Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak Benar Cabai di Magetan Terserang Penyakit, Tim POPT Langsung Turun Menyelesaikan

Tak Benar Cabai di Magetan Terserang Penyakit, Tim POPT Langsung Turun Menyelesaikan Petani cabai. ©2019 Merdeka.com

Merdeka.com - Para petani cabai di Desa Nitikan dan Pacalan Kecamatan Plaosan Magetan akhirnya bisa bernapas lega. Berkat kesigapan tim yang diterjunkan Direktorat Jenderal (Ditjen) Hortikultura Kementan, bersama Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur, Dinas Pertanian Magetan, Petugas Pengawas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) dan PPL setempat, berhasil mengidentifikasi akar penyebab serangan penyakit terhadap tanaman cabai di daerah tersebut.

"Arahan Pak Mentan Amran memang kita semua harus gerak cepat terjun lapangan, sigap ke petani, kapanpun dan di mana pun, karena petani kerja juga tidak kenal hari libur," demikian dikatakan Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Hortikultura, Moh Ismail Wahab di Jakarta, Selasa (2/7).

Sementara itu, Sujono, ketua kelompok tani Niti Mulyo mengakui, para petani di daerahnya banyak yang mempraktikkan cara membuahkan kembali tanaman cabai yang sudah tua. Harapan cabai bisa berbuah kembali dengan biaya yang minimal dengan prediksi ada hujan.

Orang lain juga bertanya?

"Lah itu lahan dari tanaman cabai sudah tua, apkir, hanya sekitar 3 ribuan meter. Wajar kalau kena jamur dan beluk. Lagipula tanaman memang mau dibongkar dan akan ditanami lagi. Wong sudah panen 13 sampai 21 kali," ujarnya.

Sujono menyayangkan pemberitaan sebelumnya yang tidak sesuai fakta. Padahal lahan terserang tersebut, luasnya sempit yakni hanya ribuan meter saja, terserang karena tanaman apkir.

"Yang diberitakan itu tidak jelas, lahan tanaman siapa, yang diwawancara juga beda, yang masuk berita nama petani juga beda," kata Sujono.

Perlu diketahui, dalam pemberitaan dan medsos kemarin, tertulis nama petaninya Tukiran, padahal yang benar petani yg diwawancarai bernama Sarkan. Padahal, Sarkan bukan petani tapi pekerja di lahan milik orang lain.

"Lahan yang di medsos itu milik pak agus. Luas lahan 2.500 meter dengan jumlah tanaman 4.500 batang, kok di medsos simpang siur gitu ya," ucap Sujono.

Koordinator POPT Kabupaten Magetan, Sumarlan mengatakan hasil pengamatan yang dilakukan pihaknya di Desa Nitikan dan Pacalan, serangan virus terhadap tanaman cabai prosentasenya sangat rendah dan tidak sampai meluas. Faktanya tak lebih dari 1 persen (yang terserang virus), hanya pada luasan 0,2 hektaran atau sekitar 3.400 an batang cabai keriting.

"Padahal satu kecamatan Plaosan luas lahan cabai mencapai 6.488 hektar. Jadi sangat kecil sekali yang terserang. Tak sampai berhektar-hektar di tiga desa terserang semua seperti yang diberitakan. Ngawur itu beritanya," katanya.

Menurut Sumarlan, beberapa tanaman memang ada yang terkena gangguan jamur tapi itu hanya sedikit. Penyebab serangan virus dan jamur pada cabai karena petani tidak serempak waktu tanamnya. Selain itu cara budidaya cabai dinilainya masih asal-asalan, semaian benih sudah terinfeksi virus serta baby bag yang tidak dilepas saat tanam sehingga menyebabkan perkembangan akar dan pertumbuhan tanaman terganggu.

"Penggunaan pestisida juga cenderung asal, karena petani rata-rata belum bisa membedakan antara hama, penyakit,atau fungi atau jamur. Semua disamaratakan. Yang terjadi bukannya menekan malah membuat hama penyakit makin kebal," terangnya.

"Waktu ada air, petani menggunakan sistem 'leb' dengan drainase yang kurang baik sehingga tanah menjadi lembab dan rentan ditumbuhi jamur," imbuh Sumarlan.

Kasubdit Cabai dan Sayuran Buah Ditjen Hortikultura, Mardiyah Hayati menyarankan agar para petani bisa memperbaiki tata cara budidaya cabai yang baik dan benar. Penting sekali petani menerapkan manajemen tanaman sehat, yaitu mulai dari benih sehat, bebas hama dan penyakit dan diseleksi sebelum ditanam.

