Tahun ini, Indonesia impor senjata dari Timor Leste
Merdeka.com - Pada Januari 2014, Indonesia mengimpor beberapa macam senjata yang berasal dari berbagai negara, salah satunya adalah Timor Leste (East Timor). Bekas provinsi ke-27 negara ini tersebut memasok beberapa macam senjata.
Dari data resmi Badan Pusat Statistik ( BPS ) yang diperoleh merdeka.com, Indonesia mengimpor senjata jenis artileri mencakup pistol, howitzer, dan mortar dengan total nilai USD 44,2 juta. Impor senjata ini masuk dari Prancis dengan nilai impor USD 37,4 juta. Selanjutnya senjata ini juga masuk dari Timor Timur dengan USD 6,8 juta.
Saat dihubungi merdeka.com, pihak BPS belum mengonfirmasi akurasi data ini mengingat pada Februari 2014 lalu, Presiden Timor Leste Xanana Gusmao justru menyatakan akan membeli senjata dari Indonesia. "Wah musti saya cek dulu ke dokumennya. Hari Senin ya," ucap Direktur Statistik Distribusi BPS Titi Kanti Lestari.
-
Apa yang dibeli TNI dari Blok Timur? Mulai dari kendaraan lapis baja, artileri medan, hingga roket dan alutsista lain.
-
Apa yang TNI AU beli dari Blok Timur? Sejumlah senjata dari Blok Timur sukses diboyong ke Indonesia. Indonesia juga mendapat pesawat pengebom IL-28, dan helikopter Mi-4.
-
Siapa yang memimpin misi beli senjata? Kolonel Ahmad Yani memimpin delegasi Angkatan Darat ke negara-negara di Eropa Timur.
-
Apa saja yang diekspor Kementan ke Timor Leste? Produk pertanian Indonesia yang diekspor ke Timor Leste diantaranya gandum, kedelai, kacang hijau, tomat, jeruk, gula, susu, pakan, dan produk unggas.
-
Apa yang Pertamina beli? Erick menyebut BUMN yang terdampak pada bahan baku impor dan BUMN dengan porsi utang luar negeri (dalam dolar AS) yang besar seperti Pertamina, PLN, BUMN Farmasi, MIND ID, agar melakukan pembelian dollar dengan tepatguna, bijaksana dan sesuai prioritas dalam memenuhi kebutuhannya.
-
Apa yang menyebabkan peningkatan penjualan senjata? 'Terjadi peningkatan tajam dalam pendapatan penjualan senjata pada 2023, dan kemungkinan akan terus berlanjut pada tahun 2024,' kata Lorenzo Scarazzato, peneliti di SIPRI Military Expenditure and Arms Production, dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir laman Straits Times, Senin (2/12).
Wakil Ketua Komisi I DPR, TB Hasanudin juga kaget mendengar data Badan Pusat Statistik ( BPS ) yang menyebut Indonesia mengimpor senjata dari Timor Leste. Impor senjata jenis pistol, peluru dan perlengkapan amunisi dari Timor Leste tidak pernah dibahas dalam rapat kerja Komisi I DPR dan pemerintah. Sebab, selama ini Indonesia selalu mengekspor senjata ke berbagai negara maju.
"Ah enggak mungkin lah kita impor, mereka (Timor Leste) saja buat senjata enggak bisa kok kita malah beli senjata dari sana. Itu enggak pernah dibahas, jadi ya tidak masuk dalam rencana kerja Kemenhan tahun 2014," ujar Hasanudin kepada merdeka.com.
Namun, dari data itu disebutkan Indonesia juga mengimpor peluru senilai USD 173 ribu dari kawasan yang dulu disebut Timor Timur ini.
Kendati kuantitasnya tidak kecil, impor persenjataan dari Timor Leste terhitung belum signifikan.
Sebagai contoh, Indonesia juga mengimpor peluru dan perlengkapan amunisi seharga USD 56,9 ribu. Impor ini datang dari Jerman dengan total nilai USD 39,2 ribu dan juga dari Timor Timur dengan nilai USD 17,6 ribu.
Pada Januari 2014 ini, Indonesia juga mengimpor senjata kebutuhan militer non-pistol. Total nilai impor senjata jenis ini mencapai USD 2,1 juta. Senjata ini didatangkan dari Prancis dengan total nilai USD 1,7 juta dan selanjutnya dari Inggris dengan nilai USD 404,7 ribu.
Jenis senjata selanjutnya yang diimpor adalah revolvers dan pistol, dengan nilai mencapai USD 27 ribu. Impor senjata jenis ini datang dari Singapura dengan nilai USD 4,9 ribu serta Finlandia dengan nilai USD 22 ribu.
Senjata selanjutnya adalah aksesoris magazin, senapan, dan amunisi dengan nilai impor mencapai USD 125 yang datang dari China. Terakhir, jenis senjata yang diimpor adalah perlengkapan revolver atau pistol dengan total impor mencapai USD 70 ribu.
Impor peralatan senjata jenis ini datang dari Korea Selatan dengan nilai USD 18 ribu, Jerman dengan nilai USD 43,2 ribu serta Norwegia dengan nilai USD 809.
Catatan Redaksi:
Direktur Statistik Distribusi BPS Titi Kanti Lestari mengakui pihaknya melakukan kesalahan teknis dan tidak teliti dalam memasukkan data dalam program microsoft excel. Yang dimaksud Timor Leste dalam berita di atas adalah Rusia. Dengan ini berita di atas sudah dikoreksi. Berikut pernyataan BPS:
(mdk/ard)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada Oktober 2020, Indonesia mendatangkan senjata dengan kode HS 93011000, yakni senjata artileri, meliputi senapan.
Baca SelengkapnyaBPS mencatat, nilai impor berbagai senjata dan amunisi, serta bagiannya mencapai USD 102,39 juta selama periode Januari - Juli 2023.
Baca SelengkapnyaSalah satu alutsista Indonesia paling laku yaitu Anoa 6x6 yang dibuat PT Pindad. Anoa 6x6 ini dipesan Malaysia, Pakistan, Timor Leste dan lainnya.
Baca SelengkapnyaDikutip dari Global Fire Power, kekuatan TNI menduduki peringkat ke-13 di dunia dengan nilai Power Indeks mencapai 0,2221.
Baca SelengkapnyaImpor nonmigas mencapai USD18,18 miliar. Angka ini naik 19,76 persen dibandingkan Juni 2024.
Baca SelengkapnyaKapal patroli lepas pantai (OPV) itu buatan galangan kapal Italia Fincantieri.
Baca SelengkapnyaPenambahan alutsista ini membuat TNI semakin disegani dan ditakuti dunia. Terlebih, kekuatan militer Indonesia di peringkat ke-15 dari 140 negara di dunia.
Baca SelengkapnyaWakil Menteri Pertahanan Herindra merinci pemberian hibah senjata dan amunisi untuk Pasukan Khusus AD Kamboja.
Baca SelengkapnyaPembelian helikopter ini diharapkan mampu memperkuat pertahanan Indonesia.
Baca SelengkapnyaAmerika Serikat Masih menjadi negara digdaya dengan kekuatan militer di peringkat pertama.
Baca SelengkapnyaSemua sektor mengalami peningkatan, terutama didorong oleh kenaikan nilai ekspor industri pengolahan sebesar 4,56 persen.
Baca SelengkapnyaImpor non migas mencapai USD16,10 miliar ini juga mengalami kenaikan sebesar 4,08 persen.
Baca Selengkapnya