 2023? Kunci kesuksesan Bank Mandiri ini tak lepas dari strategi bisnis yang konsisten untuk fokus pada pertumbuhan bisnis berbasis ekosistem serta didukung dengan strategi digitalisasi.
-
Bagaimana pertumbuhan penduduk Indonesia setiap tahun? Pertumbuhan penduduk periode 2020-2045 rata-rata sebesar 0,67 persen setiap tahun.
"Ketiga komponen ini menguat karena tahun lalu masyarakat menahan diri untuk tidak mengeluarkan dana karena ada kebijakan pembatasan sosial," kata Sita, sapaannya.
Lebih lanjut Sita menjelaskan, peningkatan segmen leisure sejalan dengan makin masifnya pemerintah melakukan program vaksinasi. Sehingga menciptakan kepercayaan masyarakat untuk memulai kembali berbagai aktivitas yang selama ini tidak dilakukan karena pandemi Covid-19.
"Kenaikan ini berhubungan dengan program vaksinasi dengan mobilitas yang membaik dibanding tahun lalu," kata dia.
Selain itu, kategori Barang Konsumen yang Bergerak Cepat atau Fast Moving Consumer Goods (FMCG) tetap dipertahankan rumah tangga. Sebab produk kategori FMCG seperti makanan-minuman, peralatan mandi, kosmetik, obat-obatan dan lainnya masih dipertahankan masyarakat. Hanya menurun 1 persen dibandingkan tahun lalu dalam periode yang sama.
"FMCG ini pengeluaran yang tetap dipertahankan karena semua orang butuh makan," kata dia.
Begitu juga dengan pengeluaran rumah tangga untuk kebutuhan komunikasi. Konsumsi internet di luar telepon masih tetap sama yakni tumbuh 5 persen karena berbagai aktivitas seperti sekolah dan bekerja masih dilakukan secara online dari rumah. "Segmen ini tetap dipertahankan dalam pengeluaran rumah tangga," kata dia.
Untuk itu dia menilai secara umum persepsi masyarakat terhadap kondisi perekonomian semakin membaik. Jauh lebih baik dibandingkan dengan bulan Mei tahun lalu. Terlebih berdasarkan data pemerintah, sampai kuartal pertama tahun 2021 perekonomian nasional semakin membaik. Inflasi tetap terjaga dan GDP juga mulai menunjukkan perbaikan.
Pergerakan ini dipengaruhi konsumsi domestik yang semakin membaik dan investasi yang makin stabil. Sehingga dari berbagai indikator tersebut Indonesia makin optimis untuk masuk ke fase pemulihan. "Dari indikator tadi, Indonesia makin optimis," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
Baca SelengkapnyaProyeksi peningkatan penjualan ritel tersebut dilihat dari indeks keyakinan konsumen pada Juli 2024.
Baca SelengkapnyaUntuk pengeluaran komoditas non makanan mencakup perumahan dan fasilitas rumah tangga, aneka barang dan jasa, pakaian, alas kaki, dan tutup kepala.
Baca SelengkapnyaEdy Mahmud mengatakan salah satu komponen pendorongnya yakni konsumsi rumah tangga sebesar 5,23 persen.
Baca SelengkapnyaData Bank Indonesia mencatat, indeks penjualan riil atau IPR pada Februari 2024 tercatat 214,1.
Baca SelengkapnyaMeningkatnya investasi sejalan dengan masih berlangsungnya pembangunan proyek strategis multitahun Pemerintah.
Baca SelengkapnyaPertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II-2023 diprediksi capai 5,1 persen, didukung oleh peningkatan konsumsi rumah tangga dan investasi.
Baca SelengkapnyaIndef menilai, ada perubahan pola konsumsi masyarakat yang mempengaruhi ekonomi.
Baca SelengkapnyaKendati begitu, Perry mengakui kinerja ekspor barang belum kuat dipengaruhi oleh menurunnya ekspor komoditas.
Baca SelengkapnyaTabungan Orang Kaya di Atas Rp5 Miliar Meningkat Hampir 10 Persen di April 2024
Baca SelengkapnyaDengan perputaran yang cukup besar tersebut, dipastikan ekonomi daerah akan produktif mendorong meningkatnya konsumsi rumah tangga.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani menjelaskan konsumsi rumah tangga tetap menjadi pendorong utama.
Baca Selengkapnya