Tak hanya BBM, pemerintah kaji penerapan gas satu harga di Indonesia
Merdeka.com - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) berencana menyeragamkan harga gas rumah tangga di seluruh Indonesia. Penetapan gas satu harga antara gas yang dihasilkan PT PGN dan PT Pertagas Niaga, rencananya akan rampung tahun ini.
"Jadi kita ingin mencoba harga ini diangkat sama-sama, PGN dan Pertagas Niaga jadi satu harga begitu. Sebetulnya PGN harga di bawah 3.000 itu rugi," ujar Anggota Komite BPH Migas, Jugi Prajogio di Kantornya, Jakarta, Kamis (24/1).
Jugi mengatakan, kisaran harga gas untuk rumah tangga tidak mampu (RT1) akan diseragamkan di angka Rp 4.500 sampai Rp 5.000 per metrik. Sementara untuk rumah tangga mampu (RT2) diseragamkan pada kisaran Rp 6.000 sampai Rp 6.500 per metrik ton.
-
Apa yang Pertamina turunkan harganya? Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian turun harga untuk Pertamax Series dan Dex Series.
-
Gimana cara hitung biaya rumah pertahun? Menurut laporan bulan Juni yang disampaikan oleh Zillow dan Thumbtack, satu unit rumah dapat menghabiskan biaya USD14,155 juta per tahun, yakni setara dengan Rp221,74 miliar, jumlah tersebut belum termasuk dengan biaya perawatan, dan sebagainya.
-
Kapan harga BBM di dunia mencapai Rp81.000 per galon? Pada tanggal 11 Maret 2024, harga rata-rata bahan bakar per galon (3,7 liter) di seluruh dunia mencapai $5,13 atau sekitar Rp81.000.
-
Kenapa harga Pertamax diusulkan naik? Peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Tauhid Ahmad menilai kenaikan harga Pertamax Series dinilai sudah cukup tepat lantaran harga minyak dunia yang sedang tinggi.
-
Apa yang menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax? Faktor lainnya yang bisa menjadi pertimbangan untuk menaikkan harga Pertamax Series yaitu anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika yang sudah tembus di level Rp16.000. 'Kurs sudah bergerak sekitar 5 persen makanya Pertamina layak menaikkan harga BBM non subsidi. Yang penting kenaikan tersebut tidak memberatkan masyarakat,' kata Tauhid dilansir dari Antara, Minggu (28/7).
-
Bagaimana mekanisme penetapan harga jika Pertalite ditingkatkan oktan nya? 'Tidak mungkin Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) harganya diserahkan ke pasar karena ada mekanisme subsidi dan kompensasi di dalamnya,' terang Nicke.
"RT1 bisa antara Rp 4500 sampai Rp 5000 nanti. RT2 itu bisa Rp 6.000 sampai Rp 6.500. Itu harapan kami ya. Nasional itu bisa di situ. Tapi akan hitung lagi ya," jelas Jugi.
Jugi menjelaskan, selama ini memang ada perbedaan harga gas yang dihasilkan oleh PT PGN dan PT Pertagas Niaga. Perbedaan tersebut dipicu oleh kemampuan menggarap jaringan gas dan melayani konsumen di mana PGN mengerjakan sendiri dengan SDM yang dimiliki sementara Pertagas Niaga menggandeng BUMD.
"Salah satunya PGN menggunakan direct SDM, dia menggunakan orang orang PGN melayani konsumen. Tetapi Pertagas Niaga diminta ESDM harus menggandeng BUMD, dikasih ke BUMD tidak dikembangkan lebih lanjut akhirnya dikembalikan kepada BUMN," jelasnya.
"Kemudian, distribusi. Itu mungkin tergantung daripada panjang distribusi nya. Komponen lain, operation dan maintenance itu berbeda. Kemudian Margin, margin sudah ditetapkan kurang lebih di bawah 5 persen. Faktor faktor ini yang membuat harganya berbeda. Nanti akan kita buat harganya kurang lebih sama di mana-mana," tandasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Nantinya, jika BBM jenis Pertalite dibatasi, maka pemerintah akan mensubisidi BBM jenis Pertamax.
Baca SelengkapnyaTingginya impor LPG membuat pemerintah berencana mensubsidi hulu jargas agar masyarakat mendapatkan harga gas lebih murah.
Baca SelengkapnyaSKK Migas sepakat bahwa kekayaan alam seperti gas bumi harus bisa dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk kemakmuran semua kalangan.
Baca SelengkapnyaArifin mengatakan perlu peran BPH Migas dan PT Pertamina, sekaligus pemerintah daerah dalam pengendalian dan pengawasan BBM bersubsidi melalui digitalisasi.
Baca SelengkapnyaRencana ini dibahas karena BBM oktan tinggi seperti Pertamax meyumbang polusi yang sedikit.
Baca SelengkapnyaPenetapan acuan HET gas elpiji 3 kg bersubsidi untuk menekan selisih harga jual yang selama ini ditetapkan pemerintah daerah.
Baca SelengkapnyaJenis BBM di SPBU Shell juga mengalami penurunan pada Shell Super yang sebelumnya Rp13.990 per liter kini Rp13.390 per liter.
Baca SelengkapnyaPertamax Turbo alami kenaikan harga Rp1.050 dari sebelumnya Rp14.400 per liter menjadi Rp15.450 per liter.
Baca SelengkapnyaHarga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaPemerintah semakin berat dalam menyalurkan bantuan dana untuk LPG 3 Kg bersubsidi.
Baca SelengkapnyaPenyebabnya, konsumsi gas LPG setiap tahunnya terus meningkat.
Baca SelengkapnyaEddy menyampaikan, kenaikan atau penyesuaian harga BBM non subsidi itu bisa dilakukan dengan memperhatikan daya beli masyarakat saat ini.
Baca Selengkapnya