Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Tengah Marak, Kenali Ciri-Ciri Investasi Bodong Berkedok Arisan Online

Tengah Marak, Kenali Ciri-Ciri Investasi Bodong Berkedok Arisan Online Arisan di rumah tetap gaya dengan cat pelapis anti bocor yang berwarna HL. ©Youtube/Avian Brand

Merdeka.com - Kepala Satgas Waspada Investasi (SWI) Tongam L Tobing mengatakan, modus penipuan arisan online telah banyak menelan banyak korban, dengan nominal kerugian variatif. Masyarakat perlu memahami tujuan utama arisan adalah ajang berkumpul bagi komunitas.

"Uang yang dikumpulkan dari tiap peserta pada tiap periode tertentu diundi dan hanya untuk seru-seruan semata. Sehingga arisan bukanlah investasi, jika ada kegiatan investasi sudah pasti hanyalah investasi ilegal," kata Tongam kepada merdeka.com, Jakarta, Rabu (12/1).

Upaya SWI untuk memberantas praktik merugikan tersebut, paling utama adalah edukasi agar waspada terhadap investasi ilegal. Satgas Waspada Investasi melakukan pencegahan dan penanganan investasi ilegal dengan berbagai cara.

Langkah pertama adalah melakukan tindakan preventif. Dalam hal ini SWI aktif melakukan pemantauan kegiatan Investasi Ilegal. Kemudian, berkoordinasi dengan anggota Satgas Waspada Investasi. Lalu melakukan edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat secara berkelanjutan dengan menekankan simplifikasi pencegahan keterlibatan masyarakat.

Langkah kedua adalah melakukan tindakan represif. Tindakan represif dilakukan dengan menangani investasi ilegal sebelum banyak korban dengan menghentikan aktivitas entitas investasi ilegal. Lalu mengumumkan investasi ilegal kepada masyarakat melalui siaran pers.

"Kami juga mengajukan mengajukan blokir website, akun dan aplikasi secara rutin kepada Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia. Kemudian menyampaikan laporan informasi kepada Bareskrim Polri untuk proses penegakan hukum," jelas Tongam.

Cara Kenali Ciri-ciri Investasi Bodong Arisan Online

Tongam melanjutkan, investasi bodong berkedok arisan online bisa dikenali dengan melakukan langkah 2L yaitu Legal dan Logis. Legal artinya masyarakat perlu teliti legalitas lembaga dan produknya. Logis artinya pahami proses bisnis yang ditawarkan, apakah masuk akal, sesuai dengan kewajaran penawaran imbal hasil yang ditawarkan perbankan.

Masyarakat harus cek apakah kegiatan atau produknya sudah memiliki izin usaha dari instansi terkait atau jika sudah punya izin usaha, cek apakah sudah sesuai dengan izin usaha yang dimiliki.

"Sebab, bisa jadi hanya mendompleng izin yang dimiliki padahal kegiatan atau produknya yang dilakukan tidak sesuai dengan izinnya," kata Tongam.

Izin investasi bodong inipun tidak selalu dari OJK. Jika kegiatannya adalah perdagangan, maka izinnya dari Kementerian Perdagangan. Untuk itu, selalu pastikan kesesuaian legalitasnya.

Kemudian, pahami proses bisnis yang ditawarkan, apakah masuk akal, sesuai dengan kewajaran penawaran imbal hasil yang ditawarkan. Apabila menjanjikan imbal hasil melebihi bunga yang diberikan perbankan, bahkan tanpa risiko, penawaran tersebut patut dicek kembali.

"Dalam hal ini, kegiatan arisan dengan iming-iming imbal hasil tertentu dengan jangka tertentu perlu diwaspadai," tandas Tongam.

(mdk/bim)
Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Modus Sejoli Mahasiswa Unisba Jerat Ratusan Korban Lewat Bisnis Arisan Bodong Total Rp1,9 Miliar
Modus Sejoli Mahasiswa Unisba Jerat Ratusan Korban Lewat Bisnis Arisan Bodong Total Rp1,9 Miliar

Jika korban setor Rp1 juta dijanjikan mendapat pengembalian sebesar Rp1,2 juta.

Baca Selengkapnya
Polisi Ikut Usut Arisan Bodong Mahasiswa Unisba Rp1,9 Miliar, Korban Rugi Rp20-200 Juta
Polisi Ikut Usut Arisan Bodong Mahasiswa Unisba Rp1,9 Miliar, Korban Rugi Rp20-200 Juta

Banyak orang yang mengikuti dan menyetor uang karena dijanjikan mendapat uang tambahan dari bunga dalam jangka waktu yang tak lama.

Baca Selengkapnya
Kenali Modus dan Ciri-Ciri Investasi Ilegal, Jangan Sampai Anda Terjebak
Kenali Modus dan Ciri-Ciri Investasi Ilegal, Jangan Sampai Anda Terjebak

Untuk mewaspadai investasi ilegal, masyarakat perlu mengenali karakter dan modus investasi ilegal.

Baca Selengkapnya
Miris, Para Pejudi Online Mayoritas Terjerat Pinjol Ilegal Hingga Kasus Penipuan
Miris, Para Pejudi Online Mayoritas Terjerat Pinjol Ilegal Hingga Kasus Penipuan

PPATK menambahkan, kondisi terdesak keuangan membuat mereka nekat mengadu nasib dengan judi online.

Baca Selengkapnya
Marak Judi Online Akibat Rendahnya Literasi Keuangan
Marak Judi Online Akibat Rendahnya Literasi Keuangan

Iklan judi online membuat orang tertarik untuk masuk ke dalam aplikasi dan bermain.

Baca Selengkapnya
Polisi Ungkap Calon Tersangka Kasus Penipuan Jombingo
Polisi Ungkap Calon Tersangka Kasus Penipuan Jombingo

Polisi menyebut, korban penipuan aplikasi Jombingo diperkirakan lebih dari 1 juta orang.

Baca Selengkapnya
Waduh, Ternyata Banyak Masyarakat Terjerat Pinjol Buat Modal Judi Online
Waduh, Ternyata Banyak Masyarakat Terjerat Pinjol Buat Modal Judi Online

Hal ini diungkapkan Satgas PASTI OJK berdasarkan hasil pengalaman di lapangan.

Baca Selengkapnya
Sosiolog Ungkap Dampak Judi Online Sangat Parah
Sosiolog Ungkap Dampak Judi Online Sangat Parah

Karena itu, perlu kerja-kerja efektif dalam pencegahan dan pemberantasan judi online

Baca Selengkapnya
Waspada Penipuan Investasi Berkedok Koperasi, Begini Cara Menghindarinya
Waspada Penipuan Investasi Berkedok Koperasi, Begini Cara Menghindarinya

Hingga saat ini, praktik penipuan yang berkedok investasi bodong masih terus memakan korban. Tak sedikit korban yang merugi hingga ratusan juta.

Baca Selengkapnya
Terbongkar Modus Jual Beli Rekening Sasar Warga di Kampung, Dijual ke Bandar Judi
Terbongkar Modus Jual Beli Rekening Sasar Warga di Kampung, Dijual ke Bandar Judi

Pelaku akan menyerahkan rekening yang jumlahnya bisa ratusan kepada pengepul.

Baca Selengkapnya
OJK Sebut Kerugian Rp139 Triliun dari Investasi Ilegal
OJK Sebut Kerugian Rp139 Triliun dari Investasi Ilegal

Maraknya kejahatan di sektor keuangan digital juga dipengaruhi oleh indeks literasi keuangan di Indonesia yang masih rendah.

Baca Selengkapnya