Tak Benar Cabai di Magetan Terserang Penyakit, Tim POPT Langsung Turun Menyelesaikan
Merdeka.com - Para petani cabai di Desa Nitikan dan Pacalan Kecamatan Plaosan Magetan akhirnya bisa bernapas lega. Berkat kesigapan tim yang diterjunkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementan, bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Dinas Pertanian Magetan, Petugas Pengawas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan PPL setempat, berhasil mengidentifikasi akar penyebab serangan penyakit terhadap tanaman cabai di daerah tersebut.
"Arahan Pak Mentan Amran memang kita semua harus gerak cepat terjun lapangan, sigap ke petani, kapanpun dan di mana pun, karena petani kerja juga tidak kenal hari libur," demikian dikatakan Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Hortikultura, Moh Ismail Wahab di Jakarta, Selasa (2/7).
Sementara itu, Sujono, ketua kelompok tani Niti Mulyo mengakui, para petani di daerahnya banyak yang mempraktikkan cara membuahkan kembali tanaman cabai yang sudah tua. Harapan cabai bisa berbuah kembali dengan biaya yang minimal dengan prediksi ada hujan.
-
Kenapa Kementan dorong penanaman 1000 hektare? Setiap kabupaten provinsi harus mempersiapkan pangan dalam kondisi apapun termasuk cuaca buruk el nino. Karena itu tanam 1000 hektare untuk memperkuat lumbung pangan di masing-masing daerah,“ ujar Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) saat membuka Musrenbangtannas 2023, Rabu (12/7/2023).
-
Apa dampak kemarau pada lahan pertanian di Sleman? Datangnya musim kemarau akan berdampak pada sektor pertanian dan perikanan karena pasokan air akan cenderung lebih sedikit. Tak terkecuali di Sleman, DIY, datangnya musim kemarau akan berdampak pada lahan pertanian di daerah tersebut.
-
Mengapa eksekusi lahan itu ricuh? Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jambi Kombes Pol Andri Ananta Yudhistira membenarkan anggotanya mengalami luka akibat sabetan sajam saat PN Jambi melakukan eksekusi.
-
Kenapa Mentan minta tambahan lahan tanam di Kalimantan Selatan? “Saya butuh 500 ribu hektar tambahan untuk perkuat stok beras nasional yang diperkirakan menghasilkan gabah 3 juta ton dan beras 1,5 juta ton. Ini adalah perintah Bapak Presiden. Dan di Kalimantan Selatan kita minta 100 ribu hektar. Dan saya minta ada 3.000 hektar di Barito Kuala,“ tambahnya.
-
Mengapa petani udang di Kebumen merugi? Hal ini membuat para petani tambak rugi puluhan juta rupiah. Mesin sirkulasi yang seharusnya berfungsi kini dibiarkan karena tak ada lagi air. Sejumlah kolam memang masih beroperasi.
-
Apa yang terjadi di Sumbar? Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memerintahkan Rumah Sakit Achmad Muchtar (RSAM) Bukittinggi untuk menerima semua korban bencana yang dirujuk tanpa terkecuali.
"Lah itu lahan dari tanaman cabai sudah tua, apkir, hanya sekitar 3 ribuan meter. Wajar kalau kena jamur dan beluk. Lagipula tanaman memang mau dibongkar dan akan ditanami lagi. Wong sudah panen 13 sampai 21 kali," ujarnya.
Sujono menyayangkan pemberitaan sebelumnya yang tidak sesuai fakta. Padahal lahan terserang tersebut, luasnya sempit yakni hanya ribuan meter saja, terserang karena tanaman apkir.
"Yang diberitakan itu tidak jelas, lahan tanaman siapa, yang diwawancara juga beda, yang masuk berita nama petani juga beda," kata Sujono.
Perlu diketahui, dalam pemberitaan dan medsos kemarin, tertulis nama petaninya Tukiran, padahal yang benar petani yg diwawancarai bernama Sarkan. Padahal, Sarkan bukan petani tapi pekerja di lahan milik orang lain.
