Takut ekonomi memburuk, orang kaya China amankan uang ke luar negeri
Merdeka.com - Kebijakan pemerintah China untuk mendevaluasi mata uangnya berdampak pada kehidupan orang kaya di negara tersebut. Devaluasi Yuan yang mencapai 2 persen membuat orang kaya China mengamankan hartanya ke luar negeri. Mereka mulai khawatir kondisi perekonomian Negara Tirai Bambu tersebut akan semakin memburuk.
Orang kaya China takut devaluasi Yuan akan terus berlanjut meski People's Bank of China (PBoC) mengatakan tidak ada dasar Yuan akan jatuh lagi.
"Dengan devaluasi, saya saya baru saja kehilangan beberapa ratus ribu Yuan. Dalam kasus ini, saya memang butuh mata uang asing sehingga lebih baik untuk memindahkan uang lebih cepat dari pada nanti. Perekonomian China terlihat sangat tidak baik," ucap pengusaha di China, Tang Wei seperti dilansir dari CNBC di Jakarta, Jumat (14/8).
-
Kenapa jumlah miliarder di China turun? China - Total miliarder mencapai 495 orang, turun dibanding tahun 2022 sebanyak 539 orang.
-
Siapa orang terkaya di dunia? Dikenal sebagai salah satu pengusaha paling inovatif di dunia, Elon Musk telah meraih posisi pertama dalam daftar Orang Terkaya di Dunia versi majalah Forbes.
-
Apa yang dimiliki China? Tidak mengherankan, mengingat populasinya yang besar, China memimpin dengan jumlah pengguna internet global, diperkirakan mencapai 1,05 miliar.
-
Negara mana yang memiliki miliarder terbanyak di dunia? Amerika Serikat - Total miliarder mencapai 735 orang, masih sama dibanding tahun 2022.
-
Mengapa jumlah orang kaya meningkat? Dijelaskan bahwa dunia telah menjadi lebih kaya secara signifikan dalam satu dekade terakhir, baik dari segi per kapita maupun karena meningkatnya jumlah jutawan.
Tang Wei membutuhkan mata uang asing untuk biaya hidup dan sekolah anaknya di Kanada pada tahun depan.
Saat ini, ada sekitar empat juta rumah tangga China yang mempunyai kekayaan minimal USD 1 juta. Boston Consulting Group dalam datanya menyebut gejolak pasar saham beberapa bulan lalu saja telah mendorong orang kaya China untuk melarikan hartanya ke luar negeri.
Analis JPMorgan memperkirakan sekitar USD 235 miliar uang orang kaya China telah meninggalkan negaranya antara kuartal III-2014 hingga kuartal II-2015.
Kondisi ini membuat bank sentral China dilema. Dengan membiarkan mata uang tetap melemah untuk membantu ekspor, pemerintah juga merasakan kehilangan uang tunai yang lari ke keluar negeri.
"Kami percaya ini akan menjadi perhatian PBoc bahwa devaluasi nilai tukar akan memicu pelarian modal," ucap ekonom Credit Suisse. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara orang super kaya di China amankan aset ditengah perekonomian yang melambat.
Baca SelengkapnyaPenurunan harga real estat yang berkepanjangan ditambah beberapa kasus gagal bayar yang juga membebani kekayaan miliarder China.
Baca SelengkapnyaWarga China merupakan segmen pembeli properti asing terbesar di Malaysia.
Baca SelengkapnyaNegara miskin menghadapi ketidakstabilan ekonomi dan bahkan kebangkrutan akibat beban pinjaman luar negeri.
Baca Selengkapnyakonsumen menghadapi perekonomian yang sedang berjuang untuk pulih pasca-pandemi dan lemahnya yuan.
Baca SelengkapnyaPenerapan pajak tinggi bagi orang-orang kaya di China cenderung pasif.
Baca SelengkapnyaSetidaknya, ada 969 orang kaya yang berada di China. Angka ini jauh melampaui jumlah miliarder di Amerika yang berjumlah 691 miliarder.
Baca Selengkapnyatetap tingginya inflasi dan kuatnya pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat mendorong spekulasi penurunan Fed Funds Rate (FFR).
Baca SelengkapnyaJutaan orang Amerika Serikat berlomba memiliki paspor dari negara lain demi menyelamatkan harta kekayaan mereka.
Baca SelengkapnyaHampir setengah kekayaan dunia, hanya dimiliki oleh 1,5 persen populasi bumi.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaMayoritas warga China hanya punya tabungan di bawah Rp400 juta.
Baca Selengkapnya