Target Raih Sepakat Awal 2020, Pertamina Tawarkan Aramco Skema Baru Kilang Cilacap

Merdeka.com - Pengembangan kilang pengolahan minyak di Cilacap, Jawa Timur antara PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco kembali tertunda. Proyek ini ditargetkan menemui kata mufakat pada Triwulan I 2020.
Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati, mengatakan Pertamina dan Saudi Aramco masih membahas soal valuasi nilai investasi kilang Cilacap yang telah tarik ulur sejak 2014.
"Ini dilanjutkan. Targetnya di triwulan pertama tahun depan ini sudah harus selesai," ujar Nicke di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (12/12).
Nicke menjelaskan, kerjasama ini akan mengadopsi skema baru seperti yang diterapkan di Kilang Balikpapan, Kalimantan Timur. Dalam skema tersebut, Pertamina menawarkan kepada Aramco untuk membangun kilang baru, meski dalam wilayah yang masih sama di kawasan Cilacap.
Kilang baru tersebut nantinya dibuat oleh Aramco dan akan dioperasikan oleh anak usaha yang dibentuk kedua perusahaan. Nantinya, Pertamina akan menyerap produksi dari kilang ini dengan membayar toll fee.
"Opsi kerjasama seperti di Balikpapan, bangun (kilang) yang baru. Eksisting tetap beroperasi, tapi sistemnya toll fee," terang Nicke.
Kerjasama Pertamina-Aramco Terganjal Penentuan Nilai Kilang Cilacap
Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif ingin kerjasama proyek Kilang Cilacap antara PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco harus dipercepat, saat ini kedua belah pihak masih menghitung nilai aset. Dia mengatakan, pembentukan anak usaha untuk menggarap kilang Cilacap harus dipercepat pada tahun ini, agar pembangunan fisiknya bisa segera dimulai.
"Saudi Aramco harus secepatnya harus kita percepat harus signifikan tahun ini," kata Menteri Arifin, di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (1/11).
Menurut Menteri Arifin, Pertamina dan Saudi Aramco sudah sepakat menunjuk valuator, untuk mengetahui nilai aset hingga dapat menentukan skema kerjasama. Namun, dia enggan menjelaskan lebih detail.
"Tapi sudah ada kesepakatan untuk bisa masing-masing pakai valuator. Tapi nanti detail ke Pertamina saja," ujarnya.
Sebagai informasi, perkembangan kerjasama PT Pertamina (Persero) dengan Saudi Aramco dalam membangun Kilang Cilacap memasuki babak melibatkan reputable Financial Advisor, dalam rangka finalisasi valuasi dan skema kerjasama. Hal ini untuk menjamin kerjasama pengembangan Kilang Cilacap, akan menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Rencana awal perjanjian pembentukan perusahaan patungan antara Pertamina dengan Saudi Aramco akan berakhir di akhir Juni 2019. Namun dengan kesepakatan ini, diperpanjang sampai akhir September 2019.
Untuk mendukung hal tersebut, Pemerintah akan membentuk Tim gabungan dari Kementerian BUMN, Kementerian ESDM, Kementerian Keuangan, dan Pertamina. Dalam melaksanakan tugasnya, tim tersebut akan didampingi oleh BPKP dan Jamdatun untuk memastikan seluruh proses yang dijalankan sesuai dengan aspek GCG dan peraturan perundangan yang berlaku.
Seperti diketahui, pengembangan Kilang Cilacap merupakan bagian dari 6 proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) dan New Grass Root Refinery (NGRR) untuk meningkatkan kapasitas produksi bahan bakar minyak Pertamina, dari saat ini sekitar 1 juta barel per hari menjadi sekitar 2 juta barel per hari. Keenam proyek tersebut adalah RDMP Cilacap, RDMP Balikpapan, RDMP Balongan, RDMP Dumai, NGRR Tuban dan NGRR Bontang.
Selain meningkatkan kapasitas kilang, kualitas produk yang dihasilkan pun akan lebih baik yaitu mencapai standar EURO V yang lebih ramah lingkungan.
Sebelumnya, Pertamina juga telah menyelesaikan proyek Langit Biru Cilacap, yang mulai dioperasikan sejak bulan Maret 2019, sehingga saat ini Kilang Cilacap telah memproduksi BBM yang lebih ramah lingkungan dengan standar EURO IV.
Reporter: Maulandy Rizky Bayu KencanaSumber: Liputan6.com
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya