Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Susut 5,2 Persen, Bank Dunia Nilai Resesi Ekonomi Corona Terparah Sejak Perang Dunia

Susut 5,2 Persen, Bank Dunia Nilai Resesi Ekonomi Corona Terparah Sejak Perang Dunia krisis ekonomi. shutterstock

Merdeka.com - Ekonomi global diperkirakan turun sebesar 5,2 persen tahun ini imbas pandemi COVID-19. Bank Dunia menilai ini resesi terdalam sejak Perang Dunia Kedua, dalam laporan Prospek Ekonomi Global terbaru yang dirilis pada Senin (8/6/2020).

Dikutip dari Antara, Selasa (9/6), aktivitas ekonomi di negara maju diperkirakan akan berkontraksi 7 persen pada 2020 karena permintaan dan pasokan, perdagangan, dan keuangan sangat terganggu. Ekonomi AS diproyeksikan menyusut sebesar 6,1 persen tahun ini, sementara kawasan Euro bisa kontraksi 9,1 persen.

Sementara itu, emerging markets dan ekonomi-ekonomi berkembang (EMDE) diperkirakan berkontraksi sebesar 2,5 persen tahun ini. "Kontraksi pertama mereka sebagai sebuah kelompok setidaknya dalam enam puluh tahun," menurut laporan itu.

Aktivitas ekonomi di Amerika Latin dan Karibia, khususnya, bisa turun 7,2 persen pada 2020. Pertumbuhan di Asia Timur dan Pasifik diproyeksikan turun menjadi 0,5 persen pada 2020, satu-satunya wilayah yang dapat melihat pertumbuhan tahun ini, kata laporan itu. Ekonomi China diperkirakan akan tumbuh sebesar satu persen tahun ini.

Jutaan Orang Terancam Jatuh Miskin Ekstrem Tahun ini

Bank Dunia mengatakan pendapatan per kapita diperkirakan turun 3,6 persen, yang akan membawa jutaan orang ke dalam kemiskinan ekstrem tahun ini.

"Ini adalah pandangan yang sangat serius, dengan krisis yang cenderung meninggalkan bekas luka jangka panjang dan menimbulkan tantangan global yang besar," kata Wakil Presiden Kelompok Bank Dunia untuk Pertumbuhan, Keuangan, dan Lembaga yang Adil, Ceyla Pazarbasioglu.

Laporan itu juga mencatat bahwa pukulan itu paling keras terjadi di negara-negara di mana epidemi Virus Corona adalah yang paling parah dan di mana ada ketergantungan besar pada perdagangan global, pariwisata, ekspor komoditas, dan pembiayaan eksternal.

Sementara besarnya gangguan bervariasi dari satu daerah ke daerah lain. Semua EMDE memiliki kerentanan yang diperbesar oleh guncangan eksternal, kata laporan itu.

Dia menambahkan bahwa gangguan dalam sekolah dan akses layanan kesehatan primer cenderung memiliki dampak jangka panjang pada pengembangan sumber daya manusia.

"Masalah yang harus ditangani pertama kami adalah menangani kesehatan global dan darurat ekonomi," kata Pazarbasioglu. "Selain itu, komunitas global harus bersatu buat menemukan cara untuk membangun kembali pemulihan sekuat mungkin guna mencegah lebih banyak orang jatuh ke dalam kemiskinan dan pengangguran."

Pertumbuhan Global Meningkat Baru Pada 2021

Pertumbuhan global diperkirakan akan meningkat menjadi 4,2 persen pada 2021. Ekonomi negara-negara maju diperkirakan tumbuh 3,9 persen tahun depan dan EMDE dapat bangkit kembali sebesar 4,6 persen.

Namun, prospeknya sangat tidak pasti dan risiko penurunannya dominan. Termasuk kemungkinan pandemi yang lebih berlarut-larut, pergolakan keuangan, dan mundurnya hubungan perdagangan dan pasokan global.

Skenario penurunan dapat menyebabkan ekonomi global menyusut sebanyak 8,0 persen tahun ini, diikuti oleh pemulihan yang lamban pada 2021 hanya di atas 1,0 persen, dengan output di EMDE kontraksi hampir 5,0 persen tahun ini.

