Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,8 Persen Dinilai Terlalu Memaksakan

Target Pertumbuhan Ekonomi 5,8 Persen Dinilai Terlalu Memaksakan pertumbuhan ekonomi. ©2019 Merdeka.com/Imam Buhori

Merdeka.com - Anggota DPR RI, Ade Rizky menilai asumsi atau koreksi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 sampai 5,8 persen memberikan kesan pemerintah memaksakan pertumbuhan ekonomi yang harus lebih dari 5 persen. Menurutnya hal tersebut malah bisa menjadi bumerang bagi pemerintah. Apalagi tahun-tahun sebelumnya target pertumbuhan ekonomi pemerintah juga selalu meleset.

"Pada tahun 2019, target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen namun realisasinya hanya mencapai 4,02 persen padahal hal itu belum terjadi pandemi Covid-19. Dan pada tahun 2020 yang telah direvisi karena dampak pandemi realisasinya juga masih macet dengan kontraksi minus 2,07 persen," ucap Ade Rizk saat membacakan Pandangan Fraksi Partai Gerindra terhadap Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM dan PPKF) RAPBN Tahun Anggaran 2022 dalam sidang Paripurna DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (25/5).

Pada Kuartal pertama tahun 2021, sambungnya, ekonomi masih belum mampu mencapai pemulihan ekonomi yang menghasilkan pertumbuhan ekonomi dengan angka positif. Masih mengalami kontraksi dengan minus 0,74 persen, meski pada pertengahan Februari 2021 pemerintah melalui Menteri Keuangan telah merevisi target pertumbuhan yang ditetapkan oleh APBN tahun 2021 dari kisaran 4,5 sampai 5,5 persen menjadi 4,3 sampai 5,3 persen.

Orang lain juga bertanya?

"Jika pemerintah masih menargetkan pertumbuhan ekonomi tahun 2021 pada rentang 4,3 persen, maka Fraksi Partai Gerindra DPR RI meyakini dan mendorong pemerintah agar lebih keras lagi harus mengejar pertumbuhan ekonomi pada Kuartal ke-2, 3 dan 4. Capaian pada Kuartal 1 tahun 2021 masih minus yang harus ditutup dengan pertumbuhan pada kuarter kuarter berikutnya," terangnya.

Fraksi Partai Gerindra DPR RI mengingatkan pemerintah bahwa jika asumsi pertumbuhan terlalu tinggi, jika realisasinya tidak sesuai dengan target perencanaan, maka akan berdampak pada pendapatan negara belanja negara dan defisit anggaran, hingga kebutuhan pembiayaan. Di mana, setiap 1 persen penurunan pertumbuhan ekonomi dari asumsi akan menurunkan pendapatan negara sebesar Rp16,8 triliun hingga Rp20,2 triliun.

"Belanja negara berpotensi turun Rp5,2 triliun rupiah hingga 7,8 triliun rupiah. Adapun defisit anggaran dan kekurangan pembiayaan berpotensi bertambah sebesar 11,5 triliun hingga 12,4 triliun rupiah," urai ANggota Komisi IX DPR RI itu.

Di sisi lain, Fraksi Gerindra juga menyoroti rasio utang pemerintah yang semakin meningkat dengan membebani APBN. Selain itu perlu diwaspadai posisi utang luar negeri Indonesia yang dicatat meningkat oleh Bank Indonesia. Tercatat akhir 2021 sebesar 415, 63 miliar dolar Amerika Serikat (AS) atau setara dengan Rp6056,59 triliun dengan kurs rupiah sebesar 14.572 per dolar AS.

Rasio utang pemerintah diproyeksikan PPKF 2022 akan ada kisaran 43,76 sampai 44,28 persen dari Product Domestic Bruto (PDB) signifikan dengan asumsi rasio hutang tahun 2021 sebesar 41 persen. Perlu diingat pula bahwa pada akhir tahun 2020 utang pemerintah telah mencapai Rp6074,56 triliun atau 38,68 persen dari PDB, bahkan lebih jauh dari akhir 2014 yang masih ada di kisaran 24 persen dari PDB.

Dia menjelaskan, rasio utang PDB Indonesia sering dikemukakan pemerintah sebagai alasan masih amannya utang pemerintah, bahkan beberapa kali disebut yang paling rendah di dunia. Hal ini memang didukung oleh data IMF fiskal moneter edisi April 2021 IMF menyajikan data rasio pemerintah Indonesia hanya 36,6 persen atas PDB pada tahun 2020, lebih rendah dari pada negara berkembang yang berpendapatan menengah mencapai 64,4 persen.

"Namun perlu diingat, bahwa masalah utang pemerintah, bukan hanya pada posisi rasio utang, melainkan pada bertambahnya beban pembayaran utang yaitu pelunasan pokok utang, pembayaran bunga hutang kemampuan pembayaran beban utang. Ini amat tergantung pada besarnya penerimaan negara," lanjutnya.

