Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tanggapan Menteri Rini Soal Satuan Pengawasan Intern BUMN oleh KPK

Tanggapan Menteri Rini Soal Satuan Pengawasan Intern BUMN oleh KPK Menteri BUMN Rini Soemarno. ©Liputan6.com/Maulandy Rizki Bayu Kencana

Merdeka.com - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kini tengah berupaya memperkuat peran Satuan Pengawasan Internal (SPI) di lingkungan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan anak perusahaannya, guna memperkuat sistem peringatan dini, sekaligus mampu menjaga aset-aset BUMN dan anak perusahaannya.

Menanggapi hal tersebut, Menteri BUMN Rini Soemarno menganggap itu merupakan tindak pencegahan korupsi yang efektif di dalam internal perusahaan milik negara.

"Jadi mereka mempunyai program preventif, memang saya setuju. Bahwa bicara mengenai anticorruption yang harus kita tingkatkan adalah prevention. Karena dengan demikian kita makin mengetahui apa yang boleh apa yang tidak boleh," tuturnya di sela-sela kunjungan ke Tunnel Walini, Bandung Barat, Selasa (14/5).

Dia juga menyambut usulan Ketua KPK Agus Rahardjo mengenai penyusunan kebijakan dan regulasi terkait yang mendukung penguatan peran SPI, guna menjaga aset-aset BUMN beserta anak usaha yang tercatat mencapai lebih dari Rp 8.092 triliun.

"Sama saja seperti kita sekarang punya kerjasama juga dengan kejaksaan, bahwa semua proyek kita itu dilihat oleh TP4 (Tim Pengawalan, Pengamanan, dan Pembangunan Pemerintah). Nah, kita akan senang kalau bisa bekerjasama secara terbuka dengan KPK," imbuhnya.

Selain itu, dia juga menanggapi imbauan KPK yang mewanti-wanti perusahaan BUMN untuk berhati-hati menerima investasi dari China. Berkaca pada proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang juga bekerjasama dengan China, dia mengatakan, seluruh investasinya bersifat transparan.

"Semua kita transparan, mulai proses pembebasan lahan kita lalui proses secara hukum. Jadi kita juga bekerjasama dengan kementerian ATR/BPN dam Pemda untuk pembebasan lahan," jelasnya.

Sebagai informasi, proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sempat mengalami kenaikan investasi dari semula USD 5,99 miliar menjadi USD 6,07 miliar. Kenaikan itu disebabkan beberapa hal, yakni biaya asuransi proyek pembangunan dan biaya pelindung pinjaman terhadap volatilitas yang tak terduga atau Debt Service Reserve Account (DSRA).

Adapun porsi pendanaan proyek senilai USD 6,07 miliar ini terdiri 75 persen berasal dari China Bank Development (CBD), sedangkan 25 persen sisanya berasal dari pemegang saham KCIC.

Rini juga selalu menekankan agar KCIC beserta pemegang saham terkait untuk selalu transparan dalam pengerjaan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

"Jadi itu kita transparan. Jadi apapun ya silakan saja untuk dilihat. Jadi ini karena kita juga Joint Venture, partner kita juga sangat menekankan transparansi, ya kita sama sama," tandasnya.

Reporter: Maulandy Rizky Bayu Kencana

Sumber: Liputan6.com

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ketua KPK Firli Bahuri Raih Penghargaan Strategi Pencegahan Korupsi dari Sri Mulyani
Ketua KPK Firli Bahuri Raih Penghargaan Strategi Pencegahan Korupsi dari Sri Mulyani

KPK dinilai berkontribusi dalam pengelolaan Barang Milik Negara (BMN).

Baca Selengkapnya
Anak Usaha BUMN Pupuk Kini Punya Jurus Anti Penyuapan
Anak Usaha BUMN Pupuk Kini Punya Jurus Anti Penyuapan

Perusahaan melakukan upaya konkret untuk menciptakan budaya anti penyuapan melalui sistem manajemen terbaru.

Baca Selengkapnya
Capim KPK Ibnu Basuki Ulas Praktik Korupsi Tak Kunjung Habis, Dorong Monitoring dan Evaluasi Menyeluruh
Capim KPK Ibnu Basuki Ulas Praktik Korupsi Tak Kunjung Habis, Dorong Monitoring dan Evaluasi Menyeluruh

Hal itu disampaikan Ibnu Basuki dalam uji kelayakan dan kepatutan atau fit and proper test oleh Komisi III DPR.

Baca Selengkapnya
Laporkan Dugaan Korupsi Dana Pesiun, Erick Thohir: Tak Hanya Penjarakan Oknum Tapi Perbaikan Sistem
Laporkan Dugaan Korupsi Dana Pesiun, Erick Thohir: Tak Hanya Penjarakan Oknum Tapi Perbaikan Sistem

Erick mengaku sangat kecewa dengan yang terjadi di empat perusahaan BUMN terkait pengelola dana pensiun.

Baca Selengkapnya
Tak Bosan, Erick Thohir Kembali Tagih Pembahasan RUU BUMN ke DPR
Tak Bosan, Erick Thohir Kembali Tagih Pembahasan RUU BUMN ke DPR

Erick bilang RUU ini akan berperan penting guna mengawal kerja perusahaan pelat merah.

Baca Selengkapnya
BPK Temukan Kelemahan dalam Laporan Keuangan Polri: Belanja Barang Tidak Gambarkan Kondisi Sebenarnya
BPK Temukan Kelemahan dalam Laporan Keuangan Polri: Belanja Barang Tidak Gambarkan Kondisi Sebenarnya

BPK menemukan kelemahan dalam penggunaan langsung penerimaan negara bukan pajak (PNBP) yang tanpa melalui mekanisme anggaran.

Baca Selengkapnya
Kasus Korupsi LPEI yang Dilaporkan Sri Mulyani ke Kejagung Ternyata Sudah Tahap Penyidikan di KPK
Kasus Korupsi LPEI yang Dilaporkan Sri Mulyani ke Kejagung Ternyata Sudah Tahap Penyidikan di KPK

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ternyata mengusut kasus dugaan korupsi penggunaan dana penyaluran kredit di Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Baca Selengkapnya
Begini Strategi Aksrindo Terapkan Anti Fraud di Perusahaan Sesuai Aturan BUMN dan OJK
Begini Strategi Aksrindo Terapkan Anti Fraud di Perusahaan Sesuai Aturan BUMN dan OJK

Penguatan sistem anti fraud ini sejalan dengan amanat dari Kementerian BUMN agar BUMN terus melakukan implementasi sistem tata kelola yang baik.

Baca Selengkapnya
Kejagung Tegaskan Tetap Libatkan BPK Usut Kasus Korupsi
Kejagung Tegaskan Tetap Libatkan BPK Usut Kasus Korupsi

Kejagung memastikan tidak memiliki hubungan buruk dengan BPK RI.

Baca Selengkapnya
BPK dan BPKP Ungkap Tantangan Perusahaan BUMN Lima Tahun ke Depan, Ini Detailnya
BPK dan BPKP Ungkap Tantangan Perusahaan BUMN Lima Tahun ke Depan, Ini Detailnya

Transformasi ekonomi yang sedang diupayakan oleh BUMN perlu dilakukan dengan perencanaan matang.

Baca Selengkapnya
Ada Sejak 1973, Kementerian BUMN Tugasnya Apa?
Ada Sejak 1973, Kementerian BUMN Tugasnya Apa?

Ada beberapa fakta menarik seputar Kementerian BUMN RI yang bisa diulik. Apa saja?

Baca Selengkapnya