Tekan Defisit, Kemendag Didorong Perluas Pasar Ekspor
Merdeka.com - Pemerintah Indonesia diminta untuk terus mendorong ekspor berbagai produk maupun komoditas ke China. Sebab, gap nilai perdagangan antara Indonesia dan China semakin membesar, disinyalir sebagai imbas perang dagang antara negara tersebut dan Amerika Serikat.
Padahal, potensi pasar China dinilai sangat besar karena jumlah penduduknya terbanyak. Menteri Perdagangan diminta lebih aktif melakukan lobi-lobi dengan China.
Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus mengatakan, Indonesia juga masih memiliki banyak produk dan komoditas yang bisa meningkatkan nilai ekspor Indonesia.
-
Mengapa Indonesia surplus perdagangan dengan Malaysia? 'Kalau dihitung bulan, lebih dari 48 bulan kita surplus terus, Alhamdulillah,' ucap Didi Sumedi Sidoarjo saat melepas ekspor perdana produk kosmetik PT Wahana Kosmetika Indonesia (WKI) ke Malaysia.
-
Bagaimana kemendag meningkatkan hubungan dagang antar negara? Dalam pertemuan tersebut, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono.
-
Kenapa impor tekstil dari China meningkat? Menteri Perdagangan, Zulkifli Hasan menyebut perang dagang antara kedua negara itu menyebabkan over kapasitas dan over supply di China, yang justru malah membanjiri Indonesia.
-
Apa kerja sama utama yang dibahas dalam forum bisnis Indonesia-Tiongkok? 'Tiongkok menjadi sangat penting bagi Indonesia karena menjadi investor terbesar nomor 2 dan mitra dagang nomor 1. Diharapkan kerja sama akan terus ditingkatkan untuk kemajuan kedua negara,'
-
Apa target perdagangan Indonesia dan Selandia Baru? “Indonesia dan Selandia Baru memiliki target nilai perdagangan sebesar NZD 4 miliar pada 2024. Saya optimistis target tersebut dapat tercapai karena tren nilai perdagangan kedua negara selalu tercatat tumbuh positif,“ kata Mendag Zulkifli Hasan.
-
Kenapa perdagangan Inggris di Nusantara kacau? Aktivitas perdagangan Inggris di Nusantara pun mengalami kekacauan mulai dari tubuh perserikatan dagangnya sampai komoditas yang dijual juga tidak ada harganya.
"Iya jadi sebenarnya masih bisa diupayakan dengan berbagai strategi. Jadi yang namanya berdagang atau bekerja sama itu dalam hal ini kita konteksnya bersaing, jadi produknya yang bersaing," ujar Heri di Jakarta.
Heri menambahkan bahwa pemerintah bisa mengidentifikasi produk atau komoditas mana saja dari Indonesia yang bisa dioptimalkan produksinya sehingga bisa meningkatkan nilai ekspor. Menurutnya, optimalisasi produksi dapat menekan nilai defisit Indonesia terhadap perdagangan dengan China yang pada tahun 2018 meningkat hingga hampir setengahnya.
Menurut catatan Kementerian Perdagangan (Kemendag), nilai defisit perdagangan Indonesia terhadap China pada tahun 2018 mencapai USD 18,40 miliar. Angka ini terpantau meningkat sekitar 45 persen dibandingkan defisit perdagangan Indonesia terhadap China pada 2017 yang hanya senilai USD 12,68 miliar.
Nilai ekspor Indonesia ke China pada periode Januari hingga April 2019 juga terpantau turun dibandingkan capaian ekspor periode sama tahun sebelumnya, yakni dari USD 11,13 miliar menjadi USD 10,34 miliar.
Sementara nilai impor Indonesia dari China pada tahun 2018 meningkat 27,31 persen (yoy) dari USD 35,76 miliar pada tahun 2017 menjadi USD 45,53 miliar pada tahun 2018.
"Artinya mereka (China) nggak apa-apa, kitanya yang apa-apa. Artinya dengan ada perang dagang, China bisa cari pasar alternatif selain ke Amerika Serikat. Mereka (China) ke Indonesia, India, dan negara lainnya," sambung Heri.
Kesempatan berbeda, Kementerian Perdagangan konsisten untuk memperluas ekspor ke pasar nontradisional untuk meningkatkan ekspor nonmigas antara lain melalui misi dagang, promosi ekspor maupun pembentukan perjanjian bilateral.
