Tahun Lalu Rp19 T, Belanja Barang Penanganan Pandemi Kuartal I 2022 Rp200 M
Merdeka.com - Kementerian Keuangan mencatat realisasi belanja barang negara untuk menangani pandemi di kuartal I-2022 menurun dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Tahun ini realisasi belanja barang negara untuk penanganan pandemi hanya Rp 200 miliar dari yang sebelumnya mencapai Rp 19,1 triliun.
"Belanja yang berhubungan dengan Covid-19 ini hanya Rp 200 miliar realisasinya," kata Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers APBN KiTa, Jakarta, Rabu (20/4).
Artinya, kata Menteri Sri Mulyani, penyebaran virus corona telah mereda dari sisi tekanan belanja. Maka APBN saat ini didorong untuk Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), namun tetap mengalokasikan anggaran untuk penanganan virus corona.
-
Bagaimana pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2023? “Bila dibandingkan dengan triwulan II-2022 atau secara year on year tumbuh sebesar 5,17 persen,“ kata Deputi Bidang Neraca dan Analis Statistik BPS Moh Edy Mahmud saat Konferensi Pers di Jakarta, Senin.
-
Apa pertumbuhan ekonomi RI di Kuartal II-2023? Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia berada di angka 5,17 persen secara tahunan (yoy) pada kuartal II-2023.
-
Mengapa realisasi perlinsos Kemensos tahun 2023 rendah? 'Ini yang menjelaskan pada saat kami menjelaskan kenaikan 2 bulan pada bansos Kemensos mencapai cukup tinggi adalah akibat baseline 2023 dari bansos Kemensos pada bulan Januari—Februari yang memang waktu itu rendah akibat masih adanya penataan kembali kerja sama antara Kemensos dan perbankan,' ujarnya seperti dilansir dari Antara.
-
Bagaimana Niko mengatasi penurunan omzet saat pandemi? Niko yang semula pasrah, akhirnya mulai menyadari potensi besar dari teknologi ini ketika dia mengunjungi sebuah tempat produksi DTF di Jakarta.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
Sementara itu realisasi belanja barang negara untuk barang lainnya mencapai Rp 42,4 triliun. Sehingga realisasi belanja barang negara tahun ini hanya Rp 42,6 miliar.
Pada kuartal I-2021, realisasi belanja barang negara mencapai Rp 63,6 triliun. Terdiri dari belanja penangan Covid-19 sebesar Rp 19,1 triliun dan belanja barang lainnya mencapai Rp 44,5 triliun.
"Lonjakan Rp 19,1 triliun ini digunakan untuk pengadaan vaksin, dan klaim biaya perawatan pasien dan obat karena saat itu kasusnya tinggi namun masih belum ada varian delta," kata da.
Kemudian pada periode yang sama di tahun 2020 dan 2019 masing-masing Rp 35,1 triliun dan Rp 37,7 triliun. Pada 2 tahun tersebut pemerintah belum mengeluarkan anggaran untuk pandemi di kuartal I.
Belanja Negara di Kemenkes dan Kemenag Menurun
Lebih lanjut dia menjelaskan, penurunan penyerapan belanja negara terjadi di Kementerian Kesehatan. Tahun ini di kuartal perdana hanya menyerap Rp 2,4 triliun dari sebelumnya Rp 15,1 triliun.
"Tahun 2021 terdapat pengadaan vaksin sebesar Rp 5,9 triliun, klaim biaya perawatan pasien Rp 6,8 triliun dan untuk obat Covid-19 sebesar Rp 1 miliar," kata dia.
Tak hanya itu, penyerapan anggaran belanja negara di Kementerian Agama juga mengalami penurunan dari Rp 5,3 triliun menjadi Rp 3,8 triliun. Pada kuartal I ini Kemenag menyalurkan dana BOS sebesar Rp 2,6 triliun.
Sementara itu, belanja Kementerian Keuangan pada Kuartal I-2022 mencapai Rp 7 triliun, naik dari periode yang sama di tahun lalu Rp 5,7 triliun. Penyerapan dana tersebut digunakan untuk belanja operasional pemungutan pajak dan BLU.
Belanja negara oleh Polri mengalami peningkatan tahun ini menjadi Rp 5,2 triliun dari sebelumnya Rp 4,5 triliun. Begitu juga dengan Kementerian Pertahanan, pada kuartal I-2021 sebesar Rp 4,3 triliun menjadi Rp 5 triliun di tahun ini.
"Peningkatan tersebut karena adanya penyaluran bantuan kepada masyarakat dan peningkatan belanja operasional pemeliharaan," kata dia.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Belaja Pemerintah pusat periode Januari hingga Agustus 2023 terpantau mengalami penurunan jika dibandingkan dengan periode sama tahun 2022.
Baca SelengkapnyaBerikut rincian penyaluran anggaran kesehatan di 2023.
Baca SelengkapnyaPendapatan negara jika dibandingkan tahun sebelumnya mengalami penurunan yakni 7,6 persen secara tahunan
Baca SelengkapnyaRealisasi pendapatan negara pada Mei 2024 tersebut anjlok 7,1 persen secara year on year (yoy).
Baca SelengkapnyaPada APBN 2019, defisit sebesar Rp348,7 triliun atau 2,20 persen terhadap PDB.
Baca SelengkapnyaDalam periode yang sama di tahun lalu, penarikan utang sebesar Rp480,4 triliun.
Baca SelengkapnyaAngka ini mencapai 70 persen dari pagu anggaran yang ditetapkan di dalam APBN.
Baca SelengkapnyaRealisasi peredaran uang selama masa Pemilu 2024 hanya mencapai Rp67,14 triliun, atau lebih rendah dari perkiraan BI sebesar Rp68 triliun.
Baca SelengkapnyaRealisasi belanja negara tumbuh sebesar 10,9 persen secara tahunan.
Baca SelengkapnyaKementerian Kelautan dan Perikanan mendapatkan pagu anggaran tahun 2025 sebesar Rp6,22 triliun.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mencatat, realisasi pembiayaan SBN mencapai Rp141,6 triliun atau turun 2 persen secara yoy dibandingkan Mei 2023 sebesar Rp144,5 triliun.
Baca SelengkapnyaSecara rinci, pembiayaan utang tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) sebesar Rp70,2 triliun atau setara dengan 10,5 persen terhadap APBN.
Baca Selengkapnya