Tak rasakan pertumbuhan ekonomi, warga miskin di Tangsel bertambah
Merdeka.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan menyebut adanya peningkatan jumlah warga miskin di Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Banten. Pada 2012 lalu, jumlah warga miskin terdata sebanyak 1,33 persen dari total 1.443.403 Kepala Keluarga.
Jumlah tersebut kemudian meningkat di 2013 mencapai 1,75 persen. Meski pada tahun 2010 hingga 2011 telah mengalami penurunan.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Tangerang Selatan, Faizin mengatakan pihaknya masih mendata untuk tahun 2014. Tetapi dengan kondisi ekonomi saat ini serta belanja daerah untuk pembangunan masih rendah, sangat kecil kemungkinan berkurangnya angka kemiskinan di Tangsel.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
-
Apa yang terjadi di Banten akibat kekeringan? Akibat fenomena ini, warga Banten kini mengalami kesulitan untuk mendapat air bersih. Sawah dan ladang mereka pun kini kekeringan.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Kenapa Banten kekeringan? Masuknya musim kemarau ditambah dengan adanya fenomena El Nino membuat sejumlah daerah di Provinsi Banten mengalami kekeringan.
-
Bagaimana Bantul entaskan kemiskinan? 'Jadi kami sudah menekankan bahwa warga yang dimasukkan di pekerjaan padat karya harus yang dengan kriteria pengangguran, setengah pengangguran, maupun warga miskin,' kata Istirul dikutip dari ANTARA.
-
Kenapa Pertamina naikkan harga BBM? Harga bahan bakar minyak (BBM) mengalami kenaikan sebagai bentuk penyesuaian terhadap kebijakan pemerintah yang mengacu pada formula harga yang terbaru.
Menurut Faizin, penyebab meningkatnya jumlah warga miskin di Tangerang Selatan karena produk dari pertumbuhan ekonomi yang ada tak dapat dirasakan masyarakat.
Misalnya saja pertumbuhan pembangunan perumahan yang menggeliat di Tangsel. Sebagian besar pemilik modal dari luar Tangsel sehingga warga hanya jadi pekerja dan pendapatan tak sebanding dengan kebutuhan barang pokok saat ini.
"Semestinya, bisa ditingkatkan melalui ekonomi kerakyatan seperti UKM. Itu pun tak sekedar memberi modal tapi harus membantu promosi sebab perdagangan di Tangsel begitu tinggi," ujarnya seperti dilansir Antara, Jumat (21/8).
Sementara itu, posisi Pemkot Tangsel disebut hanya sebagai penerima saja dan warga sebagai pekerja. Setelah pembangunan yang di modali orang luar Tangsel selesai, maka warga kembali mengalami masalah ekonomi.
"Ini yang harus diantisipasi pemda dengan program kerakyatan," katanya.
Wakil Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengatakan bertambahnya warga miskin karena beberapa faktor di antaranya kenaikan harga BBM.
Hal ini menyebabkan daya beli masyarakat mengalami penurunan. Maka itu, masyarakat yang sebelumnya masuk dalam kategori warga hampir miskin menjadi warga miskin sebab harga komoditi mengalami kenaikan.
Meski laju pertumbuhan di Kota Tangerang Selatan tergolong tinggi yakni 8,7 persen bahkan di tingkat nasional, namun masalah ekonomi menyebabkan inflasi yang membuat daya beli juga turun. "Faktor ekonomi mulai dari kenaikan BBM dan harga kebutuhan pokok, membuat warga miskin di Tangerang Selatan bertambah," kata Benyamin.
Untuk mengatasinya, Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany telah menggelontorkan anggaran sebesar Rp 30 miliar lebih untuk peningkatan ekonomi di masyarakat.
Intervensi tersebut dilakukan dengan beberapa program di beberapa dinas seperti halnya bedah rumah di Dinas Tata Kota, Bedah warung di Dinas Koperasi hingga pelatihan melalui Disnaker.
"Kita banyak keluarkan anggaran untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat sehingga dapat mengatasi warga miskin di Tangerang Selatan," ujarnya. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Bangunan kumuh yang berdiri sepanjang bantaran Kali Ciliwung di Jakarta semakin mencolok.
Baca SelengkapnyaPengamat Ekonomi INDEF Nailul Huda mengatakan, bansos menjaga daya beli masyarakat kelas miskin
Baca SelengkapnyaSelain tergolong kebutuhan makanan, Rokok juga menjadi penyebab utama garis kemiskinan di Sumatra Utara meningkat.
Baca SelengkapnyaTekanan yang dihadapi masyarakat kelas menengah juga tercermin dari indikator penduduk berdasarkan golongan pendapatan.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani mengakui ada kelas menengah yang jatuh dalam jurang kemiskinan
Baca SelengkapnyaHarga beras medium di pasaran rata-rata telah melampaui harga acuan sebesar Rp 10.900-Rp 11.800 per kg.
Baca SelengkapnyaSebenarnya anggaran perlindungan sosial juga dialokasikan untuk subsidi dan kompensasi yang dinikmati hampir seluruh masyarakat Indonesia.
Baca SelengkapnyaLihat lebih dekat kondisi penduduk miskin terbanyak di Jatim
Baca SelengkapnyaBantuan ini diyakin bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di masyarakat
Baca SelengkapnyaKetua Umum Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia, Budihardjo Iduansjah menyebut bahwa ada perubahan pola konsumsi masyarakat kelas menengah.
Baca SelengkapnyaBPS Jakarta mencatat angka penduduk miskin di Jakarta pada Maret 2024
Baca Selengkapnya