"Coba lakukan per-giliran tanaman dengan tanaman yang bukan satu famili. Jangan menanam cabai terus-terusan nyambung dengan cabai lagi atau tomat," kata Mardiyah.

"Pengairan sebaiknya pakai sistem kocor. Pucuk tunas sebaiknya dipotong sebelum benih dibawa ke lapang untuk mengurangi vektor penyakit atau hama," tambahnya. (mdk/hhw)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ratusan Hektare Sawah di Jateng Alami Puso akibat Kekeringan
Ratusan Hektare Sawah di Jateng Alami Puso akibat Kekeringan

Ribuan hektare sawah di 10 kabupaten/kota di Jawa Tengah (Jateng) rusak akibat kekeringan. Seluas 254,1 hektare di antaranya puso atau tidak menghasilkan padi.

Baca Selengkapnya
Kala Harga Beras Naik, 450 Hektare Sawah di Lumajang Terancam Gagal Panen
Kala Harga Beras Naik, 450 Hektare Sawah di Lumajang Terancam Gagal Panen

Banyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.

Baca Selengkapnya
Pilu Petani di Subang Dapati 200 Hektare Sawahnya Mati Mengering, Ternyata Hama Ini Penyebabnya
Pilu Petani di Subang Dapati 200 Hektare Sawahnya Mati Mengering, Ternyata Hama Ini Penyebabnya

Hama ini menyebabkan para petani kehilangan sawahnya hingga 200 hekatre siap panen.

Baca Selengkapnya
Area Persawahan Satu-Satunya di Jakarta Ini Kering dan Retak-Retak, Petani Menjerit Tak Ada Bantuan
Area Persawahan Satu-Satunya di Jakarta Ini Kering dan Retak-Retak, Petani Menjerit Tak Ada Bantuan

Persawahan di Rorotan, Cilincing sepi aktivitas petani lantaran kering total.

Baca Selengkapnya
300 Hektare Hutan Lindung di Danau Toba Terbakar, Ini Penyebabnya
300 Hektare Hutan Lindung di Danau Toba Terbakar, Ini Penyebabnya

Kepastian karhutla akibat ulah petani, kata Yuliani, setelah kepolisian bersama Dinas LHK Sumut melakukan penyelidikan.

Baca Selengkapnya
Hutan Pinus Gunung Selendang 2,5 Hektare di Lumajang Terbakar
Hutan Pinus Gunung Selendang 2,5 Hektare di Lumajang Terbakar

Butuh hampir waktu sekitar 5 jam, api yang membakar kawasan hutan tersebut sudah bisa dikendalikan.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini

Kenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.

Baca Selengkapnya
10 Hektare Lahan Perusahaan Sawit di Pelalawan Terbakar
10 Hektare Lahan Perusahaan Sawit di Pelalawan Terbakar

Dalam melakukan upaya pemadaman, kepolisian mengerahkan 111 orang personel.

Baca Selengkapnya
Kemarau Bikin Ribuan Lahan Pertanian di Pati 'Mangkrak'
Kemarau Bikin Ribuan Lahan Pertanian di Pati 'Mangkrak'

Meski 5.000 hektare lahan tak produktif, dipastikan tidak mengganggu target produksi padi tahun ini.

Baca Selengkapnya
Kronologi Terbakarnya Pegunungan Ebeng-Ebeng di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Petugas Kesulitan Padamkan Api
Kronologi Terbakarnya Pegunungan Ebeng-Ebeng di Taman Nasional Bromo Tengger Semeru, Petugas Kesulitan Padamkan Api

Warga diminta tetap waspada mengingat titik kebakaran hanya berjarak tiga kilometer dari pemukiman warga.

Baca Selengkapnya
Miris, Asap Kebakaran Lahan di Kampar Riau Kepung Gedung Sekolahan
Miris, Asap Kebakaran Lahan di Kampar Riau Kepung Gedung Sekolahan

Asap masuk ke sekolah karena lokasi titik api kebakaran lahan sangat dekat dengan SMP Negeri 8 Tambang.

Baca Selengkapnya
Ratusan Ha Lahan di Sumsel Terbakar, Diduga Ada yang Dipicu Puntung Rokok Dibuang Sembarangan
Ratusan Ha Lahan di Sumsel Terbakar, Diduga Ada yang Dipicu Puntung Rokok Dibuang Sembarangan

Ratusan hektare lahan di Sumatera Selatan terbakar sepanjang musim kemarau tahun ini. Kebakaran terparah terjadi di Ogan Ilir dan Ogan Komering Ilir (OKI).

Baca Selengkapnya