Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tak Setuju Banyak Diskon dan Cashback, Lippo Group Lepas Sebagian Saham OVO

Tak Setuju Banyak Diskon dan Cashback, Lippo Group Lepas Sebagian Saham OVO Mochtar Riady. ©2012 Merdeka.com

Merdeka.com - Pendiri Lippo Group Mochtar Riady mengatakan, pihaknya telah melepas sebagian besar kepemilikan saham di OVO. Dengan begitu, kepemilikan saham Lippo atas OVO tinggal tersisa sekitar 30 persen.

"Bukan melepas, adalah kita menjual sebagian. Sekarang kita mungkin tinggal sekitar 30 sekian persen, 1/3. 2/3 kita jual," ujar dia di Jakarta, Kamis (28/11).

Dia menjelaskan, alasan pelepasan saham tersebut karena pihaknya tak sejalan dengan OVO lantaran masalah kebijakan bakar uang. Seperti diberitakan sebelumnya, investor Lippo disebut tidak setuju praktik seperti pemberian diskon dan cashback.

"(Alasannya?) Terus bakar uang, bagaimana kita kuat," ungkap dia sembari tersenyum.

Sebelumnya, pihak Lippo Group sempat menegaskan jika perusahaan tidak akan berpisah dari OVO. Kabar yang sebelumnya beredar terkait konflik Lippo dan OVO disebut hanya rumor yang tak berbasis fakta.

"Berita-berita yang mengabarkan adanya rumor bahwa Lippo Group akan meninggalkan dan keluar dari OVO karena tidak sejalan dengan kebijakan marketing OVO. Hal tersebut sepenuhnya rumor sama sekali tidak benar dan tidak berdasarkan fakta," ujar Direktur Lippo Group Adrian Suherman beberapa waktu lalu.

Pengembangan OVO

Pihak Lippo mengaku sangat menyayangkan beredarnya rumor yang tidak benar tersebut. Sebelumnya beredar kabar bahwa Lippo akan pisah jalan dengan Ovo karena masalah kebijakan, yakni masalah 'bakar uang'. Investor Lippo disebut tidak setuju praktik seperti pemberian diskon dan cashback.

Sementara, Adrian berkata semua stakeholder tetap kompak mendukung kemajuan Ovo. Perkembangan Ovo sejauh ini juga dinilai positif dalam usianya yang relatif muda.

"Bersama para pemegang saham lain, kami tetap merupakan bagian dari Ovo dan selalu mendukung kemajuan Ovo--yang hanya dalam dua tahun telah berkembang pesat," jelasnya.

Adrian pun menegaskan Ovo akan didorong untuk membantu agenda inklusi keuangan pemerintah. Perusahaan pun siap terus berkolaborasi bersama Bank Indonesia (BI) dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Tak Peduli Darah Daging, Sosok Tajir Pecat Anaknya dari Perusahaan Gara-Gara Hal ini
Tak Peduli Darah Daging, Sosok Tajir Pecat Anaknya dari Perusahaan Gara-Gara Hal ini

Cerita pemlik Lippo Group pernah pecat anak kandungnya sendiri gara-gara permainan.

Baca Selengkapnya
Bukan Untungkan Pedagang Tanah Abang dan UMKM, Akuisisi TikTok Hanya Bikin Elit Banjir Cuan
Bukan Untungkan Pedagang Tanah Abang dan UMKM, Akuisisi TikTok Hanya Bikin Elit Banjir Cuan

Transaksi akuisisi Tiktok terhadap Tokopedia bukan semata-mata demi pelaku usaha kecil-menengah dan produk dalam negeri.

Baca Selengkapnya
Wacana Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek, Pelaku Ritel Soroti Sederet Dampaknya Bagi UMKM
Wacana Kemasan Rokok Polos Tanpa Merek, Pelaku Ritel Soroti Sederet Dampaknya Bagi UMKM

Pelaku usaha ritel menolak wacana kebijakan kemasan rokok polos tanpa merek atau plain packaging produk tembakau.

Baca Selengkapnya
Bappebti Beri Sinyal Bakal Evaluasi Pajak Kripto Guna Kurangi Beban Investor
Bappebti Beri Sinyal Bakal Evaluasi Pajak Kripto Guna Kurangi Beban Investor

Upaya tersebut diperlukan untuk menjaga peluang pertumbuhan pasar kripto domestik yang baru berkembang.

Baca Selengkapnya
Beda Sikap 2 Menteri Jokowi soal TikTok Shop, Mana yang Bikin UMKM Lokal Babak Belur?
Beda Sikap 2 Menteri Jokowi soal TikTok Shop, Mana yang Bikin UMKM Lokal Babak Belur?

Pro kontra TikTok Shop di Indonesia terus berlanjut.

Baca Selengkapnya
Ratusan Ritel Tutup di Tahun 2024, Kenaikan UMP Bakal Dihadapi dengan Efisiensi
Ratusan Ritel Tutup di Tahun 2024, Kenaikan UMP Bakal Dihadapi dengan Efisiensi

Para peritel cukup terseok-seok menghadapi kondisi ekonomi di tahun 2024 ini.

Baca Selengkapnya
Tokopedia Dikabarkan PHK Besar-Besaran, SMESCO: Sudah Khawatir Sejak Lama
Tokopedia Dikabarkan PHK Besar-Besaran, SMESCO: Sudah Khawatir Sejak Lama

Tokopedia kehilangan ruh-nya sebagai platform-nya UMKM l

Baca Selengkapnya
Luhut Jamin TikTok Tetap jadi Investasi di Indonesia Meski Pemerintah Melarang Jualan di Media Sosial
Luhut Jamin TikTok Tetap jadi Investasi di Indonesia Meski Pemerintah Melarang Jualan di Media Sosial

Luhut memastikan larangan tersebut tidak akan berpengaruh terhadap investasi TikTok di Indonesia.

Baca Selengkapnya
Besaran Pajak Aset Kripto Diminta untuk Ditinjau Ulang, Ini Sederet Alasannya
Besaran Pajak Aset Kripto Diminta untuk Ditinjau Ulang, Ini Sederet Alasannya

Saat ini terdapat berbagai jenis pajak aset kripto yang dikenakan di Indonesia, yaitu pajak penghasilan (PPh), PPN dan pajak tambahan.

Baca Selengkapnya
Tolak Simpanan Tapera, Pengusaha : Sudah Banyak Potongan
Tolak Simpanan Tapera, Pengusaha : Sudah Banyak Potongan

Beban pungutan yang telah ditanggung pemberi kerja saat ini sebesar berkisar 18,24 sampai 19,74 persen.

Baca Selengkapnya
Beredar Kabar TikTok Shop Gabung Tokopedia, Anggota DPR Ingatkan soal Perlindungan Data Konsumen
Beredar Kabar TikTok Shop Gabung Tokopedia, Anggota DPR Ingatkan soal Perlindungan Data Konsumen

Martin mengingatkan, jangan sampai ada dominasi pasar di berbagai sektor bisnis dikuasai oleh satu konglomerasi.

Baca Selengkapnya
Puluhan Triliun Lenyap, Konglomerat Ini Tidak Lagi Jadi Orang Terkaya di Indonesia
Puluhan Triliun Lenyap, Konglomerat Ini Tidak Lagi Jadi Orang Terkaya di Indonesia

Di tahun 2021, dia memiliki kekayaan bersih sebesar USD3,2 miliar atau setara Rp49 triliun.

Baca Selengkapnya