Target RAPBN 2018 Pemerintahan Jokowi dikritik terlalu ambisius
Merdeka.com - Presiden Joko Widodo menyampaikan pidato kenegaraan dan nota keuangan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2018 di DPR pada hari ini, Rabu (16/7). Adapun Kerangka Ekonomi Makro dan Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal (KEM-PPKF) Tahun Anggaran 2018 tersebut telah disampaikan pada bulan Mei lalu dalam Sidang Paripurna DPR RI.
Peneliti Institute For Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, menilai postur anggaran yang dirancang pemerintah dalam RAPBN 2018 cukup ambisius. Hal tersebut salah satunya terlihat dari target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen ditengah menurunnya tren beberapa indikator ekonomi.
"Hal ini misalnya terlihat dari asumsi makro pertumbuhan ekonomi yang ditarget mencapai 5,4 persen. Angka tersebut nampaknya masih terbilang ambisius mengingat beberapa indikator perekonomian saat ini masih menunjukkan tren yang menurun," ujar Bhima di Jakarta, Rabu (16/8).
-
Apa target pertumbuhan ekonomi Indonesia? Badan Anggaran (Banggar) DPR RI dan Pemerintah menyepakati target sasaran pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2025 mendatang berada pada rentang 5,3 persen sampai 5,6 persen.
-
Kenapa Jokowi dikritik? Khususnya terhadap keluarga Jokowi yang ikut dalam kontestasi politik baik Pilpres maupun pilkada.
-
Kenapa PDB per kapita Indonesia ditargetkan naik? Dia menyebut target ambisius ini mencakup peningkatan PDB sekitar Rp13.000 triliun. kata Dirgayuza dalam acara Economist Gathering INDEF, Jakarta, Senin (29/07). 'Nah, kita punya target selama 5 tahun ke depan untuk meningkatkan PDB kita sebesar sekiranya kurang lebih Rp13.000 triliun. Jadi kita mau naik ke 35.500,' Menurut Setiawan, pencapaian target ini krusial untuk menghindari jebakan pendapatan menengah (middle income trap) yang dapat menghambat kemajuan ekonomi Indonesia.
-
Kenapa target pertumbuhan ekonomi penting? Sehubungan dengan itu, salah satu manfaat yang dirasakan pemerintah ketika terjadi pertumbuhan ekonomi adalah pembangunan dan pemerataan infrastruktur masyarakat dapat dilaksanakan secara cepat karena pendapatan per kapita sudah melonjak.
-
Siapa yang mengkritik Jokowi? Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengkritik kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
-
Apa fokus kebijakan pangan Jokowi? Kebijakan pangan dan pertanian pada era Jokowi secara umum sudah relatif bagus. Dari sisi produksi juga sudah dilakukan diversifikasi sumber, termasuk food estate dan pemberdayaan lahan rawa.
Bhima mengatakan indikator ekonomi lain yang menunjukkan tren menurun yaitu konsumsi masyarakat sebagai pembentuk 56 persen kue perekonomian mengalami pelemahan jika dibandingkan tahun sebelumnya.
"Kinerja sektor industri pengolahan juga tengah lesu dengan pertumbuhan sebesar 3,54 persen di kuartal II. Sektor perdagangan terpukul penurunan penjualan ritel sehingga hanya tumbuh 3,78 persen di kuartal ke II, atau lebih rendah dari kuartal sebelumnya," jelasnya.
Pemerintah juga menargetkan inflasi sebesar 3,5 persen pada tahun 2018, angka ini lebih rendah dari target APBN-P 2017. Akan tetapi, target inflasi ini sangat mungkin mencapai 3,5 persen apabila pengendalian harga bahan pangan bisa lebih dioptimalkan.
Sementara itu, kurs rupiah ditargetkan sebesar Rp 13.500 per USD, angka tersebut rentan mengalami perubahan melihat faktor eksternal seperti kenaikan Fed rate, penyesuaian balance sheet bank sentral AS, serta kondisi geopolitik yang kurang stabil.
"Banyak yang harus diwaspadai seperti meningkatnya ketegangan di semenanjung Korea akan memberikan sentimen negatif terhadap kurs rupiah di tahun depan. Proyeksi moderat asumsi kurs RAPBN 2018 sebaiknya ada di range 13.800-14.100 per dolar," tuturnya.
Dari sisi penerimaan negara, tampaknya pemerintah cukup agresif dengan memasang target yang tinggi sebesar Rp 1.609,3 triliun. Hal ini terlihat dari kenaikan penerimaan pajak yang mencapai Rp 136,6 triliun atau tumbuh 9,2 persen dibanding target APBNP 2017.
"Berkaitan dengan target penerimaan pajak, sebaiknya pemerintah sedikit berhati-hati karena tahun 2018 tidak ada penerimaan extra seperti tax amnesty. Sementara mengandalkan keterbukaan informasi untuk perpajakan (AEOI) pada tahun depan masih cukup sulit karena prosesnya memakan waktu yang lama," katanya.
Bhima menambahkan, postur RAPBN 2018 dari segi belanja terbilang konservatif dengan kenaikan belanja total hanya 3 persen dibanding APBNP 2017. Sebelumnya di tahun 2017 belanja total Pemerintah naik 14,4 persen. Total belanja yang disodorkan Pemerintah dalam RAPBN 2018 mencapai Rp 2.204 triliun. Pertumbuhan belanja Pemerintah yang kecil lebih disebabkan oleh pengurangan dana transfer daerah sebesar Rp 5,3 triliun dibandingkan tahun 2017.
"Artinya, pemerintah daerah harus bersiap menghadapi penurunan jumlah anggaran yang diterima pada tahun depan. Gelombang pemangkasan anggaran daerah juga diproyeksi masih akan berlanjut sampai akhir tahun 2018 untuk menekan defisit anggaran," pungkasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Macetnya pertumbuhan ekonomi karena selalu bergantung pada konsumsi domestik.
Baca SelengkapnyaRespons ekonom terkait ambisi Prabowo Subianto yang ingin pertumbuhan ekonomi Indonesia tembus 8 persen per tahun.
Baca SelengkapnyaHal itu menjadi tantangan dan beban Pemerintahan baru untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi dan investasi yang sangat besar.
Baca SelengkapnyaPresiden Jokowi terus memantau realisasi belanja pemerintah pusat maupun daerah.
Baca SelengkapnyaPemerintah akan menjaga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS tetap di angka Rp 15.000 pada 2024 mendatang.
Baca SelengkapnyaRAPBN tahun 2024 merupakan tahun terakhir dari penerjemahan visi misi pemerintahan Presiden RI Joko Widodo dan Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin.
Baca SelengkapnyaMenteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan angka pada proyeksi tahun 2024 merupakan bentuk antisipasi pemerintah terhadap kondisi global.
Baca SelengkapnyaPer Agustus 2024, posisi utang Indonesia berada di angka Rp8.461,93 triliun, setara dengan 38,49 persen dari PDB.
Baca SelengkapnyaPresiden Joko Widodo (Jokowi) memperkirakan pertumbuhan ekonomi 2024 di kisaran 5,2 persen.
Baca SelengkapnyaJokowi mengakui pertumbuhan ekonomi sangat bergantung terhadap investasi.
Baca SelengkapnyaTarget tingkat kemiskinan diiturunkan pada periode kedua Jokowi dalam RPJMN 2020-2024.
Baca SelengkapnyaPengesahan ini menjadi landasan Prabowo Subianto menjalankan pemerintahannya di tahun pertama.
Baca Selengkapnya