Target Pembebasan Pajak Pembelian Mobil Baru Terganjal Suku Bunga Kredit Perbankan
Merdeka.com - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Tauhid Ahmad mengatakan kebijakan relaksasi PPnBM 0 persen tidak akan membuat penjualan kendaraan bermotor khususnya mobil meningkat tajam. Sebab, pertumbuhan pembelian terganjal suku bunga pinjaman.
"Pertumbuhan pembeliannya memang relatif tinggi yakni 5 persen ketika tanpa PPnBM dan terhambat suku bunga kredit yang sampai 70 persen," kata Tauhid dalam Diskusi Online INDEF bertajuk Apa Kata Konsumen Tentang Gratis Pajak Mobil Baru?, Jakarta, Minggu (21/2).
Selain itu, kebijakan ini juga diperkirakan akan menurunkan pendapatan dari PPnBM otomotif sebesar Rp 2,28 triliun. Begitu juga dengan pajak daerah yang juga akan turun.
-
Kenapa harga mobil bekas turun? Faktor-faktor Ini Bikin Mobil Bekas Kesayangan Anda Turun Harga Vendri Iskar, Head of Invetory and Purchasing Caroline.id, menjelaskan harga jual mobil bekas dapat turun karena banyak faktor, antara lain faktor mobil barunya.
-
Kenapa pajak mobil LCGC lebih rendah? Selain harganya yang terjangkau, mobil LCGC juga memiliki biaya pajak yang rendah.
Sedangkan potensi peningkatan Pajak Penghasilan (PPh) pun bergantung pada perkembangan kinerja perusahaan otomotif.
Selanjutnya
Maka dari itu, Tauhid menyarankan kebijakan relaksasi ini tidak perlu dilakukan. Mengingat tanpa ada kebijakan ini pertumbuhan penjualan kendaraan bermotor mulai mengarah ke posisi normal.
"Tanpa kebijakan ini pertumbuhan penjualan menuju normal dan dampak ekonominya dapat dikatakan sangat kecil sekali," kata dia.
Bila kebijakan ini terus dilanjutkan, maka pemerintah disarankan mencari alternatif sumber pajak lain untuk mengganti kehilangan PPnBM, Pajak Daerah dan PPN. Pemerintah juga diminta untuk mengatasi tingginya suku bunga dan jenuhnya kegiatan konsumsi di perbankan.
"Mengingat dalam situasi resesi perbankan akan jauh lebih berhati-hati dalam menyalurkan kreditnya," kata dia.
Dari itu semua, Tauhid menegaskan untuk meningkatkan konsumsi kelas menengah harus dimulai dari penanganan pandemi Covid-19. Bila ini bisa teratasi dengan baik, maka konsumsi masyarakat akan kembali tumbuh.
"Mengatasi Covid-19 menjadi solusi penting agar konsumsi kelas menengah meningkat. Khususnya barang budaya dan rekreasi, barang lainnya dan sandang," kata dia mengakhiri.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Penyaluran Kredit untuk Mobil Listrik Masih Rendah, Terkendala Tingginya Suku Bunga
Baca SelengkapnyaPenjualan mobil di Indonesia terhenti pada angka satu juta unit dan tidak menunjukkan peningkatan yang signifikan.
Baca SelengkapnyaPenjualan mobil baru pada tahun 2014 mencapai hingga 1,2 juta unit. Sementara penjualan mobil baru di sepanjang 2023 terus turun jadi berkisar 1 juta unit.
Baca SelengkapnyaKukuh menyebut salah satu penyebab fenomena tersebut dapat terjadi yakni menurunnya daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaPerpanjangan ini untuk mendorong pertumbuhan kredit.
Baca SelengkapnyaMenurut Gaikindo, kenaikan tarif tol dan wacana pembatasan BBM subsidi tidak terlalu berdampak pada penjualan mobil. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaTren kenaikan harga mobil di Indonesia dipengaruhi oleh sejumlah faktor
Baca SelengkapnyaPemberian insentif ini diyakini bisa mendongkrak penjualan mobil domestik yang ujungnya bisa menggairahkan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaSituasi ini menyebabkan turunnya daya beli masyarakat.
Baca SelengkapnyaPenjualan mobil periode Januari-Mei 2024 turun drastis dibandingkan sebelumnya. Yuk simak!
Baca SelengkapnyaMobil Listrik Ramah Lingkungan Jadi Tren, Begini Cara Menghitung Pajaknya
Baca SelengkapnyaBank Indonesia yang memutuskan menaikkan suku bunga acuan di level 6,25 persen pada bulan April 2024.
Baca Selengkapnya