Target Raup 60 Juta Penonton Film, Pemerintah Gandeng Viu
Merdeka.com - Kepala Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Triawan Munaf, mengatakan pihaknya menargetkan jumlah penonton film di bioskop menembus angka 60 juta di tahun ini. Angka ini naik dari realisasi tahun sebelumnya sebanyak 52 juta penonton.
"Kita menargetkan secara tidak resmi jumlah penonton atau jumlah tiket yang terjual bisa mencapai 60 juta. Tahun kemarin 52 juta. Mudah-mudahan ini bisa tercapai," kata dia, dalam Konferensi Pers, di Kantornya, Jakarta, Senin (25/2).
Dia menjelaskan bahwa salah satu upaya yang dilakukan pihaknya untuk meningkatkan akses penonton terhadap film adalah dengan mendorong peningkatan jumlah layar. Hingga saat ini, tercatat sudah ada 1.800 layar yang tersebar.
-
Bagaimana Videotron menarik perhatian audiens? Kemampuannya untuk menampilkan konten video dengan warna yang jelas dan terang menjadikannya alat yang efektif untuk menarik perhatian audiens.
-
Apa dampak OTT terhadap pendapatan operator seluler? 'Apa sih dampaknya? Kalau kita lihat dalam 5-7 tahun terakhir penurunan dari pendapatan sms. Kalo kita lihat secara global ancaman terhadap operator ini juga terjadi di seluruh dunia,' Sigit juga menambahkan terdapat setidaknya beberapa dampak yang akan dipengaruhi oleh ketidakadaan regulasi yang mengatur operasional OTT di Indonesia.
-
Strategi apa yang dijalankan Vidio untuk menjadi platform OTT nomor 1? Dalam momen ini, Vidio mengungkap sejumlah strategi penting yang diambil perusahaan untuk terus bertahan sebagai platform over the top atau OTT lokal yang mampu bersaing dengan pemain global di Indonesia.
-
Apa alasan pembukaan bioskop di masa pandemi? Alasan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan, membuka kembali bioskop adalah untuk menggiatkan kembali ekonomi di bidang industri perfilman yang mati suri.
-
Bagaimana JIS memenuhi kebutuhan para penonton? Seperti dilansir dari Austadium, Selasa (4/7), kecanggihan teknologi benar-benar ingin memberikan pengalaman bagi para penontonnya.
-
Apa tujuan Kominfo PPI dengan program TV digital di daerah 3T? Mengalihkan teknologi siaran TV ke digital juga bikin spektrum frekuensi radio yang selama 60 tahun dipakai TV analog bisa digunakan sebagian untuk layanan internet. Ada Frekuensi tersisa atau dividen digital sebesar 112 Mhz. Sisa frekuensi ini bisa dipakai untuk layanan internet seperti 4G, 5G, dan teknologi yang mungkin ada muncul di masa depan.
"Memang hari ini, layar yang ada masih di kota-kota besar, masih di mal-mal, yang kita harap ke depan lebih banyak mencapai para penonton film yang ada di kota-kota kecil yang selama ini susah mengakses film," jelas dia.
Karena itu, pihaknya juga akan menjalin kerjasama dengan penyedia layanan video OTT (over-the-top), salah satunya Viu. Menurut dia, kerjasama dengan penyedia layanan video OTT, memberikan beberapa keuntungan, di antaranya memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk menonton film.
"Memang sekarang yang kita butuhkan adalah jumlah layar. Dan ini memang salah satunya terjawab dengan adanya OTT," ungkapnya.
"Kemarin kita juga launching satelit Nusantara I, dan nanti Palapa ring nanti akan tersebar sehingga itu nanti akan memperbesar market dari OTT," imbuhnya.
Triawan menjelaskan, bahwa salah satu poin kerjasama dengan penyedia layanan OTT berkaitan dengan pendidikan untuk meningkatkan kapasitas pembuat film. "Dengan keberadaan Viu yang tidak hanya media juga badan yang ikut mengembangkan kemampuan sineas kita, perkembangan film kita bisa diikuti dengan perkembangan kualitas," jelas dia.
Dengan demikian, diharapkan ke depan, film Indonesia akan terus berkembang, tidak saja dari segi jumlah layar dan kemudahan mengakses film bagi masyarakat, melainkan juga mendorong peningkatan pelaku industri perfilman yang berkualitas.
"Satu hal yang belum kami capai adalah jumlah pelaku pembuat film itu sendiri. Bagaimana mendidik mereka menjadi pembuat film yang handal. Karena sekarang ini, dengan perkembangan produksi film nasional yang cukup pesat dirasakan oleh para perusahaan film sulit untuk mendapatkan sineas, sutradara yang bagus, penulis cerita, bahkan aktor pun yang itu-itu saja kan," tandasnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kementerian Kebudayaan akan bermitra dengan sektor swasta.
Baca SelengkapnyaSaat ini pengguna aktif layanan OTT di Indonesia telah mencapai 50 juta pelanggan.
Baca SelengkapnyaPendapatan utama berasal dari bioskop yang memberikan kontribusi sekitar 60,2 persen.
Baca SelengkapnyaProspek pertumbuhan industri bioskop di Indonesia yang tercermin dari minat investor pada masa penawaran awal dan umum.
Baca SelengkapnyaVidio sebagai bagian usaha milik EMTEK Grup memiliki cara bersaing dengan pemain layanan OTT global.
Baca SelengkapnyaKonsumsi konten masyarakat Indonesia tidak hanya di platform televisi, tetapi seiring berjalannya waktu, mereka berpindah ke platform digital.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan jumlah pelanggan, Vidio merupakan platform OTT nomor satu di Indonesia dan mengungguli pemain lain seperti Viu, Disney Plus, hingga Netflix.
Baca SelengkapnyaStrategi Vidio dalam menghadirkan konten olahraga terlengkap terbukti berhasil merebut pasar dan menjadi konten dengan atribusi tertinggi bagi pelanggan Vidio.
Baca SelengkapnyaMembangun infrastruktur penyiaran di daerah ini butuh ekstra perjuangan.
Baca SelengkapnyaVidio yang saat ini menjadi leading di Indonesia karena memang disukai oleh jutaan masyarakat di Indonesia dengan konten lokalnya
Baca SelengkapnyaVidio tengah berkolaborasi dengan Aksilarasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Baca SelengkapnyaVidio berhasil mengalahkan platform OTT global dan regional
Baca Selengkapnya