Tengah Mahal, Simak Gerak Harga Minyak Goreng Semenjak Awal Pandemi
Merdeka.com - Akhir-akhir ini harga minyak goreng di pasaran merangkak naik baik yang dijual di pasar tradisional maupun modern. Kenaikan harga tersebut dipicu meningkatnya permintaan global terhadap minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) yang digunakan sebagai bahan baku.
Berdasarkan data yang dirilis SKK Migas, pada kuartal III-2021, harga minyak brent rata-rata berkisar USD 70 per barel. Angka ini lebih tinggi dari harga jual CPO pada tahun 2020 yang pernah mencapai titik terendahnya sebesar USD 15 - USD 20 per barel. Tetapi di akhir tahun 2020 mengalami perbaikan menjadi USD 50 per barel. Dalam laporan nota keuangan pemerintah, fluktuasi harga CPO tahun 2020 disebabkan perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
Saat itu di tahun 2020, harga minyak goreng di pasar tradisional tidak mengalami gejolak. Berdasarkan Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional per 3 November 2020, harga minyak goreng tertinggi sebesar Rp 17.500 per kilogram di Gorontalo. Sedangkan harga terendah sebesar Rp 12.950 per kilogram di Bengkulu. Sementara itu harga minyak goreng di DKI Jakarta tercatat Rp 14.800 per kilogram.
-
Kenapa Kemendag genjot potensi pasar minyak goreng? 'Kunjungan lapangan tersebut menghasilkan tawaran kerja sama di bidang industri pengemasan minyak goreng Indonesia. Industri pengemasan minyak goreng Indonesia memiliki peluang yang besar untuk dipasarkan di pasar regional Timur Tengah dan Afrika,' ungkap Syahran.
-
Dimana Kemendag genjot pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Harga bahan pangan apa yang naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Bagaimana Kemendag dorong pasar minyak goreng? Kementerian Perdagangan melalui Atase Perdagangan (Atdag) Kairo terus berupaya menggenjot potensi pasar pengemasan minyak goreng Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
-
Dimana harga bahan pangan naik? Tak hanya beras, harga sejumlah bahan pangan di Jakarta terpantau merangkak naik.
-
Apa saja kebutuhan pokok yang harganya naik? Memasuki akhir November, harga sejumlah kebutuhan pokok melambung tinggi. Di pasar tradisional Boyolali, harga gula putih dan gula merah naik drastis. Kenaikan harga gula cukup tinggi hingga mencapai Rp4.000 per kilogram.
Sementara itu dalam periode yang sama, harga minyak goreng di pasar modern tertinggi sebesar Rp 19.150 per kilogram di Lampung dan terendah sebesar Rp 13.650 per kilogram di Kepulauan Bangka Belitung. Sementara di pasar modern Jakarta tercatat Rp 15.500 per kilogram.
Berdasarkan data-data tersebut, konsumsi masyarakat terhadap minyak sawit pada tahun 2020 justru mengalami penurunan. Dari data Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) tercatat pertumbuhan konsumsi minyak sawit minus 14,1 persen menjadi 6,52 juta ton dari sebelumnya di tahun 2021 sebanyak 7,59 juta ton.
Pada 2021, per tanggal 3 November, Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional mencatat harga minyak goreng di pasar tradisional tertinggi sebesar Rp 23.000 per kilogram di Gorontalo. Sedangkan harga terendah sebesar Rp 16.450 per kilogram di Jambi dan harga minyak goreng di Jakarta tercatat Rp 18.900 per kilogram.
Sementara itu, harga minyak goreng di pasar modern tertinggi sebesar Rp 23.150 per kilogram di Aceh dan harga terendah sebesar Rp 16.000 per kilogram di Kalimantan Utara. Sedangkan di Jakarta tercatat Rp 19.000 per kilogram.
Meski Mahal Tak Ganggu Konsumsi Masyarakat
Meskipun mengalami kenaikan harga, GIMNI memperkirakan konsumsi minyak kelapa sawit tahun ini bisa tumbuh 4,3 persen menjadi 6,80 juta ton. Lalu akan kembali meningkat di tahun 2022 dengan estimasi pertumbuhan menjadi 7,18 juta ton atau naik 5,6 persen.
"Kebutuhan sawit untuk makanan sudah mulai bergerak tumbuh di tahun 2021 ini dibanding tahun 2020 yang lalu," kata Direktur Eksekutif Gabungan Industri Minyak Nabati Indonesia (GIMNI) Sahat Sinaga saat dihubungi merdeka.com, Jakarta, Kamis (3/11).
Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah menilai kenaikan harga minyak goreng yang terjadi saat ini masih dalam batas wajar. Sehingga tidak akan berdampak langsung pada perekonomian nasional yang sedang memasuki fase pemulihan ekonomi akibat Covid-19.
"Kenaikan harga minyak menurut hitungan saya tidak akan terlalu besar dampaknya ke perekonomian kita," kata Piter.
Apalagi kata Pieter, kenaikan harga minyak goreng sudah berlangsung lama namun tidak banyak memengaruhi inflasi. Saat ini berdasarkan rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) inflasi Oktober masih terjaga di level rendah yakni 1,66 persen (yoy).
"Sejauh ini kenaikan harga minyak yang sudah cukup lama berlangsung belum berdampak ke inflasi Indonesia. Inflasi Indonesia masih terjaga di level yang rendah," ungkapnya.
(mdk/bim)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Permendag terkait HET MinyaKita telah diharmonisasi pada Kamis (18/7) malam.
Baca SelengkapnyaPerubahan HET MinyaKita dilakukan karena dianggap sudah tidak sesuai lagi dengan harga biaya pokok produksi yang terus mengalami perubahan.
Baca SelengkapnyaKemendag telah melakukan kajian internal untuk dua kebijakan baru terkait dengan minyak goreng, salah satunya menaikan HET MinyakKita.
Baca SelengkapnyaHarga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita naik menjadi Rp15.700 per liter.
Baca SelengkapnyaMelansir data panel harga dari Badan Pangan Nasional (Bapanas), Komoditas daging ayam ras melonjak paling tinggi.
Baca SelengkapnyaRoy menyampaikan, Aprindo tidak memiliki wewenang untuk mengatur dan mengontrol harga yang ditentukan oleh produsen bahan pokok.
Baca SelengkapnyaPada sisi lain, naiknya harga Minyakita dari Rp14.000 menjadi Rp15.500 dinilai tetap akan lebih murah dari minyak goreng kemasan premium.
Baca SelengkapnyaPenetapan HR CPO berasal dari rata-rata harga selama periode 25 Juli—24 Agustus 2024 .
Baca SelengkapnyaKenaikan HET Minyakita masih lebih rendah ketimbang harga minyak goreng premium di pasaran.
Baca SelengkapnyaSepekan jelang bulan suci Ramadan 2024, sejumlah harga pangan mengalami kenaikan.
Baca SelengkapnyaPasca pemilu ini, kenaikan harga bukan pada beras saja, tetap beberapa kebutuhan sehari-hari lainnya.
Baca SelengkapnyaSejumlah komoditas pangan rata-rata mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran Idul Fitri 2024.
Baca Selengkapnya