"Hingga semester I tahun 2019, sejumlah langkah telah dilaksanakan Kemendag terkait pengembangan ekspor, di antaranya pelaksanaan kegiatan-kegiatan promosi dagang terpadu ke sejumlah negara," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda seperti dikutip dari Antara.
Beberapa upaya dilakukan, misalnya menggelar misi dagang, promosi dagang, hingga kerja sama penugasan khusus pembiayaan ekspor ke negara-negara di kawasan Afrika, Asia Selatan dan Timur Tengah, Selandia Baru, dan Turki.
Dalam jangka pendek, kebijakan peningkatan ekspor dilakukan melalui pemilihan komoditas ekspor unggulan, mengurangi biaya dan simplifikasi prosedural ekspor, serta diplomasi ekonomi dan peningkatan akses pasar.
Terkait upaya peningkatan ekspor melalui pemilihan komoditas ekspor unggulan, saat ini pemerintah telah menetapkan sektor unggulan berorientasi ekspor yang diklasifikasi dalam dua kelompok.
Kelompok pertama yakni sektor prioritas IR 4.0, yang terdiri dari industri makanan dan minuman, tekstil dan produk tekstil, elektronika, otomotif, dan kimia; serta sektor non IR 4.0, yang terdiri atas industri perikanan, permesinan umum, serta produk lainnya (kayu, karet, dan furnitur).
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-Juni 2019 mencapai 80,32 miliar dolar AS atau menurun 8,57 persen dibanding periode yang sama tahun 2018, demikian juga ekspor nonmigas mencapai 74,21 miliar dolar AS atau menurun 6,54 persen.
Nilai ekspor nonmigas tersebut menunjukkan penurunan yang terbilang relatif kecil dibandingkan periode yang sama di tahun 2018 sebesar 6,54 persen.
"Namun demikian, pemerintah tetap optimis dapat mendorong ekspor Indonesia tumbuh sesuai target dengan berbagai upaya yang telah dan akan terus dilaksanakan untuk membuka dan memperluas pasar dan pangsa pasar ekspor Indonesia," ujar Arlinda.
Selain itu, Kemendag mendorong peningkatan daya saing produk ekspor di pasar global, mendorong produk ekspor Indonesia menjadi bagian dari Global Value Chain; serta mendorong peningkatan ekspor produk bernilai tambah tinggi.
(mdk/idr)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Meski demikian, situasi perdagangan ini belum menguntungkan Indonesia sebagai negara terbesar di kawasan ASEAN.
Baca SelengkapnyaTak bisa dipungkiri, China merupakan negara mitra dagang terbesar Indonesia.
Baca SelengkapnyaChina merupakan salah satu dari 3 negara yang jadi mitra dagang utama RI.
Baca SelengkapnyaSurplus perdagangan pada Juni 2024 ini diakibatkan nilai ekspor yang masih lebih tinggi daripada impor.
Baca SelengkapnyaTiga negara besar yakni Amerika Serikat, China dan Eropa dalam situasi mengendalikan dan mengelola ekonomi yang tidak mudah.
Baca SelengkapnyaSaid menyebut Trump akan menaikan bea masuk ke AS, di mana kebijakan tersebut akan berdampak ke negara-negara yang selama ini menjadi mitra.
Baca SelengkapnyaHal itu disampaikan IMF karena kekhawatiran meningkat menjelang kemungkinan terpilihnya kembali Donald Trump sebagai presiden AS dalam Pilpres 2024.
Baca SelengkapnyaKonflik bersenjata di beberapa wilayah dunia turut berpengaruh pada naiknya anggaran pertahanan sejumlah negara dari rata-rata 2 persen menjadi 3 persen.
Baca SelengkapnyaMendag Zulkifli Hasan menjelaskan, ekonomi Indonesia diproyeksi tumbuh 5,17 persen.
Baca SelengkapnyaPerlambatan ekonomi China memberikan pengaruh ke ekonomi negara lain, termasuk Indonesia.
Baca SelengkapnyaAirlangga mengatakan, Indonesia akan menjajaki kerja sama pembangunan R & D Center antara UGM dengan CNGR Co.Ltd.
Baca SelengkapnyaEkspor komoditas sawit ke Uni Eropa menurun menjadi 4,9 ton di 2020. Kemudian penurunan ekspor sawit terus terjadi di tahun 2022 menjadi 4,1 juta ton.
Baca Selengkapnya