Susahnya cari rumah murah di Jakarta dan sekitarnya
Merdeka.com - Pesatnya pertumbuhan DKI Jakarta membuat ruang lapang dihiasi pepohonan menjadi suatu pemandangan mahal. Jakarta telah dipenuhi gedung menjulang. Rindangnya pepohonan telah disulap menjadi beton-beton tebal. Kondisi ini menjadi bukti seksinya daya tarik properti Ibu Kota Indonesia ini.
Minimnya peluang mengembangkan properti hunian di Jakarta membuat pengembang beralih menuju kota satelit. Tingginya kebutuhan para pekerja di Jakarta akan hunian membuat pertumbuhan properti di kota satelit menggeliat.
Curhatan seorang warga Depok, Caesara Ayu Larasati (22) menjadi salah satu bukti. Bekerja di daerah Kemayoran, Jakarta Pusat membuatnya pontang-panting untuk sampai ke lokasi kerja dari tempat tinggalnya kini. Namun apa boleh buat, tingginya harga rumah di wilayah sekitar kantornya tidak sebanding dengan pendapatannya.
-
Di mana kawasan potensial untuk investasi di Jakarta? Dia bilang, jika IKN benar-benar menjadi ibu kota, maka kawasan sekitar Monas, Masjid Istiqlal dan Bundaran Hotel Indonesia (HI) direncanakan menjadi area potensial untuk investasi dan perubahan peruntukan menjadi wilayah komersial.
-
Bagaimana Jakarta menarik investor? Pemprov DKI Jakarta mengundang para investor untuk datang menjajaki berbagai proyek potensial yang dikelola oleh badan usaha milik daerah (BUMD) serta badan layanan umum daerah (BLUD).
-
Dari mana saja orang cari rumah di Jakarta? Dari segi asal, lanjutnya, sebagian besar pencari properti di Jakarta berasal dari dalam wilayah itu sendiri. Namun, kota-kota satelit di sekitarnya juga mencatatkan proporsi pencarian yang signifikan.
-
Mengapa Jakarta butuh investasi? Oleh karena itu, dibutuhkan investasi dari dalam dan luar negeri untuk membiayai pembangunan DKI Jakarta.
-
Siapa yang paling sering cari properti di Jakarta? Di Jakarta, pencari properti umumnya berasal dari kelompok usia 25-34 tahun, dengan proporsi mencapai antara 33- 35,9 persen. Diikuti kelompok usia 45-54 tahun yang mencakup 19,9- 21,9 persen.'Data ini menunjukkan bahwa generasi muda dan dewasa produktif adalah kelompok utama yang aktif mencari properti di Jakarta,' tutur Marisa.
-
Kenapa ruang terbuka hijau di Jakarta minim? Diketahui, luas ruang terbuka hijau (RTH) DKI Jakarta hanya 33,35 juta meter persegi atau 5,18 persen dari luas total Jakarta. Angka ini jauh dari ketentuan aturan yang mensyaratkan hingga 30 persen.
"Maunya sih tinggal dekat-dekat kantor. Tapi harganya kan sudah pada tinggi-tinggi," keluh Laras kepada merdeka.com, pekan lalu.
Mau tidak mau, sudah lebih dari setahun dia terpaksa bertahan dalam kondisi yang melelahkan ini. Beruntung ada akses kereta api yang membantu aktivitasnya sehari-hari ini.
Para pengembang sebenarnya sangat menyadari mahalnya lahan di DKI Jakarta dan sekitarnya. "Lokasi bagi perumahan pekerja ini yang dekat kerjaannya (di daerah Jakarta), dari aspek affordability pasti tidak akan terjangkau. Karena lahan yang sudah mahal dan susah, apalagi di tengah Jakarta," kata Ketua Asosiasi Pengembang Perumahan dan Permukiman Seluruh Indonesia (APERSI) DPD DKI Jakarta Iskandar kepada merdeka.com, pekan lalu.
Dia menjelaskan, berkaca pada masalah tersebut, para pengembang lantas saat ini menyasar daerah pinggiran Jakarta. Namun, tetap tingginya permintaan rumah hunian, membuat persaingan mendapatkan lahan menjadi sulit.
Selain lahan, masalah pendapatan masyarakat juga menjadi hambatan bagi masyarakat dalam mendapatkan hunian layak. Tingginya pertumbuhan harga properti tiap tahunnya belum sebanding dengan gaji pekerja DKI Jakarta.
Rata-rata pertumbuhan harga properti dalam tiga tahun belakangan bisa mencapai 30 persen sampai 40 persen per tahunnya. "Masalah utamanya itu harga. Pertumbuhan harga properti memang gila-gilaan. Tidak sebanding kenaikan gaji karyawan yang naik syukur-syukur bisa naik 10 persen tiap tahunnya," jelas Pengamat properti Anton Sitorus, kemarin.
Walau dirundung segudang masalah, gencarnya pemerintah pusat dan daerah membangun sarana transportasi, membuat para pengembang tetap optimis. Menurut Iskandar, pengusaha makin bernafsu melebarkan sayap ke kota-kota penyangga Jakarta karenanya.
"Supporting dari pemerintah sudah bagus. Di daerah Bodetabek sudah dihubungkan dengan akses kereta. Artinya ini relatif masih bisa dijangkau bagi daerah pinggiran," terang Iskandar. (mdk/bim)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pencari properti di Jakarta umumnya berasal dari kelompok usia 25-34 tahun.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin memprediksi jumlah pendatang tahun ini akan turun
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta memprediksi, jumlah pendatang ke Jakarta usai Lebaran 2024 diperkirakan turun drastis.
Baca SelengkapnyaSejumlah serikat buruh di Yogyakarta memperingati Hari Buruh atau May Day
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS pada 2023, rata-rata kepadatan penduduk di Jakarta mencapai 16.146 per km persegi. Sementara, Jakarta Pusat menjadi wilayah paling padat.
Baca SelengkapnyaRencananya, Ibu Kota bakal pindah dari DKI jakarta ke Kalimantan.
Baca SelengkapnyaBangunan kumuh yang berdiri sepanjang bantaran Kali Ciliwung di Jakarta semakin mencolok.
Baca SelengkapnyaAnak-anak di Jakarta terpaksa bermain di tempat tak semestinya karena minimnya ruang terbuka hijau.
Baca SelengkapnyaSejumlah peneliti asing mengkritik rencana pemindahan ibu kota dari Jakarta ke Nusantara di Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan data BPS mencatat di 2022 baru 60,66 persen rumah tangga di Indonesia yang menempati rumah yang layak.
Baca SelengkapnyaTren yang biasa terjadi adalah melonjaknya jumlah pendatang yang tiba di Jakarta
Baca SelengkapnyaSalah satunya, karena rumah tak layak huni tidak memiliki air yang bersih.
Baca Selengkapnya