Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Teknologi rumah kayu jadi jalan keluar atasi backlog perumahan

Teknologi rumah kayu jadi jalan keluar atasi backlog perumahan perumahan. ©2012 Merdeka.com/sapto anggoro

Merdeka.com - Penggunaan teknologi properti dari kayu olahan sistem knockdown alias rakit tahan rayap dan tahan api disebut dapat mengatasi angka backlog perumahan di Tanah Air. Teknologi ini dikenal lebih murah dibanding bahan material properti lainnya yang harganya makin melambung.

Arsitek Senior dan Pengamat tata kota Universitas Trisakti, Nirwono Joga mengatakan, untuk menerapkan teknologi kayu yang ramah lingkungan di sektor properti perlu digencarkan ke publik. Terdapat tiga pihak yang bertanggungjawab dalam mendukung penerapan adopsi teknologi kayu ramah lingkungan yakni pemerintah daerah, pengembang, dan arsitek.

Ketiganya, menurut Nirwono, harus mengangkat kembali dan membangun rasa bangga terhadap arsitektur lokal yang melihat sejarahnya merupakan rumah berbahan bangunan lokal ramah lingkungan, termasuk di sini kayu, bambu, batu kali.

"Pemda harus siapkan Perda yang mewajibkan mengangkat arsitektur lokal dan berbahan ramah lingkungan, pengembang dan arsitek wajib mengikutinya, kalau tidak pemda tidak memberikan IMB," kata Nirwono di Jakarta, Selasa (19/9).

Dia menambahkan, minimnya adopsi teknologi properti dan penggunaan bahan alternatif membangun rumah juga dipengaruhi oleh tidak adanya kebijakan tata ruang yang konsisten kepada masyarakat dan pengembang. Padahal, dalam membangun kawasan hunian, Kawasan Ruang Terbuka Hijau harus seimbang.

Selama ini, kata dia, konsep pengembangan kawasan di kota kawasan perkotaan belum diarahkan ke kepadatan sedang-tinggi untuk menghemat lahan, juga belum ada pembatasan rumah tapak di dalam kota dan menerapkan prinsip bangunan hijau.

Selain itu, mendesak juga dilakukan revitalisasi kawasan padat penduduk dan padat bangunan di pusat kota, dengan mendorong hunian vertikal, juga perbaikan kampung dalam kota.

"Juga perlu dilakukan pengembangan rumah tapak dengan kepadatan rendah-sedang bisa ke arah pinggiran kota dengan teknik arsitektur lokal yang seringkali lebih hemat biaya, cepat dari sisi pembangunan, dan ramah lingkungan. Contoh rumah panggung kayu dan bambu dengan teknik pengawetan tinggi sehingga bertahan lama," tuturnya.

Nirwono menegaskan, agar adopsi teknologi kayu itu bisa bertahan lama, dilakukan penguatan lingkungan seperti pelestarian hutan kayu dan hutan bambu sehingga menambah luas RTH dan memperbaiki kualitas lingkungan pemukiman. "Pada dasarnya pembangunan berkelanjutan harus diterapkan di mana pembangunan perumahan dan pemukiman harus ramah lingkungan. Dengan begitu, pada akhirnya memperbaiki kualitas lingkungan, dan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penghuninya," ujar dia.

Mengutip Laporan McKinsey Global Institute (MGI), saat ini 330 juta rumah tangga perkotaan di seluruh dunia tinggal di perumahan di bawah standar. Sementara sekitar 200 juta rumah tangga di negara berkembang tinggal di daerah kumuh.

MGI memperkirakan, pad tahun 2025 mendatang, sekitar 440 juta rumah tangga perkotaan di seluruh dunia atau setidaknya 1,6 miliar orang akan menempati perumahan yang tidak memadai, tidak aman, karena tidak punya akses finansial.

Agar prediksi MGI tak terjadi, berbagai terobosan teknologi properti harus diadopsi. Misal menggunakan produk kayu kimia tahan api non-polusi dalam bahan bangunan rumah kayu menjamin keamanan rumah yang dibangun, baik tunggal maupun multi-lantai.

Penggunaan kayu rekayasa ini juga sangat pas dengan melimpahnya pasokan kayu di Hutan Tanaman Industri. Belum lagi hutan tanaman yang ditanam kembali akan menghasilkan sumber daya kayu berkelanjutan yang terus tumbuh setiap tahunnya yang pada akhirnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan perumahan yang terus tumbuh.

Hitungan McKinsey Global Institute, rumah yang terbuat dari kayu rekayasa jauh lebih murah dibanding rumah beton dan bata dengan ukuran yang sama. Biasanya, harga akan setidaknya sekitar 30 persen lebih murah, menyadari efisiensi skala, pembuatan dan produksi otomatis, biaya pondasi lebih murah, konstruksi yang cepat dan biaya pembiayaan yang jauh lebih murah. Selain tahan api, bahan juga tahan air, tahan cuaca, tahan rayap, shock-proof dan load-bearing.

