Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tambah setoran ke Bank Dunia, Indonesia bisa mudah dapat utang

Tambah setoran ke Bank Dunia, Indonesia bisa mudah dapat utang bank dunia. worldbank.org

Merdeka.com - Pemerintah tidak menganggap penambahan modal ke lembaga-lembaga keuangan internasional, seperti Bank Dunia, bakal merugikan. Justru sebaliknya, pemerintah melihat ada keuntungan yang bisa diperoleh Indonesia. Salah satunya jika Indonesia membutuhkan dana, maka bisa memperoleh utang dengan bunga rendah.

Bahkan, menurut Wakil Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro, saat ini utang yang diambil pemerintah dari lembaga asing lebih rendah dibanding setoran tahunan sebagai biaya keanggotaan.

"Sekarang Indonesia ini pinjaman luar negeri juga kan minus, lebih besar bayar daripada narik baru, jadi minus," ungkapnya selepas rapat kerja dengan Komisi XI di DPR, Jakarta, Selasa (3/12).

Dia meminta pemahaman masyarakat agar setoran ke lembaga seperti Bank Dunia atau Asian Development Bank (ADB) tidak dianggap sebagai beban. Sebab, kata dia, langkah ini justru menguntungkan pemerintah.

"Ini sama dengan pemerintah taruh duit di BUMN, investasi. Kita itu pemilik, kita satu dari sekian banyak negara negara pemilik Bank Dunia, ADB, kita mendapat manfaatnya," kata Bambang.

Keuntungan utama dari penyetoran modal itu adalah kemudahan Indonesia nantinya memperoleh pinjaman berbunga rendah. Selain itu Bank Dunia dan lembaga lain membantu pemerintah dalam memberi pelatihan birokrasi dan lain-lain.

Soal kemudahan utang, Indonesia yang kini masuk daftar 20 besar ekonomi dunia, kenyataannya susah memperoleh pinjaman rendah. Sehingga, agar memperoleh manfaat lebih, besaran modal harus ditambah. Apalagi, pada 2010, disepakati agar setiap anggota Bank Dunia meningkatkan setorannya untuk menambah bantuan bagi negara miskin.

Meski demikian, Bambang berkilah bahwa berutang ke lembaga asing tak jadi prioritas pemerintah. "Kita pemilik, kita berhak dapat utang yang murah. Sekarang kebutuhan utang juga enggak usah besar-besaran, seperlunya saja," katanya.

Dalam rapat bersama Komisi XI DPR, Kemenkeu disetujui buat menambah modal ke lima lembaga keuangan internasional, senilai Rp 1,02 triliun dari APBN 2014.

Beberapa di antaranya adalah International Bank for Reconstruction dan Development (IBRD), anak usaha Bank Dunia, sebesar Rp 172 miliar. Ada pula tambahan modal di Asian Development Bank (ADB) sebesar Rp 337 miliar. (mdk/noe)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah
Anak Buah Sri Mulyani Sebut Utang Pemerintah Tak akan Bebani Masyarakat Kelas Menengah

Rasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025
Pemerintah Prabowo Harus Bayar Utang Negara Rp800 Triliun di 2025

Kemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.

Baca Selengkapnya
Naikkan Credit Rating, Prabowo Ingin Utang dengan Bunga Rendah
Naikkan Credit Rating, Prabowo Ingin Utang dengan Bunga Rendah

Pencapaian credit rating Indonesia saat ini masih relatif stabil.

Baca Selengkapnya
Ketidakpastian Ekonomi Global Justru Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya
Ketidakpastian Ekonomi Global Justru Untungkan Indonesia, Begini Penjelasannya

Bank Indonesia melihat inflasi di Amerika Serikat mendekati inflasi jangka menengah.

Baca Selengkapnya
BNI Peroleh Fasilitas Pinjaman USD 600 Juta dari Enam Lemabaga Keuangan Internasional
BNI Peroleh Fasilitas Pinjaman USD 600 Juta dari Enam Lemabaga Keuangan Internasional

Langkah ini menjadi bagian upaya BNI untuk memperkuat posisi keuangan dan memperluas kapasitas pendanaannya di tengah persaingan global yang semakin ketat.

Baca Selengkapnya
BI: Investasi Internasional Indonesia Triwulan II-2024 Turun, Ini Penyebabnya
BI: Investasi Internasional Indonesia Triwulan II-2024 Turun, Ini Penyebabnya

PII Indonesia mencatat kewajiban neto USD247,3 miliar, turun dibandingkan dengan kewajiban neto pada akhir triwulan I-2024 sebesar USD253,9 miliar.

Baca Selengkapnya
Bank Indonesia Akhirnya Turunkan Suku Bunga Acuan ke Level 6,00 Persen, Simak Pertimbangannya
Bank Indonesia Akhirnya Turunkan Suku Bunga Acuan ke Level 6,00 Persen, Simak Pertimbangannya

Penurunan suku bunga ini bagian dari upaya penguatan dan stabilitas nilai tukar Rupiah untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya
Indonesia Bakal Utang Ratusan Triliun Rupiah untuk Transisi Energi, Minta Bunga di Bawah 5 Persen
Indonesia Bakal Utang Ratusan Triliun Rupiah untuk Transisi Energi, Minta Bunga di Bawah 5 Persen

Pemerintah tak ingin utang untuk transisi energi tersebut nantinya membebani generasi penerus bangsa.

Baca Selengkapnya
Sudah Ada Tanda-Tanda Ini, Bank Indonesia Sudah Seharusnya Turunkan BI Rate
Sudah Ada Tanda-Tanda Ini, Bank Indonesia Sudah Seharusnya Turunkan BI Rate

Cadangan devisa tahun ini merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp600 Triliun Tahun Depan, Buat Apa?
Pemerintah Tarik Utang Baru Rp600 Triliun Tahun Depan, Buat Apa?

Ini penjelasan Kementerian Keuangan mengenai utang baru Rp600 triliun.

Baca Selengkapnya
Presiden Bank Dunia: Ekonomi Indonesia Cukup Baik saat Perekonomian Global Gelap
Presiden Bank Dunia: Ekonomi Indonesia Cukup Baik saat Perekonomian Global Gelap

Ini menjadi salah satu poin yang dia sampaikan saat bertemu delegasi Asia Tenggara dalam KTT ASEAN di Jakarta.

Baca Selengkapnya
VIDEO: Gagah Bintang 4 di Pundak, Menteri AHY Cerita Pertemuan Dengan Bank Pemberi Utang
VIDEO: Gagah Bintang 4 di Pundak, Menteri AHY Cerita Pertemuan Dengan Bank Pemberi Utang

AHY nampak gagah dengan seragam dinas berbintang 4 di pundak

Baca Selengkapnya