Tanggapan Bos Bank Bukopin soal Panjangnya Antrean Nasabah Tarik Uang
Merdeka.com - Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan Achmad Purwantono angkat suara soal panjangnya antrean nasabah melakukan penarikan dana di kantor cabang. Saat ini, lebih 40 persen kantor cabang Bukopin tutup imbas pandemi Covid-19. Kendati demikian, bank yang rencananya komposisi 67 persen saham akan dikuasai Kookmin Bank itu memastikan dana nasabah aman.
"Banyak pertanyaan nasabah terjadinya isu soal Bukopin, dan antrean. Yang saya harus sampaikan bahwa antrean terjadi karena saat ini sangat sensitif," kata Rivan kepada wartawan di Samarinda, Minggu (19/7).
Rivan menerangkan, di masa pandemi Covid-19 ini, dengan adanya penerapan protokol kesehatan, hampir 48 persen kantor cabang ditutup.
-
Apa dampak pandemi Covid-19? Pandemi Covid-19 mengubah tatanan kesehatan dan ekonomi di Indonesia dan dunia. Penanganan khusus untuk menjaga keseimbangan dampak kesehatan akibat Covid-19 serta memulihkan ekonomi harus dijalankan.
-
Bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia? Jokowi memilih menggunakan strategi gas dan rem sejak awal untuk menangani pandemi Covid-19. Gas dan rem yang dimaksudkan Jokowi diimplementasikan dalam tiga strategi yakni penanganan kedaruratan kesehatan, jaring pengaman sosial, dan pemulihan ekonomi. Inilah yang kemudian menjadi ujung tombak dalam penanganan Covid-19 di Indonesia.
-
Di mana UMKM Bontang terdampak pandemi? Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Apa alasan pembukaan bioskop di masa pandemi? Alasan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, membuka kembali bioskop adalah untuk menggiatkan kembali ekonomi di bidang industri perfilman yang mati suri.
-
Apa yang dikembangkan Pemkot Bontang usai pandemi? Cara Pemkot Bontang Kembangkan UMKM Usai Pandemi Covid-19 Wabah Covid-19 pada awal tahun 2020 memberikan dampak besar terhadap sektor perkonomian Indonesia, termasuk pada UMKM Kota Bontang.
-
Apa yang dilakukan selama penutupan? Selama penutupan kami memastikan tidak ada pendaki yang melintas terutama yang merayakan malam pergantian tahun di puncak Gunung Gede, karena patroli digencarkan agar tidak ada oknum pendaki nakal yang naik melalui jalur ilegal,' katanya.
"Sehingga mau tidak mau nasabah kita bebondong-bondong ke cabang yang buka. Di sisi lain, Bukopin melayani pensiunan, payrooll nasabah, sehingga tanggal tertentu pasti akan terjadi luar biasa," ujar Rivan.
Dia menjelaskan, dengan penerapan protokol kesehatan yang diterapkan, maka muncul kesan antrean nasabah. "Karena tidak semua kita masukkan ke dalam cabang. Selain melanggar (protokol kesehatan di maaa pandemi Covid-19, pasti juga akan bahayakan pelayanan kita berikutnya," ungkap Rivan.
Menurut Rivan, gambaran itu menjadikan munculnya suara tidak baik tentang Bank Bukopin. "Tidak dipungkiri nasabah melakukan penarikan. Kita tahu bahwa tidak ada bank manapun, untuk menjaga penarikan bertubi-tubi," ungkapnya.
"Tapi yang kita lakukan adalah pendekatan kepada nasabah memberikan penjelasan, bahwa Bukopin aman, sehat dan kita jelaskan kepada nasabah hari ini," terang Rivan.
Untuk diketahui, di Samarinda misalnya, awal bulan Juli 2020 lalu, nasabah Bank Bukopin mulai kesulitan melakukan transaksi penarikan dana mereka. Bahkan ada yang bolak balik hingga tiga pekan, lantaran berlaku pembatasan penarikan maksimal dari Rp10 juta, turun menjadi Rp5 juta per hari. Tidak hanya itu, nominal transaksi transfer per hari juga dibatasi.
"Saya ada tiga mingguan ini ke sini (Bukopin). Saya mau tarik dana," kata salah seorang nasabah Bank Bukopin Cabang Samarinda, Rusli saat ditemui merdeka.com, Kamis (2/7).
Perkuat Struktur Permodalan
Bank Bukopin berencana menyelenggarakan aksi korporasi untuk memperkuat struktur likuiditas dan permodalan, melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT) V di semester I tahun 2020. Saat ini proses pelaksanaan HMETD telah memasuki periode perdagangan saham yang dimulai sejak 14-27 Juli 2020.