Data fiskal moneter April 2021, terangnya, IMF menyebutkan penerimaan negara-negara berkembang dan pendapatan menengah pada tahun 2020 mencapai 25,21 persen dari PDB, sementara itu rasio penerimaan Pemerintah tahun 2020 dilaporkan hanya 12, 36 persen dari PDB. Dengan demikian meski lebih baik dalam rasio utang, namun Indonesia masih lebih buruk dalam hal kemampuan membayar beban utang.

Laporan IMF tersebut juga membuat proyeksi penerimaan negara hingga tahun 2026 Indonesia hanya meningkat sedikit dari kondisi tahun 2020 yaitu menjadi 12 persen. Lagi-lagi jauh lebih rendah dari negara berkembang lainnya.

(mdk/azz)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Ketua Banggar Sebut Sejak 2015 Sampai 2023, Pertumbuhan Ekonomi Sulit Capai Target
Ketua Banggar Sebut Sejak 2015 Sampai 2023, Pertumbuhan Ekonomi Sulit Capai Target

Macetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.

Baca Selengkapnya
Said Abdullah Dorong Pemerintah Berani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen
Said Abdullah Dorong Pemerintah Berani Targetkan Pertumbuhan Ekonomi 5,4 Persen

Strateginya menurut Said adalah konsumsi domestik harus dijaga dengan inflasi yang terjaga rendah.

Baca Selengkapnya
Prabowo Pede Ekonomi RI Bisa Tumbuh 8 Persen, Analis Bilang Begini
Prabowo Pede Ekonomi RI Bisa Tumbuh 8 Persen, Analis Bilang Begini

Respons ekonom terkait ambisi Prabowo Subianto yang ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 8 persen per tahun.

Baca Selengkapnya
Ketua Banggar Minta Pemerintah Tak Terlena Pertumbuhan Ekonomi Terus di 5 Persen
Ketua Banggar Minta Pemerintah Tak Terlena Pertumbuhan Ekonomi Terus di 5 Persen

Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam 10 tahun terakhir tidak beranjak dari angka 5 persenan.

Baca Selengkapnya
DPR dan Pemerintah Sepakat Prabowo-Gibran Harus Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,6 Persen di 2025
DPR dan Pemerintah Sepakat Prabowo-Gibran Harus Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi Indonesia 5,6 Persen di 2025

DPR dan Pemerintah sepakat menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2025 di angka 5,6 persen.

Baca Selengkapnya
Prabowo Targetkan Ekonomi RI 2025 Tumbuh 8 Persen, Kementerian Investasi: Ini Beban Bersama
Prabowo Targetkan Ekonomi RI 2025 Tumbuh 8 Persen, Kementerian Investasi: Ini Beban Bersama

Hal itu menjadi tantangan dan beban Pemerintahan baru untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan investasi yang sangat besar.

Baca Selengkapnya
Debat Cawapres: Mahfud Tanya soal Tak Berani Target Ekonomi 7 Persen, Cak Imin
Debat Cawapres: Mahfud Tanya soal Tak Berani Target Ekonomi 7 Persen, Cak Imin "Ujungnya Bukan Sehat Tapi Semu dan Keropos"

Debat Cawapres: Mahfud Tanya Soal Tak Berani Target Ekonomi 7 Persen, Cak Imin "Ujungnya Bukan Sehat Tapi Semu dan Keropos

Baca Selengkapnya
Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang Resesi
Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,11 Persen, Jokowi: Negara Lain Masuk Jurang Resesi

Menurut Jokowi, pertumbuhan ekonomi Indonesia banyak dikontribusikan oleh belanja konsumsi masyarakat hingga masuknya investasi.

Baca Selengkapnya
Cak Imin: Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bisa Jadi Omong Kosong
Cak Imin: Pertumbuhan Ekonomi 7 Persen Bisa Jadi Omong Kosong

Kalau target pertumbuhan ekonomi dipaksakan sampai 7 persen yang terjadi bukan pertumbuhan yang sehat.

Baca Selengkapnya
Strategi Jitu Sri Mulyani Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di 2024
Strategi Jitu Sri Mulyani Kejar Target Pertumbuhan Ekonomi 5,2 Persen di 2024

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.

Baca Selengkapnya
Penjelasan Keponakan Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tidak Bakal Terealisasi Tahun Depan
Penjelasan Keponakan Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Tidak Bakal Terealisasi Tahun Depan

Target 8 persen baru bisa terwujud selama Prabowo menjabat sebagai presiden 5 tahun.

Baca Selengkapnya
Mahfud Cecar Target Menaikkan Rasio Penerimaan Pajak, Gibran Analogikan Perluasan Kebun Binatang
Mahfud Cecar Target Menaikkan Rasio Penerimaan Pajak, Gibran Analogikan Perluasan Kebun Binatang

Gibran mengaku akan membentuk lembaga khusus untuk penerimaan negara yang dikomandoi Presiden.

Baca Selengkapnya