Target Raup Dana IPO Rp 33 M, COCO Ingin Bangun Pabrik Baru
Merdeka.com - Saham PT Wahana Interfood Nusantara (COCO) resmi dicatatkan dan diperdagangkan (Initial Public Offering/IPO) di Bursa Efek Indonesia (BEI), pada hari ini. Perusahaan yang memproduksi cocoa dan cokelat berkualitas premium tersebut menjadi emiten ketujuh di BEI tahun 2019 atau perusahaan tercatat ke-625.
Harga Penawaran Umum Perdana saham COCO ditetapkan sebesar Rp 198 per unit. Adapun jumlah saham perseroan yang dilepas ke publik mencapai 168 juta unit.
Angka tersebut sebesar 33,07 persen dari modal disetor dan ditempatkan COCO setelah IPO. Dari aksi korporasi ini, perseroan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 33,264 miliar.
-
Apa yang dicapai oleh saham BBRI sejak IPO? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan saat IPO.
-
Siapa pemilik COCO Group Bali? I Nengah Natyanta merupakan pemilik salah satu ritel besar di Bali bernama COCO Group Bali, yang berada di bawah naungan PT. Bali Pawiwahan atau Coco Group.
-
Kenapa saham BRI naik 61,5 kali lipat? Apabila mempertimbangkan stock split dan right issue, sampai dengan saat ini, tercatat saham BBRI telah naik 61,5 kali lipat apabila dibandingkan dengan harga pada saat IPO.
-
Kapan pabrik cokelat itu beroperasi? Pabrik cokelat ini beroperasi pada abad ke-19, seperti dikutip dari Miami Herald, Kamis (15/2).
-
Bagaimana pabrik cokelat itu ditemukan? Saat ini para arkeolog sedang mengeksplorasi reruntuhan bangunan kuno tersebut dan menemukan sejumlah artefak.
-
Dimana Pabrik Coca Cola di Pasar Baru berada? Mengutip YouTube Candrian Attahiyyat yang mengulas seputar sejarah, diketahui keberadaan pabrik minuman kola ini berada di kawasan Pasar Baru, Kota Jakarta Pusat. Di sana, banyak berdiri ruko-ruko mulai dari pakaian, kebutuhan pokok sampai makanan dan minuman yang salah satunya adalah pabrik minuman soda kola.
Pada IPO ini, saham perseroan naik 138 poin atau 69,7 persen ke level Rp 336 dari harga IPO Rp 198. Saham COCO ditransaksikan sebanyak 5 kali dengan volume sebanyak 9 lot dan menghasilkan nilai transaksi Rp 302.400.
"Sebesar 23,03 persen dana IPO akan digunakan untuk uang muka pembelian tanah. Sebesar 61,16 persen dimanfaatkan sebagai uang muka pembelian mesin baru. Sisanya 15,81 persen untuk uang muka pembangunan pabrik baru," ujar Direktur Utama Wahana Interfood Nusantara Reinald Siswanto di Jakarta, Rabu (20/3).
Dia menambahkan, perseroan juga akan menawarkan waran seri I sebanyak 56 juta unit dengan harga pelaksanaan Rp 400 per unit. Setiap pemegang tiga saham akan memperoleh satu waran seri I. Dari penawaran waran seri I tersebut, WIN nantinya akan memperoleh tambahan modal sebesar Rp 22,4 miliar.
Dalam aksi korporasi ini, COCO menunjuk PT UOB Kay Hian Sekuritas sebagai perusahaan penjamin emisi efek. COCO mencatat aset sebesar Rp 158 miliar per September 2018, naik 58,3 persen, dari Rp 99,8 miliar per September 2017.
Sementara pendapatan COCO tercatat Rp 115,1 miliar per September 2018, naik 5,04 persen dari Rp 109,3 miliar per September 2017. COCO mencatat peningkatan laba 5,3 persen menjadi Rp 17,8 miliar, dari Rp 16,9 miliar per September 2017.
"Laba Desember 2018 sekitar Rp 3 miliar dan tahun ini laba kami targetkan Rp 3 miliar. Untuk penjualan akhir 2018 sekitar Rp 152 miliar dan target penjualan 2019 Rp 178,1 miliar," tandasnya.
Saham COCO terkena penolakan otomatis (auto rejection) oleh Jakarta Automated Trading System (JATS), lantaran kenaikan harga saham melebihi ketentuan persentase tertinggi harian khusus saham IPO sebesar 70 persen.
Reporter: Bawono Yadika Tulus
Sumber: Liputan6
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Inarno bilang pasar saham domestik sampai dengan 28 Maret 2024 melanjutkan trend penguatan.
Baca SelengkapnyaDana IPO akan digunakan perseroan untuk setoran modal ke anak usaha.
Baca SelengkapnyaDalam IPO, perseroan menawarkan sebanyak 570 juta saham biasa atau setara 14,44 persen.
Baca SelengkapnyaOversubscription IPO yang mencapai 12,9 kali menunjukkan kepercayaan investor terhadap ISEA ke depannya.
Baca SelengkapnyaAdhi Kartiko (NICE) jadi pembuka IPO raksasa di 2024.
Baca SelengkapnyaCinema XXI akan menawarkan sebanyak-banyaknya 8,33 miliar saham baru, dengan harga penawaran saham berkisar Rp270-Rp288 per saham.
Baca SelengkapnyaSelain Bursa CPO, akan ada komoditas lain untuk masuk ke perdagangan di antaranya, nikel, kakao, karet hingga kopi.
Baca SelengkapnyaIHSG juga tercatat menguat sebesar 1,18 persen dengan non-resident membukukan net buy sebesar Rp18,92 triliun.
Baca SelengkapnyaSaham Newport Marine Services ditawarkan pada harga Rp100 per saham dan mengalami oversubscribed sebanyak 60,51 kali dari jumlah saham yang ditawarkan.
Baca SelengkapnyaDari nominal tersebut, salah satunya berasal penggalangan dana dari penawaran saham perdana mencapai Rp4,39 triliun.
Baca SelengkapnyaDalam operasinya, pabrik PepsiCo akan menerapkan prinsip berkelanjutan dengan menggunakan 100 persen sumber listrik terbarukan.
Baca SelengkapnyaProyek PT LCI mencakup pembangunan fasilitas petrokimia untuk memproduksi polypropylene serta produk hilir lainnya seperti butadiene, dan BTX.
Baca Selengkapnya