Tak memenuhi kriteria, 30.000 peserta tes CPNS gigit jari
Merdeka.com - Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KemenPAN RB) mencatat 30.000 peserta tes Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang tak memenuhi kriteria atau bodong. Dengan begitu, 30.000 peserta tersebut berpura-pura menjadi tenaga honorer kategori 2.
Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Herman Suryatman mengungkapkan, sekitar 210.000 peserta tes yang lulus, sekitar 30.000 di antaranya tidak bisa mengikuti proses pemberkasan di Badan Kepegawaian Negara (BKN).
"Sekitar 170.000 sudah pemberkasan oleh BKN," ujar dia di Jakarta, Selasa (09/02).
-
Siapa saja yang hadir di Rakernas PKS? Acara tersebut dihadiri Ketua Majelis Syuro PKS, Salim Segaf Al Jufri, Aboe Bakar Al-Habsyi, dan Hidayat Nur Wahid.
-
Siapa yang mendapat pelatihan Kemnaker? Pelatihan ini menargetkan 500 orang warga lokal dan dilaksanakan secara bergelombang selama 5 bulan.
-
Siapa saja yang meramaikan acara HUT PAN? Sebagai informasi, pada acara PANtura terdapat 12 kelompok yang diketuai oleh para kader senior PAN, seperti Eddy Soeparno, Yandri Susanto, Bima Arya, Eko Hendro Purnomo (Eko Patrio), Rizky Sadiq, Desy Ratnasari, Zita Anjani, Sigit Purnomo (Pasha Ungu), dr. Rosaline, hingga nama yang baru bergabung dengan PAN seperti Surya Utama (Uya Kuya), Verrell Bramasta, dan Tom Liwafa.
-
Siapa saja yang terlibat di kegiatan Kemnaker? Pertemuan ini memiliki arti penting bagi pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia, dan menjadi momentum penting mewujudkan sinergitas dan kolaborasi pemerintah pusat,' 'Lalu pemerintah, daerah serta organisasi Internasional dengan Kemnaker sebagai leading sector pembangunan ketenagakerjaan di Indonesia,' ucapnya.
-
Siapa yang berjuang menjadi P3K? Di tengah pengabdiannya pada Bumi Cendrawasih, Toni berjuang menjadi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (P3K).
-
Siapa saja yang hadir di HUT PAN ke-25? Perayaan HUT ke- 25 PAN, turut dihadiri sejumlah tokoh politik, di antaranya, Ketum PBB Yusril Ihza Mahendra, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Sekjen Partai Golkar Lodewijk F. Paulus. Ada juga Ketua Harian DPP Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad, Menpora sekaligus Ketua DPP Partai Golkar Dito Ariotedjo, dan Ketum PKB Muhaimin Iskandar.
Alasannya, mereka tidak memenuhi kriteria sebagai tenaga honorer K2. Kriteria dimaksud antara lain, sudah mengabdi minimal satu tahun per Januari 2005, berusia sekurang-kurangnya 19 tahun dan setinggi-tingginya 46 tahun. Mereka diangkat oleh pejabat yang berwenang dan bekerja di instansi pemerintah terus menerus, serta pembiayaannya tidak ditanggung Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
Sebanyak 605.179 tenaga honorer kategori 2 (K2) mengikuti tes kompetensi dasar (TKD) dengan sistem lembar jawaban komputer (LJK). Karena tenaga honorer K2 ialah tenaga honorer yang sudah mengabdi paling tidak sejak 2004, yang notabene kebanyakan sudah berumur di atas 40 tahun, maka materi tesnya tidak sama dengan pelamar CPNS dari jalur regular, yang rata-rata masih belia.
Tenaga honorer K2 saat itu mendapat prioritas untuk melamar PNS. Mereka hanya perlu memenuhi persyaratan administratif dan juga mengikuti test kemampuan dasar (TKD). Hal ini tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 56 tahun 2012 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2005 Tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil.
Rupanya, hal itulah yang mendorong banyak orang yang mengaku-ngaku sebagai THK2. Tidak sedikit yang mencoba peruntungan, mengakali panitia seleksi dan mendesak agar bisa diikutkan dalam tes. Ini terlihat pasca test kemampuan dasar bagi para tenaga honorer K2.
Kedok mereka terbongkar setelah dilakukan verifikasi dan validasi kelengkapan administrasi. Kasus K2 bodong semakin banyak terungkap, terutama berdasarkan laporan-laporan dari masyarakat. Tim Penanganan Pengaduan Masyarakat Penerimaan CPNS 2013-2014 yang dibentuk Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi menerima banyak laporan.
Ada pengaduan pemalsuan data dalam penyelenggaraan tes CPNS Kategori 2. Sejumlah laporan itu mengindikasikan, tidak semua peserta tes THK2 benar-benar merupakan tenaga honorer K2.
(mdk/sau)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian PAN-RB diminta segera melakukan audit menyeluruh terkait data tenaga honorer atau non ASN dengan melibatkan BKN.
Baca SelengkapnyaPanitia SKD CPNS Kemenkumham Jatim menemukan aksi perjokian dan mengamankan mahasiswa yang mencoba menggantikan salah satu peserta.
Baca SelengkapnyaTercatat, masih ada tenaga kerja honorer, di antaranya 700.000 guru honorer.
Baca SelengkapnyaKendati diangkat menjadi PPPK paruh waktu, tenaga honorer tersebut nantinya berpeluang bisa diangkat menjadi PPPK penuh waktu.
Baca SelengkapnyaKapolda Papua Irjen Pol Mathius D Fakhiri menyatakan akan menyelidiki dugaan kecurangan pada seleksi penerimaan aparatur sipil negara (ASN) di Pemkot Jayapura.
Baca SelengkapnyaRaih peringkat ketiga Tes Seleksi CPNS, peserta ini ternyata pakai jasa joki seorang Mahasiswa. Ini informasi selengkapnya.
Baca SelengkapnyaDalam aksi demonstrasi tersebut para ASN tenaga honorer menuntut 3 poin.
Baca SelengkapnyaPuluhan guru honorer menyampaikan keluh kesahnya kepada Komisi X DPR karena tak kunjung diangkat menjadi PPPK.
Baca SelengkapnyaMH juga berdalih menggantikan sepupu kandungnya untuk ujian tes CPNS Kemenkumham.
Baca SelengkapnyaMereka harus menghadapi beban kerja yang berat, permasalahan teknis, dan tekanan untuk menyelesaikan tugas dengan tepat waktu.
Baca SelengkapnyaAnas pun berkomitmen untuk mengangkat seluruh tenaga honorer sisa di pemerintah tahun ini, sesuai tenggat waktu penghapusan per Desember 2024.
Baca SelengkapnyaDalam rapat aspirasi tersebut, mereka meminta kejelasan pemerintah terkait profesi mereka.
Baca Selengkapnya