(mdk/idr)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Kayu dan Bambu Bersertifikat FSC Jadi Solusi Masalah Iklim dan Keberlanjutan Hutan dari Dunia Arsitektur
Kayu dan Bambu Bersertifikat FSC Jadi Solusi Masalah Iklim dan Keberlanjutan Hutan dari Dunia Arsitektur

Penggunaan kayu dan bambu dalam dunia arsitektur dan konstruksi masih terbatas pada aspek keindahan dibandingkan aspek kekuatannya.

Baca Selengkapnya
Target Selesai Juni 2024, Begini Konsep Rumah Dinas Menteri di IKN Nusantara
Target Selesai Juni 2024, Begini Konsep Rumah Dinas Menteri di IKN Nusantara

Dengan konsep tersebut pembangunan rumah menteri akan meminimalisir penebangan pohon.

Baca Selengkapnya
PUPR Klaim Proyek IKN Pakai Produk Ramah Lingkungan, Begini Penjelasannya
PUPR Klaim Proyek IKN Pakai Produk Ramah Lingkungan, Begini Penjelasannya

Pemerintah mengklaim proyek pembangunan IKN menggunakan material ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya
Menteri Basuki Tegaskan Pembangunan IKN Tidak Babat Hutan
Menteri Basuki Tegaskan Pembangunan IKN Tidak Babat Hutan

Dalam pembangunan IKN, Basuki menerapkan prinsip-prinsip ketat terkait kualitas, estetika, dan keberlanjutan.

Baca Selengkapnya
Kongres Diaspora ke-7, IKN Disebut Harus Jadi Kota yang Green dan Smart
Kongres Diaspora ke-7, IKN Disebut Harus Jadi Kota yang Green dan Smart

Dalam kongres tersebut, salah satu pembahasan yang diangkat yakni soal Ibu Kota Negara (IKN),

Baca Selengkapnya
Perubahan Iklim Hantui Semua Negara, Jokowi Ajak Masyarakat Tanam Pohon Sebanyak-banyaknya
Perubahan Iklim Hantui Semua Negara, Jokowi Ajak Masyarakat Tanam Pohon Sebanyak-banyaknya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyoroti kurangnya pohon dan banyaknya kendaraan di DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya
Wamen BUMN Bicara Wacana Pembentukan Kementerian Khusus Perumahan, Singgung Developer Tak Dapat Dana Bantuan Pemerintah
Wamen BUMN Bicara Wacana Pembentukan Kementerian Khusus Perumahan, Singgung Developer Tak Dapat Dana Bantuan Pemerintah

Wamen BUMN menyebut, dengan adanya kementerian ini pemerintah dan pengembang bisa lebih fokus membangun sektor hunian bagi masyarakat.

Baca Selengkapnya
Lahan Makin Sempit, Erick Thohir Minta Perumnas Bangun Rumah Bertingkat
Lahan Makin Sempit, Erick Thohir Minta Perumnas Bangun Rumah Bertingkat

Pentingnya membangun perumahan berkonsep tingkat, karena berkaitan dengan ketersediaan lahan.

Baca Selengkapnya
Pramono Anung Ingin Sulap Kantor Kecamatan di Jakarta Jadi Hunian
Pramono Anung Ingin Sulap Kantor Kecamatan di Jakarta Jadi Hunian

Calon Gubernur Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung kembali menyatakan bahwa kendala utama bagi warga memiliki rumah adalah mahalnya pembebasan lahan.

Baca Selengkapnya
Pertamina NRE–OIKN Bidik Pengembangan Solusi Berbasis Alam dan Ekosistem
Pertamina NRE–OIKN Bidik Pengembangan Solusi Berbasis Alam dan Ekosistem

Pertamina NRE dan Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) meneken perjanjian studi bersama.

Baca Selengkapnya
Wujudkan Kota Hutan Hujan Tropis yang Inklusif, Pemerintah Mulai Kegiatan Reforestasi IKN
Wujudkan Kota Hutan Hujan Tropis yang Inklusif, Pemerintah Mulai Kegiatan Reforestasi IKN

Kolaborasi ini diawali dengan perintisan pembangunan Miniatur Hutan Hujan Tropis Nusantara di Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN.

Baca Selengkapnya
Jadi Proyek Contoh Konstruksi Hijau, Ini Fakta Menarik Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan
Jadi Proyek Contoh Konstruksi Hijau, Ini Fakta Menarik Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan

Simak fakta-fakta Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan yang dirangkum merdeka.com dari beberapa sumber berikut ini.

Baca Selengkapnya