Tak hasilkan SDM berkualitas, Sofyan sindir sistem pendidikan RI
Merdeka.com - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Sofyan Djalil menyebut, sistem pendidikan di Indonesia harus dikaji ulang. Pasalnya, sumber Daya Manusia (SDM) yang dihasilkan belum siap berkompetisi.
Menurutnya, pengkajian ulang ini harus segera dilakukan oleh pemerintah. Mengingat Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang sudah di depan mata dan tenaga kerja Indonesia harus sudah siap.
"Sistem pendidikan masih harus dipikirkan ulang. Kenapa semakin tinggi pendidikan semakin dependent, bukan independent. Ini ada yang salah dalam sistem pendidikan kita," ujarnya di kantornya, Jakarta Pusat, Rabu (19/8).
-
Angka apa yang bisa membuat orang bingung? Angka berapa yang bisa membuat orang bingung?Jawab: Angka 5. Lho kok bisa sih? Tuh kan bingung
-
Kenapa anak stres karena pelajaran? Anak-anak sering kali menghadapi rutinitas sekolah yang padat, termasuk tuntutan nilai akademis yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan stres karena mereka harus menyeimbangkan kegiatan sekolah dengan kegiatan lain seperti les privat, kegiatan ekstrakurikuler, dan tugas rumah yang banyak.
-
Kenapa Ridwan susah jawab soal ujian? Ridwan: 'Mudah sih Bu soalnya, tetapi jawabannya susah.' Bu Indri: 'Kok bisa sih, emang kamu tidak belajar apa Ridwan?' Imam: 'Kalau Ridwan sih gak pernah belajar bu, lha tiap malam mengajak mabar Mobile Legend.'
-
Kenapa siswa mendapat nilai rendah? Setelah terbongkar sering tidur di kelas, wajar jika nilainya rendah
-
Siapa yang kesulitan menyebutkan nama muridnya? Viral, Video Guru Susah Sebut Nama Muridnya: Ini Bacanya Gimana ya? Sang guru kesulitan menyebut nama muridnya.
-
Apa yang membuat guru kesulitan? Viral, Video Guru Susah Sebut Nama Muridnya: Ini Bacanya Gimana ya? Sang guru kesulitan menyebut nama muridnya. Zaman semakin berkembang, nama-nama anak sekarang juga semakin unik dan terkadang sulit untuk diucapkan.
Sofyan mencontohkan, saat ini masih banyak pengusaha berpendidikan rendah. Sehingga dia sempat mempertanyakan manfaat dari pendidikan tinggi.
Selain itu, mantan Menteri BUMN ini bingung dengan penerapan sistem rangking di sekolah. Sebab cara mendidik menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan pendidikan SDM.
"Apa benar sistem memberi rangking itu? Apa benar? Gimana kita didik anak kita supaya bersiap ke dunia yang enggak pernah kita bayangkan ini," tegasnya.
Sofyan mengingatkan, kemajuan teknologi akan semakin menggerus pekerjaan yang ada. Akibatnya dapat berdampak kepada pengangguran. Untuk itu SDM Indonesia harus memiliki pendidikan yang mumpuni agar siap bersaing.
"Survei di Amerika itu 10 tahun mendatang 70 persen pekerjaan akan menghilang karena digantikan oleh komputer, smart machine. Kita akan punya driver less car, bus di mana supir taksi enggak diperlukan lagi misalnya. Ini anak-anak kita harus kita didik," tutupnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebuah video yang diunggah oleh akun Instagram seorang guru @julaehaju menunjukan mirisnya kondisi pendidikan di Indonesia saat ini.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Cyla juga mengikuti tes di sekolah yang dituju. Tes kemampuan dilakukan secara tertutup.
Baca SelengkapnyaRosmaida dinilai telah lalai saat mengambil keputusan untuk siswinya.
Baca SelengkapnyaMenurut dia, salah satu sumber kelambanan menangani masalah adalah penataan sistem pendidikan.
Baca SelengkapnyaBeberapa sekolah kekurangan siswa. Namun kegiatan belajar mengajar tetap berjalan.
Baca SelengkapnyaPISA skor Indonesia itu masih di bawah 500, ranking ke-72.
Baca Selengkapnyajalur pertama bagi guru honorer yang lulus passing grade pada seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) dengan kategori P1 yang lama menunggu.
Baca SelengkapnyaAnies mengungkit fenomena orang dalam yang merebak di Indonesia.
Baca SelengkapnyaDelapan SMP swasta di Kota Serang, tutup, akibat imbas sistem zonasi PPDB.
Baca SelengkapnyaAnies menilai kesuksesan pendidikan ditentukan oleh guru yang berkualitas, bukan kurikulum yang diotak-atik.
Baca SelengkapnyaSalah satu SMP swasta di Surabaya hanya diminati dua pelajar saat pendaftaran tahun ajaran baru. Namun, satu di antaranya justru mengundurkan diri.
Baca SelengkapnyaPersoalan etika itu semakin diperparah dengan pengajaran akhlak di lembaga pendidikan yang cenderung verbal dan normatif.
Baca Selengkapnya