Susi sebut G20 rugikan RI, Sofyan Djalil bilang kehormatan
Merdeka.com - Pekan lalu, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menyatakan, masuknya Indonesia dalam forum 20 negara perekonomian terbesar dunia atau forum G20 tidak ada manfaatnya. Susi justru melihat kerugian yang harus diterima Indonesia. Kerugian itu harus dialami di sektor kelautan.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian Sofyan Djalil justru punya pandangan berbeda. Sofyan justru melihat, derajat Indonesia terangkat sejak masuk dalam G20.
"G20 itu kehormatan, kita diakui sebagai ekonomi besar dunia," tegas Sofyan di Istana Negara, Senin (17/11).
-
Kenapa Menko Perekonomian ikut ke KTT G20? Menko Airlangga menegaskan, Pemerintah Indonesia membawa misi besar dalam agenda KTT G20. Salah satunya untuk memperkuat kerja sama di bidang perekonomian.
-
Apa yang dibawa Menko Perekonomian ke KTT G20? Menko Airlangga menegaskan, Pemerintah Indonesia membawa misi besar dalam agenda KTT G20. Salah satunya untuk memperkuat kerja sama di bidang perekonomian.
-
Apa yang dicapai Dirut Pertamina di G20? Nicke berhasil membawa tiga rekomendasi utama yakni Percepatan Transisi untuk Energi Berkelanjutan, Memastikan Transisi yang Tepat dan Berkeadilan dan Keterjangkauan Energi.
-
Siapa yang mendampingi Presiden Jokowi ke KTT G20? Selain ibu negara Iriana Jokowi, presiden juga didampingi sejumlah menteri termasuk Menko Perekonomian, AIrlangga Hartato.
-
Mengapa keris Sumenep menjadi suvenir G20? Jadi Suvenir G20 Keris Sumenep dipilih Menparekraf RI Sandiaga Uno menjadi souvenir bagi para pemimpin dunia yang hadir di ajang G20 di Bali tahun 2022 silam. Ia ingin memperkenalkan keris Sumenep kepada para pemimpin negara ternama.
-
Siapa yang membuat pernyataan tentang Indonesia? Tidak ada pembahasan terkait PM Singapura sebut Indonesia sebagai negara yang tidak akan maju karena gila agama.
Karena itu, Sofyan meluruskan pernyataan Menteri Susi. Dia memahami bahwa Susi fokus pada sektor kelautan yang disebut-sebut justru dirugikan dengan masuknya Indonesia di forum G20. Sesungguhnya, kata dia, kerugian berupa pengenaan pajak ekspor ikan sebesar 15 persen ke negara tertentu, bisa dibicarakan secara bilateral.
"Sebenarnya Bu Susi ada poinnya, tapi kan forumnya bukan di situ. Bu susi kan concern karena ekspor kita ke negara-negara itu kena pajak, ini harus bicara bilateral dan forum G20 tidak membahas masalah tersebut," jelasnya.
Mantan menteri BUMN ini berjanji, persoalan kerugian di sektor kelautan akan dibahas secara bilateral.
"Sektor perikanan banyak mempekerjakan rakyat butuh kerja, nelayan kecil, ini tentu dalam rangka kita memerangi kemiskinan meningkatkan pendapatan masyarakat tentu kita harus bicara dengan negara yang bersangkutan," ucapnya.
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melihat kerugian yang harus diterima Indonesia setelah masuk di forum G20. Kerugian itu harus dialami di sektor kelautan. Semisal, nilai ekspor Tuna Indonesia mencapai USD 700 juta. Gara-gara G20, Indonesia tidak dapat kemudahan zero persen tarif dan harus membayar tarif 14 persen dengan nilai USD 105 juta.
"Masuk G20 tidak ada untungnya untuk kelautan kita. Karena ini kita jadi kena impor tarif. Padahal nilai udang kita saja mencapai miliaran dolar Amerika. Kemudian ada impor tarif beberapa, tidak ada untungnya dibantu G20," ucap Susi dalam dialog bersama pengusaha di KKP, Jakarta, Selasa (11/10).
Susi menyindir pemerintahan SBY yang membanggakan kinerja pemerintah berhasil membawa Indonesia masuk G20. Menurut Susi, Indonesia tidak perlu gengsi dan sombong karena berada dalam organisasi G20. Apalagi Indonesia hanya jadi negara penggembira dan tidak memiliki pengaruh kuat. Bahkan keputusan mereka cenderung merugikan Indonesia.
"Kita tidak perlu sombong. Kalau duit hilang buat apa. Kita di G20 tidak bisa kasih keputusan apa-apa karena kita bukan negara G8. Kita pengikut penggembira saja," tegasnya.
Dalam pandangannya, dengan keluar dari organisasi G20 justru membuat Indonesia lebih mandiri dan berdaulat serta berdiri di kaki sendiri seperti visi Presiden Joko Widodo.
"Kita semua orang dagang dan mau bisnis. Lobi diplomatik bukan kita, lobi kita perdagangan. Kalau kita keluar dari G20 maka negara untung USD 300-500 juta. Just get out dari G20. Tidak perlu gengsi pak, saya tidak perlu prestis," tutupnya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Tekanan yang dialami negara-negara maju itu dipengaruhi kenaikan suku bunga yang terlalu tinggi yang terjadi di berbagai negara.
Baca SelengkapnyaLuhut menyayangkan bahwa sebagian masyarakat Indonesia tidak menyadari bahwa pemerintah sudah melakukan hal yang baik.
Baca SelengkapnyaHarapan Jokowi, keanggotaan penuh ini menjadi momentum yang baik untuk terus menguatkan komitmen pencegahan dan pemberantasan TPPU.
Baca SelengkapnyaOECD berencana mengeluarkan kebijakan pengenaan pajak kepada orang terkaya atau miliarder yang tarifnya 2 persen.
Baca SelengkapnyaPotret lawas Presiden Soekarno bersama Sultan Hamengkubuwono IX viral di media sosial.
Baca SelengkapnyaMenurutnya, diplomasi yang dilakukan Indonesia sangat terampil dengan keteguhan pada prinsip termasuk pada piagam PBB.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi mengirim Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati ke Brazil di tengah isu reshuffle kabinet.
Baca SelengkapnyaJepang bisa turun peringkat karena pelemahan mata uang dan penurunan produktifitas.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi melakukan kunjungan kerja ke China. Setelah tiba, Jokowi langsung melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden China Xi Jinping.
Baca SelengkapnyaPrabowo juga menyingung soal perubahan iklim yang berdampak langsung ke Indonesia
Baca SelengkapnyaKepala BPIP berharap, forum tersebut memiliki manfaat besar bagi Indonesia dan dunia dalam pembanguna berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaIndonesia berupaya mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan.
Baca Selengkapnya