"Episode saat ini telah melihat sejauh ini penurunan tercepat dan curam dalam perkiraan pertumbuhan global," kata Direktur Kelompok Prospek Bank Dunia Ayhan Kose. Dalam laporan Prospek Ekonomi Global sebelumnya yang dirilis pada Januari, pemberi pinjaman multilateral itu memproyeksikan ekonomi global akan tumbuh sebesar 2,5 persen tahun ini.

"Jika masa lalu adalah panduan, mungkin ada penurunan peringkat pertumbuhan lebih lanjut, menyiratkan bahwa pembuat kebijakan mungkin harus siap untuk menggunakan langkah-langkah tambahan guna mendukung kegiatan," kata Kose.

Dalam laporan tersebut, Bank Dunia juga mendesak pemerintah untuk mengambil langkah-langkah guna mengurangi dampak buruk dari krisis pada output potensial dengan menempatkan penekanan baru pada reformasi yang dapat meningkatkan prospek pertumbuhan jangka panjang.

"Pandemi telah menelanjangi kelemahan perawatan kesehatan nasional dan jaring pengaman sosial di banyak negara," kata laporan itu. "Penting untuk menerapkan sistem tunjangan sosial yang dapat memberikan jaring pengaman yang efektif, fleksibel, dan efisien selama bencana."

 

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang
Sri Mulyani Sebut Ekonomi Makin Melemah: Amerika Kuat, China Terlilit Utang

Bank Dunia memprediksi ekonomi global dari tahun ke tahun terus mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen
Ada Ketegangan Geopolitik, BI Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Jadi 2,9 Persen

Ekonomi dunia diperkirakan melambat akibat konflik global saat ini.

Baca Selengkapnya
Selandia Baru Resesi hingga Nilai Tukar Mata Uang Lokal Anjlok Parah
Selandia Baru Resesi hingga Nilai Tukar Mata Uang Lokal Anjlok Parah

Nilai tukar dolar Selandia Baru, jatuh ke level terendah dalam dua tahun.

Baca Selengkapnya
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia
Jepang dan Inggris Masuk Jurang Resesi, Ternyata Begini Dampaknya ke Ekonomi Dunia

Padahal, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia lebih baik dari proyeksi semula.

Baca Selengkapnya
Ekonomi Anjlok, Jepang Resmi Masuk Resesi
Ekonomi Anjlok, Jepang Resmi Masuk Resesi

Padahal ekonom memprediksi angka PDB Jepang kali ini jauh di bawah perkiraan median pertumbuhan sebesar 1,4 persen.

Baca Selengkapnya
Waspada, Ekonomi Dunia Tahun Depan Diprediksi Lebih Buruk Dibanding 2023
Waspada, Ekonomi Dunia Tahun Depan Diprediksi Lebih Buruk Dibanding 2023

Sri Mulyani menyebut, hal ini juga sejalan dengan tingkat inflasi global yang diperkirakan masih tinggi di tahun 2024.

Baca Selengkapnya
Perekonomian Eropa Diprediksi Masuk Jurang Resesi di Akhir 2023
Perekonomian Eropa Diprediksi Masuk Jurang Resesi di Akhir 2023

Aktivitas manufaktur Eropa mengalami penurunan lebih lanjut pada Oktober 2023.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati
Ketidakpastian Global Mereda, Bos BI: Tetap Perlu Hati-Hati

Ekonomi Amerika Serikat (AS) diperkirakan mulai melambat di semester II-2024 seiring dengan penurunan permintaan domestik.

Baca Selengkapnya
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan
Analisis IMF Jika Donald Trump Kembali Berkuasa: Akan Ada Guncangan Ekonomi Tambahan

Hal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Masih tinggi, Ekonomi Global Diyakini Bisa Tumbuh 2,7 Persen di 2023
Ketidakpastian Masih tinggi, Ekonomi Global Diyakini Bisa Tumbuh 2,7 Persen di 2023

BI memperkirakan pertumbuhan ekonomi global tahun 2023 tetap sebesar 2,7 persen (yoy), yang disertai dengan pergeseran sumber pertumbuhan.

Baca Selengkapnya
Ternyata Begini Dampak Parah Bakal Dirasakan Indonesia Jika Ekonomi AS Resesi
Ternyata Begini Dampak Parah Bakal Dirasakan Indonesia Jika Ekonomi AS Resesi

Angka pengangguran yang melonjak tak terduga di Amerika Serikat (AS).

Baca Selengkapnya