Tak Mampu Bayar Sewa, 10.000 Warteg Pindah dari Jakarta Sejak PSBB
Merdeka.com - Ketua Koordinator Komunitas Warung Tegal Nusantara (Kowantara), Mukroni mengungkapkan, mulai terjadinya tren migrasi Warteg ke sejumlah daerah penyanggah ibukota. Menyusul kian tak terjangkaunya kemampuan pelaku bisnis kecil untuk membayar tempat sewa usaha di lahan ibu kota.
"Kondisi saat ini jelas temen-temen warteg mulai kesulitan membayar sewa di Jakarta. Ini mengakibatkan banyak yang melipir ke wilayah sekitar Jakarta, kaya Bodetabek (Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) karena harga sewa yang lebih murah," ujar dia saat dihubungi Merdeka.com, Kamis (12/11).
Dia mencatat, hingga saat ini total ada 10.000 warteg atau sekitar 25 persen yang mulai meninggalkan ibu kota sejak PSBB jilid I diterapkan. Sebab, kebijakan tersebut ditengarai sebagai penyebab turunnya jumlah pelanggan secara drastis.
-
Siapa yang membuka Warteg di Kampung Indonesia? 'Kalau saya aslinya Surabaya,' kata Hadi Wijoyo kepada sang kreator yang memesan nasi rames khas Indonesia.
-
Kenapa Warteg muncul di Jabodetabek? Pada abad ke-17, Sultan Agung memerintahkan masyarakat Tegal untuk membantu menyediakan makanan murah bagi prajurit Mataram.
-
Di mana kesenjangan terjadi? Masalah kesenjangan ini tidak hanya terjadi dalam aspek sosial masyarakat, tetapi juga berbagai aspek lainnya. Mulai dari kesenjangan ekonomi, pendidikan, kesehatan, hingga kesenjangan digital.
-
Dimana warung makan itu berada? Ia kini memiliki sebuah warung makan yang berlokasi di IJ.
-
Kenapa Ika membuka warung makan? Ia ingin mengelola sebuah tempat makan di mana orang-orang bisa berkumpul, makan makanan enak, dan saling terhubung.
-
Dimana letak permukiman terbengkalai di Jakarta? Baru-baru ini sebuah kawasan di wilayah Jakarta Timur yang terbengkalai terungkap, dengan deretan rumah yang ditinggalkan oleh penghuninya.
"Karena kan orang dibatasi untuk aktivitas di luar. Kaya kantor tutup, mal tutup, dan tempat yang banyak karyawannya juga dibatasi operasionalnya. Akhirnya pelanggan juga ga ada," paparnya.
Sedangkan, biaya tempat usaha sewa tetap harus dibayarkan secara penuh oleh pemilik warteg di Jakarta. Adapun nilainya berkisar antara Rp80 juta - Rp100 juta untuk satu tahun sewa.
"Ini kan sulit untuk kita-kita penuhi. Maka kota di Bodetabek itulah yang sekarang diburuh pemilik warteg. Kan untuk sewa satu tahun rata-rata Rp25 juta, jadi jauh lebih hemat," paparnya.
Oleh karena itu, Mukroni memprediksi tren migrasi warteg ke wilayah Bodetabek akan semakin meningkat kedepannya. Mengingat ini sebagai salah langkah preventif untuk menyelamatkan kelangsungan usaha.
"Cara ini untuk bertahan aja supaya ada kegiatan agar jalan usahanya. Karenakan kondisi ekonomi juga belum pasti," tukasnya.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rata-rata rumah kontrakan ditempati orang yang kerja di proyek pembangunan Kota Nusantara
Baca SelengkapnyaSelain ekonomi, nasib 50 juta masyarakat di kawasan pesisir juga dipertaruhkan.
Baca SelengkapnyaSejak ada pembangunan proyek IKN, bisnis kos-kosan dan sewa rumah laris manis di kawasan Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.
Baca SelengkapnyaBank Dunia yang menyebut Indonesia harus bisa menyediakan lapangan kerja berkualitas agar bisa menjadi negara berpendapatan tinggi.
Baca SelengkapnyaKepala Dinas Dukcapil Provinsi DKI Jakarta Budi Awaludin memprediksi jumlah pendatang tahun ini akan turun
Baca SelengkapnyaPenilaian terhadap kesan warteg kotor dan kumuh sudah dianggap ketinggalan zaman.
Baca SelengkapnyaPemprov DKI Jakarta memprediksi, jumlah pendatang ke Jakarta usai Lebaran 2024 diperkirakan turun drastis.
Baca SelengkapnyaTepat di 3 tahun 2 bulan, Puguh memutuskan tidak melanjutkan kontrak kerja.
Baca Selengkapnya331 Lapak PKL di kawasan Puncak, Kabupaten Bogor ditertibkan oleh Pemerintah (Pemkab) Kabupaten Bogor.
Baca Selengkapnya"Agar tidak mengajak sanak keluarga atau tetangga untuk mengadukan nasibnya ke Jakarta," kata Joko
Baca SelengkapnyaBerjualan Jasuke ini menjadi modal usaha Willy untuk bangkit dari kerasnya hidup di Jakarta.
Baca Selengkapnya