"Lahan yang di medsos itu milik pak agus. Luas lahan 2.500 meter dengan jumlah tanaman 4.500 batang, kok di medsos simpang siur gitu ya," ucap Sujono.
Koordinator POPT Kabupaten Magetan, Sumarlan mengatakan hasil pengamatan yang dilakukan pihaknya di Desa Nitikan dan Pacalan, serangan virus terhadap tanaman cabai prosentasenya sangat rendah dan tidak sampai meluas. Faktanya tak lebih dari 1 persen (yang terserang virus), hanya pada luasan 0,2 hektaran atau sekitar 3.400 an batang cabai keriting.
"Padahal satu kecamatan Plaosan luas lahan cabai mencapai 6.488 hektar. Jadi sangat kecil sekali yang terserang. Tak sampai berhektar-hektar di tiga desa terserang semua seperti yang diberitakan. Ngawur itu beritanya," katanya.
Menurut Sumarlan, beberapa tanaman memang ada yang terkena gangguan jamur tapi itu hanya sedikit. Penyebab serangan virus dan jamur pada cabai karena petani tidak serempak waktu tanamnya. Selain itu cara budidaya cabai dinilainya masih asal-asalan, semaian benih sudah terinfeksi virus serta baby bag yang tidak dilepas saat tanam sehingga menyebabkan perkembangan akar dan pertumbuhan tanaman terganggu.
"Penggunaan pestisida juga cenderung asal, karena petani rata-rata belum bisa membedakan antara hama, penyakit,atau fungi atau jamur. Semua disamaratakan. Yang terjadi bukannya menekan malah membuat hama penyakit makin kebal," terangnya.
"Waktu ada air, petani menggunakan sistem 'leb' dengan drainase yang kurang baik sehingga tanah menjadi lembab dan rentan ditumbuhi jamur," imbuh Sumarlan.
Kasubdit Cabai dan Sayuran Buah Ditjen Hortikultura, Mardiyah Hayati menyarankan agar para petani bisa memperbaiki tata cara budidaya cabai yang baik dan benar. Penting sekali petani menerapkan manajemen tanaman sehat, yaitu mulai dari benih sehat, bebas hama dan penyakit dan diseleksi sebelum ditanam.
"Coba lakukan per-giliran tanaman dengan tanaman yang bukan satu famili. Jangan menanam cabai terus-terusan nyambung dengan cabai lagi atau tomat," kata Mardiyah.
"Pengairan sebaiknya pakai sistem kocor. Pucuk tunas sebaiknya dipotong sebelum benih dibawa ke lapang untuk mengurangi vektor penyakit atau hama," tambahnya. (mdk/hhw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ribuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.
Baca SelengkapnyaBanyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.
Baca SelengkapnyaHama ini menyebabkan para petani kehilangan sawahnya hingga 200 hekatre siap panen.
Baca SelengkapnyaPersawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.
Baca SelengkapnyaKepastian karhutla akibat ulah petani, kata Yuliani, setelah kepolisian bersama Dinas LHK Sumut melakukan penyelidikan.
Baca SelengkapnyaButuh hampir waktu sekitar 5 jam, api yang membakar kawasan hutan tersebut sudah bisa dikendalikan.
Baca SelengkapnyaKenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.
Baca SelengkapnyaDalam melakukan upaya pemadaman, kepolisian mengerahkan 111 orang personel.
Baca SelengkapnyaMeski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.
Baca SelengkapnyaWarga diminta tetap waspada mengingat titik kebakaran hanya berjarak tiga kilometer dari pemukiman warga.
Baca SelengkapnyaAsap masuk ke sekolah karena lokasi titik api kebakaran lahan sangat dekat dengan SMP Negeri 8 Tambang.
Baca SelengkapnyaRatusan hektare lahan di Sumatera Selatan terbakar sepanjang musim kemarau tahun ini. Kebakaran terparah terjadi di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI).
Baca Selengkapnya