Tahun ini Bank Indonesia belum berencana terbitkan uang baru
Merdeka.com - Bank Indonesia belum memastikan bakal mencetak uang baru tahun ini. Salah satu pertimbangannya, program penyederhanaan mata uang atau yang dikenal dengan istilah redenominasi.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Ronald Waas mengatakan, tahun lalu BI sudah menerbitkan uang baru, uang negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Uang tersebut terbit Agustus 2014, diterbitkan memperingati kemerdekaan Indonesia 17 Agustus.
Namun untuk tahun ini berbeda. BI belum berencana menerbitkan atau mencetak uang baru. "Kan tidak harus Agustus. Ya kan nanti tunggu PBI (Peraturan Bank Indonesia dulu. Kan masih didesain. Kan kita ada program redenominasi," ujarnya di Sekretariat Mahkamah Agung, Jakarta Pusat, Rabu (17/6).
-
Bagaimana cara Bank Pemerintah mengelola keuangan negara? Bank pemerintah bertanggung jawab untuk mengelola keuangan publik, termasuk penerimaan dan pengeluaran negara. Mereka memproses transaksi keuangan pemerintah, mengelola anggaran, dan memastikan keseimbangan keuangan yang sehat.
-
Kenapa Bank Pemerintah penting? Bank pemerintah, yang di Indonesia lebih dikenal dengan sebutan bank BUMN, adalah salah satu pilar utama dalam sistem keuangan suatu negara, memainkan peran yang krusial dalam mendukung stabilitas ekonomi dan pembangunan nasional.
-
Kenapa kebutuhan uang Bank Indonesia meningkat? 'Jumlah tersebut meningkat 12,5 persen, jika dibandingkan dengan kebutuhan uang dalam periode yang sama menjelang nataru di akhir tahun 2022 sebesar Rp 2,4 triliun rupiah,' kata Erwin, dalam keterangan tertulisnya, Selasa (12/12).
-
Bagaimana BRI menjaga likuiditas di tengah kenaikan BI Rate? 'Saat ini kami tidak memiliki isu likuiditas karena masih longgar. Kami akan terus mempertahankan likuiditas tersebut secara sehat dan mempertahankan pertumbuhan kredit double digit,' tambahnya.
-
Mengapa Redenominasi Rupiah diusulkan? Redenominasi bertujuan untuk menyederhanakan jumlah digit pada pecahan rupiah tanpa mengurangi daya beli, harga atau nilai rupiah terhadap harga barang dan/atau jasa.
-
Kenapa bank mengenakan biaya bulanan? Biaya ini harus dibayarkan setiap bulan, dan bank biasanya akan secara otomatis menarik uang dari rekening setiap nasabahnya. Terkadang, bank mengenakan biaya lebih tinggi pada rekening bank yang membayar bunga lebih tinggi atau memberikan lebih banyak keuntungan.
Bank sentral juga punya pertimbangan lain yakni agar tidak terjadi pemborosan pada biaya operasional.
"Jangan sampai kita nyetak ulang baru 1-2 tahun harus nyetak lagi nanti."
Atas pertimbangan itu, kemungkinan besar tahun ini BI tidak akan mengeluarkan atau mencetak uang baru.
"Kami mesti lihat juga masyarakat dukung apa tidak. Jadi belum tentu tahun ini (cetaknya). Semuanya nominal kita cetak," tutupnya.
Sebelumnya, Perum Peruri juga mengaku tidak mencetak lebih uang kertas meski permintaan menjelang Lebaran tergolong tinggi. Direktur Teknis dan Produksi Perum Peruri Subandrio menuturkan, pihaknya hanya mencetak uang sesuai dengan permintaan dari Bank Indonesia (BI) dan hal itu tidak meningkat saat menjelang Lebaran.
"Jadi kita begitu dikasih mandat awal tahun ya kita bagi sesuai dengan kapasitas," tuturnya.
"Tidak ada peningkatan order (dari BI). Karena BI sudah punya cadangan (uang kertas dan logam) besar. Untuk satu tahun kalau di masyarakat ada kebutuhan uang ya BI sudah pasti siap," paparnya.
Lebih jauh Subandrio menjelaskan untuk tahun 2015, BI memesan uang kertas sebesar Rp 9,3 miliar biliyet. "Itu meningkat dari tahun lalu yang sebesar Rp 7,3 miliar biliyet," katanya. (mdk/noe)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Saat ini masih di tahap penelitian dan akan menuju fase menengah.
Baca SelengkapnyaKenaikan suku bunga dinilai upaya Bank Indonesia untuk mengendalikan inflasi.
Baca SelengkapnyaMenteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menanggapi soal rencana pembatasan BBM bersubsidi dan rencana BBM baru yang ramah lingkungan.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia tetap akan menjalankan bauran kebijakan untuk menjaga geliat ekonomi nasional di tengah situasi tak menentu saat ini.
Baca SelengkapnyaBI menegaskan rupiah digital tidak akan menggantikan uang kertas dan koin yang ada saat ini
Baca SelengkapnyaRealisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaCorporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan bahwa saat ini Pertamina sedang meninjau kemungkinan penyesuaian harga BBM non-subsidi.
Baca SelengkapnyaDiharapkan kinerja mata uang Rupiah terhindar dari dampak semakin tingginya ketidakpastian geopolitik.
Baca SelengkapnyaErwin menyatakan, penahanan BI 7 Days Reverse Reporter Rate (BI7DRR) ini juga bermaksud untuk menjaga nilai tukar Rupiah yang tengah dalam tekanan hebat.
Baca SelengkapnyaSaat ini, Bank Indonesia masih berfokus pada penguatan stabilitas nilai tukar rupiah.
Baca SelengkapnyaHal ini pun mengundang pertanyaan dari Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan di level 6,25 persen demi menjaga stabilitas Rupiah.
Baca Selengkapnya