Tangkal Impor Pangan, Rizal Ramli Imbau Pemerintah Buat Kerangka Kerja
Merdeka.com - Mantan Menteri Koordinator Bidang Maritim, Rizal Ramli kembali mengkritik kebijakan impor yang dilakukan pemerintah. Menurutnya, kebijakan tersebut merupakan solusi yang tidak tepat terhadap sejumlah persoalan, salah satunya gejolak harga.
Pemerintah, kata dia, seharusnya sudah memiliki blue print alias kerangka kerja yang jelas dalam mengatasi berbagai persoalan termasuk gejolak harga.
"Kok tidak ada blue print, supaya ini hanya masalah temporer, tapi 5 tahun ada blue print supaya masalah jagung kita cukup," kata dia, di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta, Selasa (29/1).
-
Kenapa Rizal Ramli suka mengkritik pemerintah? Masyarakat Indonesia pasti mengenal Rizal Ramli sebagai Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya. Namun, banyak juga yang mengenal Rizal Ramli sebagai sosok yang kritis terhadap sesuatu yang dianggapnya tidak berpihak pada kepentingan bangsa dan negara, sehingga dia mendapat julukan baru 'Rajawali Ngepret'.
-
Bagaimana Rizal Ramli bisa jadi Menteri? Prestasinya yang bagus di Bulog, membuat presiden Gusdur ketika itu mengangkatnya sebagai Menteri Koordinator Bidang Perekonomian pada bulan Agustus 2000 dan segera mencanangkan kebijakan 10 Program Percepatan Pemulihan Ekonomi.
-
Gimana cara Mentan mengurangi impor? 'Apresiasi juga kepada Pak Amran yang dengan semangat untuk mengurangi impor hasil-hasil pertanian seperti beras, gula, jagung, dan seterusnya. Saya percaya kalau seluruh potensi bangsa ini didorong untuk memenuhi kebutuhan itu, pasti impor kita dapat dikurangi dan kita kembali bergantung pada hasil dalam negeri,' katanya.
-
Bagaimana Said Abdullah menilai solusi untuk masalah impor pangan dan energi? Said menilai untuk menghadapi persoalan ini tidak mudah. Pemerintahan Prabowo kata dia perlu melibatkan berbagai kepentingan ekonomi politik nasional dan internasional.
-
Siapa aja yang pernah Kemendag selidiki terkait impor? Sementara negara yang pernah indonesia selidiki dan kenakan BMAD maupun BMP antara lain India, Republik Korea, China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa, Rusia, Kazhakstan, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, Hongkong, Turki, Pakistan, Persatuan Emirat Arab, Singapura, Taiwan, Bangladesh, dan Mesir.
-
Apa cita-cita Rizal Ramli? Meskipun buku tersebut dilarang beredar, namun ternyata Buku Putih Perjuangan Mahasiswa ITB yang disusun oleh Rizal Ramli dan kawan-kawannya bahkan telah beredar di kampus-kampus lain bahkan sempat dimuat di koran dan majalah yang pada akhirnya koran dan majalah tersebut diberedel oleh pemerintahan Soeharto.
Menurut dia, tanpa adanya blue print tersebut, maka ujung-ujungnya impor komoditas seperti beras dan jagung kerap menjadi jalan keluar yang diambil pemerintah.
"Jadi bukan setiap ada kesulitan, rapat, keluarkan izin impor. Setiap kali ada gejolak harga, menteri rapat, keluarkan surat impor sekian ratus ribu ton. Kalau gitu mah anak SD saja kita angkat jadi menteri," tandasnya.
Sebelumnya, Rizal Ramli membeberkan sejumlah strategi untuk membuat Indonesia lepas dari status importir menjadi eksportir beberapa komoditas pokok, seperti beras, gula, dan jagung. Strategi pertama ialah membuka satu juta lahan pertanian baru.
"Mau tidak mau kita harus buka 1 juta hektar sawah baru. Tapi jangan terlalu berpetualang, bereksperimen seperti sawah pasang surut zaman Pak Harto 1 juta. Itu di Kalimantan gagal karena kualitas airnya beda," kata dia, di Seknas Prabowo-Sandi, Menteng, Jakarta, Selasa (29/1).
Sawah baru dengan total 1 juta hektare tersebut, kata dia, dapat dibuka di sejumlah daerah seperti Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Memberamo, dan Bangka. Dengan demikian, akan ada tambahan produksi beras hingga 5 juta ton setiap tahun.
(mdk/azz)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mendag beri penjelasan kebijakan ini justru untuk mengendalikan kemudahan aktivitas impor ke dalam negeri.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana melakukan pembatasan barang impor.
Baca SelengkapnyaPemerintah China memiliki dukungan yang penuh kepada para pelaku usahanya.
Baca SelengkapnyaSemangat pemerintah agar impor dikendalikan, tetapi dalam implementasinya tidak mudah.
Baca SelengkapnyaPemerintah bakal memperketat impor barang-barang yang mengganggu pasar produk dalam negeri.
Baca SelengkapnyaSatgas tersebut dibentuk dengan tujuan untuk mengatasi masalah impor ilegal di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPemerintah dituntut lebih serius dalam mengungkap pelaku di balik impor ilegal.
Baca SelengkapnyaPemerintah juga diminta menekan impor barang pangan dan barang konsumsi
Baca SelengkapnyaZulhas menyebut, bahwa tren kebangkrutan industri tekstil dalam beberapa waktu terakhir tidak berkaitan dengan Permendag 8 2024.
Baca SelengkapnyaPermendag 8 Tahun 2024 terbit untuk mengatasi permasalahan tertahannya 26.000 kontainer di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta dan Tanjung Perak, Surabaya.
Baca SelengkapnyaDidampingi Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya, kegiatan ini merupakan lanjutan kunjungan ke pergudangan PJT di Tanjung Emas Semarang.
Baca SelengkapnyaBayu menegaskan tidak ada alasan bansos pangan menyebabkan stok beras di ritel modern menjadi lebih sulit.
Baca Selengkapnya