Direktur Utama Bank Bukopin, Rivan Achmad Purwantono mengatakan, KB Kookmin Bank melalui PUT V, diharapkan dapat membantu mengembangkan bisnis Bank Bukopin yang fokus pada segmen ritel, yaitu Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan segmen konsumer, yang didukung oleh perkembangan perbankan digital ke depan.
"KB Kookmin Bank telah menyatakan bahwa pihaknya terus mendukung pengembangan bisnis Bank Bukopin dan perbaikan kinerja ke depannya," ujar Rivan kepada wartawan di Hotel Mercure.
Rivan menerangkan, dengan tambahan modal yang akan segera direalisasikan, diharapkan akan optimal untuk mendukung bisnis utama Bank Bukopin, yang secara konsisten mengembangkan segmen UMKM.
Sejalan dengan Rencana Bisnis Bank tahun 2020, pertumbuhan bisnis bank yang fokus pada bisnis ritel (segmen konsumer dan umkm) sebagai engine growth dengan segmen komersial sebagai penyeimbang, penguatan value proposition, produktivitas point of sales serta sumber daya manusia, menjadi fokus utama dalam rencana bisnis bank jangka panjang.
"Di sisi lain perseroan juga fokus pada perbaikan kualitas aset, antara lain penyaluran kredit dengan ATMR rendah, penjualan AYDA, penurunan cost of fund Dana Pihak Ketiga (DPK) dan optimalisasi likuiditas, simplifikasi bisnis proses, dan efisiensi," ujar Rivan.
Ke depannya, Bank Bukopin berencana akan menerbitkan saham baru tanpa HMETD dengan estimasi jumlah sebanyak-banyaknya 22.246.359.474 saham kelas B dengan nilai nominal Rp100 per saham, yang merupakan 57,7 persen dari modal yang ditempatkan dan modal yang disetor Perseroan setelah pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas (PUT V) dan Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD).
Penyampaian informasi terkait rencana PMTHMETD tersebut telah disampaikan ke publik pada 14 Juli 2020 lalu. Tujuannya, agar para pemegang saham Perseroan dapat memberikan persetujuannya dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS LB) Bank Bukopin yang rencananya akan diselenggarakan pada 25 Agustus 2020.
Dalam aksi korporasi ini, perseroan berencana akan menerbitkan saham baru tanpa HMETD dengan estimasi jumlah sebanyak-banyaknya 22.246.359.474 saham kelas B dengan nilai nominal Rp100 per saham yang merupakan 57,7 persen dari modal yang ditempatkan dan modal yang disetor Perseroan setelah pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas (PUT V) dan PMTHMETD.
"Aksi korporasi ini merupakan kelanjutan dari PUT V untuk mengakomodir rencana KB Kookmin Bank menjadi pemegang saham mayoritas dengan jumlah kepemilikan saham minimal 51 persen. KB Kookmin Bank merupakan calon pemodal dan telah bersedia untuk menjadi pengambil bagian tunggal dalam PMTHMETD," jelas Rivan. (mdk/idr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Hiruk pikuk Pasar Tanah Abang sebagai salah satu pasar tekstil terbesar di Asia Tenggara ternyata menyimpan lorong gelap dengan puluhan kios yang tutup.
Baca SelengkapnyaBank BTN melakukan substitusi layanan ke digital channel dengan menutup outlet dan KCP yang dinilai tidak produktif.
Baca SelengkapnyaPenukaran Uang Receh hingga 27 Maret Tembus Rp75 Triliun
Baca SelengkapnyaAdanya peningkatan alokasi uang tersebut sejalan dengan proyeksi peningkatan transaksi masyarakat selama hari raya Idul Fitri 2024.
Baca SelengkapnyaSaat ini, masih ada sejumlah bank yang diserahkan ke LPS. Proses pembayarannya masih berjalan.
Baca SelengkapnyaDalam laporan keuangannya, manajemen KFC Indonesia menjelaskan kerugian tersebut dipicu oleh dua faktor utama.
Baca Selengkapnyamengonfirmasi tren kasus mingguan Covid-19 di Indonesia kembali mengalami peningkatan.
Baca SelengkapnyaSeluruhnya sudah dibayarkan oleh Pemprov DKI Jakarta kepada PNS DKI Jakarta.
Baca SelengkapnyaAdapun layanan terbatas tersedia pada Selasa 18 Juni 2024 di 45 Unit Kantor Operasional (UKO) BRI seluruh Indonesia
Baca SelengkapnyaSepinya pembeli di Pasar Tanah Abang sudah mulai terasa usai Lebaran 2023, dan terus mengalami penurunan pengunjung hingga saat ini.
Baca SelengkapnyaDirlantas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman mengatakan, bila melihat dari indeks kemacetan, untuk kondisi ideal di Jabodetabek berada pada angka 35 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi juga menduga pabrik sepatu bata tutup karena kurang efisiensi.
Baca Selengkapnya