Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tarif listrik naik, BPS perkirakan Mei 2016 akan terjadi inflasi

Tarif listrik naik, BPS perkirakan Mei 2016 akan terjadi inflasi Ilustrasi PLN. ©2014 Merdeka.com

Merdeka.com - PT PLN (Persero) menetapkan tarif listrik nonsubsidi bagi 12 golongan pelanggan pada Mei 2016 mengalami kenaikan antara Rp 7 hingga Rp 10 per kWh. Kenaikan tarif terjadi karena PLN sudah mengikuti mekanisme tarif adjustment.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS), Sasmito Hadi Wibowo mengatakan, kenaikan tarif listrik tersebut diperkirakan akan menyebabkan inflasi pada Mei 2016. Padahal, BPS mencatat pada April 2016 mengalami deflasi hingga 0,46 persen.

"(Deflasi pada Mei 2016) Sepertinya bakal susah karena Mei ada kenaikan tarif listrik. Masa-masa libur juga sudah lewat," kata Sasmito di gedung BPS, Jakarta, Senin (2/5).

Dia berharap, inflasi pada Mei tidak akan lebih besar dari bulan-bulan sebelumnya. Dengan adanya deflasi pada April, bisa mencegah inflasi yang tinggi di bulan Mei. "Kita berharap inflasi kecil saja," imbuhnya.

Sebelumnya, Kepala Divisi Niaga PLN Benny Marbun mengatakan, kenaikan tarif listrik terutama dikarenakan peningkatan harga minyak mentah Indonesia (Indonesia crude price/ICP).

"Selain itu, inflasi juga naik. Sementara, nilai tukar Rupiah terhadap USD mengalami penguatan, sehingga menahan kenaikan tarif listriknya," katanya seperti ditulis Antara, Minggu (1/5).

Menurut dia, ICP Maret 2016, sebagai acuan tarif listrik Mei 2016, tercatat USD 34,19 per barel atau mengalami kenaikan USD 5,27 per barel dibandingkan Februari 2016 sebesar USD 28,92 per barel.

Inflasi pada Maret 2016 juga mengalami kenaikan 0,28 persen dari sebelumnya Februari 2016 sebesar -0,09 persen menjadi Maret 2016 sebesar 0,19 persen.

Sedangkan, nilai tukar Rupiah terhadap USD pada Maret 2016 mengalami penguatan Rp 322 dari Februari 2016 sebesar Rp 13.889 per USD menjadi Maret 2016 sebesar Rp 13.194 per USD.

Benny merinci, tarif listrik pada Mei 2016 di tegangan rendah (TR) naik Rp 10/kWh dari April 2016 sebesar Rp 1.343/kWh menjadi Mei 2016 sebesar Rp 1.353/kWh.

Tarif TR adalah untuk tujuh golongan pelanggan yakni R1/1.300 VA, R1/2.200 VA, R2/3.500-5.500 VA, R3/6.600 VA ke atas, B2/6.600-200 kVA, P1/6.600-200 kVA, dan P3.

Lalu, tarif listrik tegangan menengah (TM) naik Rp8/kWh dari April 2016 sebesar Rp 1.033/kWh menjadi Mei 2016 sebesar Rp 1.041/kWh. Tarif TM terdapat tiga golongan yakni B3/>200 kVA, I3/>200 kVA, dan P2/>200 kVA.

Sedangkan, tarif listrik tegangan tinggi (TT) naik Rp 7/kWh dari April 2016 sebesar Rp 925/kWh menjadi Mei 2016 sebesar Rp 932/kWh. Tarif TT adalah untuk satu golongan yakni I-4/30 MVA ke atas.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Rupiah Terus Anjlok, Siap-Siap Harga BBM Non Subsidi Naik Bulan Depan
Rupiah Terus Anjlok, Siap-Siap Harga BBM Non Subsidi Naik Bulan Depan

Kebutuhan akan dolar cukup tinggi untuk impor dan sebagainya.

Baca Selengkapnya
Ternyata, Ini Biang Kerok Buat Anggaran Perlindungan Sosial Membengkak Setiap Tahun
Ternyata, Ini Biang Kerok Buat Anggaran Perlindungan Sosial Membengkak Setiap Tahun

kenaikan anggaran perlinsos tahun ini utamanya disumbang lebih besar oleh kenaikan anggaran subsidi energi dan pergerakan nilai tukar Rupiah.

Baca Selengkapnya
Tanda-Tanda Harga BBM Bakal Naik Awal Bulan Depan
Tanda-Tanda Harga BBM Bakal Naik Awal Bulan Depan

Kenaikan harga BBM ditopang kebutuhan akan dolar cukup tinggi untuk impor dan sebagainya.

Baca Selengkapnya
Rupiah Terus Melemah, Harga BBM Pertamax Diprediksi Naik Awal Bulan Depan
Rupiah Terus Melemah, Harga BBM Pertamax Diprediksi Naik Awal Bulan Depan

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat berjanji akan menghitung dan mempertimbangkan kemampuan fiskal negara terkait potensi kenaikan harga BBM.

Baca Selengkapnya
PPN Naik Jadi 12 Persen, Hidup Masyarakat Kelas Menengah Semakin Sulit
PPN Naik Jadi 12 Persen, Hidup Masyarakat Kelas Menengah Semakin Sulit

Dampak tarif PPN 12 persen dapat mendorong ekonomi masyarakat kelas menengah kian sulit hingga mengurangi belanjanya.

Baca Selengkapnya
Gara-Gara Rupiah Terus Melemah, Subsidi BBM hingga Listrik Membengkak
Gara-Gara Rupiah Terus Melemah, Subsidi BBM hingga Listrik Membengkak

Kenaikan BBM non subsidi merupakan keniscayaan di tengah anjloknya rupiah.

Baca Selengkapnya
Harga Minyak Dunia Meroket, Menteri Arifin Jawab Kemungkinan BBM Pertalite Naik
Harga Minyak Dunia Meroket, Menteri Arifin Jawab Kemungkinan BBM Pertalite Naik

Arifin tak menapikkan jika kenaikan harga minyak mentah dunia bakal semakin membebani pemerintah memberikan subsidi untuk sejumlah produk BBM.

Baca Selengkapnya
Orang Dekat Prabowo Tak Setuju Rencana PPN Naik 12 Persen: Bisa Membahayakan Ekonomi
Orang Dekat Prabowo Tak Setuju Rencana PPN Naik 12 Persen: Bisa Membahayakan Ekonomi

Kenaikan PPN menjadi 12 persen ini akan berdampak pada meroketnya harga berbagai barang.

Baca Selengkapnya
PPN Naik Jadi 12 Persen, Harga Elektronik, Fesyen Hingga Otomotif Jadi Lebih Mahal Tahun Depan
PPN Naik Jadi 12 Persen, Harga Elektronik, Fesyen Hingga Otomotif Jadi Lebih Mahal Tahun Depan

Pengenaan pajak pada sejumlah barang berwujud yang meliputi elektronik, fesyen hingga otomotif akan berdampak pada penjualan.

Baca Selengkapnya
Konsumsi Naik, Subsidi Listrik di 2024 Membengkak Jadi Rp75,8 Triliun
Konsumsi Naik, Subsidi Listrik di 2024 Membengkak Jadi Rp75,8 Triliun

Dalam RAPBN 2024, subsidi dan kompensasi untuk BBM, gas Elpiji dan listrik sebesar Rp329,9 triliun.

Baca Selengkapnya