Tekan utang asing, Wamenkeu dorong masyarakat beli obligasi negara
Merdeka.com - Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo mengakui peningkatan utang luar negeri bakal kian membebani perekonomian Indonesia.
"Kalau begini terus risiko ke fiskal Indonesia tinggi," kata Mardiasmo, Jakarta, Rabu (20/4).
Untuk mengatasi itu, dia mendorong masyarakat untuk membeli obligasi negara, baik konvensial maupun syariah.
-
Bagaimana cara melunasi utang secara efektif? Meskipun bisa memberikan kenyamanan dalam jangka pendek, utang semacam ini bisa menjadi beban finansial yang berat dalam jangka panjang. Untuk menghindari akumulasi utang yang berlebihan, segeralah melunasi utang yang ada dan jika memungkinkan, menghindari terperangkap dalam siklus utang yang berkelanjutan.
-
Dimana negara dengan utang terbesar? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Apa total utang Amerika Serikat? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Bagaimana utang negara dihitung? Data per 9 Mei 2023 mencatat, utang Amerika Serikat mencapai USD31,5 triliun atau setara Rp463.000 triliun.
-
Siapa yang bisa bantu masalah utang? Anda bisa meminta bantuan kepada seorang ahli yang mengerti kasus utang piutang.
-
Apa yang dilakukan Kemendag untuk menurunkan inflasi? 'Apa yang kemendag lakukan? kita kata kuncinya adalah turun langsung ke pasar, kita memantau secara intensif melalui SP2KP di 671 pasar di 503 kab/kota. Kalau ada pasokan terlambat kita koordinasi,' ujarnya.
"Ini kalau dilakukan bersama-sama dalam jumlah banyak maka akan bisa mengurangi utang luar negeri yang cukup tinggi."
Menurutnya, penjualan obligas sudah umum dilakukan negara maju untuk menekan peningkatan utang luar negeri.
Data Bank Indonesia menyebut, per Februari lalu, utang luar negeri Indonesia tercatat sebesar USD 311,48 miliar atau setara Rp 4.088 triliun. Naik ketimbang bulan sebelumnya sebesar USD 308,03 miliar.
Dari utang sebanyak itu, sebesar USD 141,78 miliar merupakan pinjaman pemerintah. Kemudian utang Bank Indonesia sebesar USD 5,08 miliar. Sedangkan porsi utang swasta tercatat sebesar USD 164,62 miliar.
Jika diakumulasi, utang pemerintah plus Bank Indonesia mencapai USD 146,86 miliar. Naik ketimbang Januari 2016 sebesar USD 143,40 miliar.
Sedangkan porsi utang swasta turun tipis dari bulan sebelumnya yang mencapai USD 164,63 miliar.
(mdk/yud)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Cara sederhana jika dilakukan secara masif akan sangat membantu nilai tukar rupiah ke level terbaik.
Baca Selengkapnya"Dibandingkan tahun lalu ini penurunan (penarikan utang) sangat tajam," terang Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaRasio utang pada Agustus sendiri ini di bawah batas aman 60 persen PDB sesuai Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Keuangan Negara.
Baca SelengkapnyaKemenkeu mencatat, utang jatuh tempo tersebut terdiri dari Surat Berharga Negara (SBN) Rp705,5 triliun dan pinjaman senilai Rp94,83 triliun.
Baca SelengkapnyaNaiknya utang luar negeri karena penarikan pinjaman, khususnya pinjaman multilateral, untuk mendukung pembiayaan beberapa program dan proyek.
Baca Selengkapnya"Utang itu tidak berarti kita kemudian ugal-ugalan, oleh karena itu kita harus hati-hati sekali," kata Sri Mulyani.
Baca SelengkapnyaDalam rangka menjaga agar struktur ULN tetap sehat, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan ULN.
Baca SelengkapnyaPosisi utang pemerintah relatif aman dan terkendali karena memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,98 persen.
Baca SelengkapnyaTingkat inflasi di US yang sulit turun salah satunya dipicu oleh kenaikan harga energi.
Baca SelengkapnyaRealisasi pembiayaan utang mengalami pertumbuhan yang tinggi bila dibandingkan realisasi tahun lalu, yakni sebesar 36,6 persen.
Baca SelengkapnyaBanggar DPR RI meyakini pemerintah dapat menurunkan target nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Serikat (USD) pada RAPBN 2025.
Baca SelengkapnyaKepercayaan diri dalam mengelola pasar, tergantung dengan kepercayaan pasar.
Baca Selengkapnya